Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pasien BPJS di unit rawat inap dan rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah Jawa Tengah Kamalo, Angelica Joanna Charity; Cokki, Cokki; Gunawan, Shirly
Jurnal Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan Vol 8 No 3 (2024): Jurnal Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmbk.v8i3.30217

Abstract

This study aims to analyze the impact of service quality on inpatient and outpatient satisfaction at the Central Java Regional General Hospital. This study uses descriptive research methods with a cross-sectional approach. The sample size was 193, taken using convenience sampling technique, and then analyzed using PLS-SEM. The results showed that service quality affects patient satisfaction in the inpatient and outpatient service unit, these findings imply that the hospital must constantly maintain and even improve the quality of service to all patients. So that patients who come to the hospital feel satisfied with the services they receive from the administration, nurses, and doctors. Apart from services, hospitals must also pay attention to the facilities in the hospital. The facilities should always be kept the facilities in good condition and clean, so they are comfortable for patients who come to the hospital. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pasien rawat inap dan rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Besar sampel, yaitu 193 yang diambil dengan menggunakan teknik convenience sampling kemudian dianalisis menggunakan PLS-SEM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas layanan memengaruhi kepuasan pasien pada unit layanan rawat inap dan rawat jalan, temuan ini menyiratkan bahwa pihak rumah sakit harus selalu menjaga bahkan meningkatkan kualitas layanan kepada seluruh pasien yang datang, sehingga pasien yang datang ke rumah sakit merasa puas dengan layanan yang diterimanya, baik dari bagian administrasi, perawat dan dokter. Selain dari layanan, rumah sakit juga harus memperhatikan fasilitas yang ada di rumah sakit tersebut tetap dalam keadaan baik dan bersih sehingga nyaman untuk digunakan oleh pasien yang datang ke rumah sakit.
Leukositosis Pada Pasien Dengan St-Elevation Myocardial Infarction, Apakah Perlu Diberikan Antibiotik ? – Laporan Kasus Kamalo, Angelica Joanna Charity; Mahbubi, Mustika
Jurnal Ners Vol. 8 No. 2 (2024): OKTOBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v8i2.26204

Abstract

Sindrom Koroner Akut (SKA) dapat menyebabkan aktivasi fase akut, yang mengawali rekrutmen leukosit ke lokasi miokardium yang mengalami infark. Peningkatan jumlah leukosit jauh lebih besar bila terdapat cedera signifikan terkait inflamasi iskemik.Kami mempresentasikan kasus ST-elevation Myocardial Infarction (STEMI) pada seorang pasien laki-laki berusia 72 tahun, dirawat di unit gawat darurat dengan keluhan nyeri dada dan sesak napas >12 jam dengan syok kardiogenik. Pemeriksaan elektrokardiogram menunjukkan elevasi segmen ST pada sadapan II, III dan aVF dengan blok AV total. Dari hasil laboratorium, terjadi peningkatan leukosit (26.000/uL) dan neutrofil (72,59 %), serta penurunan limfosit (19,80 %). Terapi optimal untuk STEMI inferior telah diberikan. Pasien ini tidak diberikan antibiotik. Pasien membaik dalam evaluasi. Acute myocardial infact (AMI) berhubungan dengan peradangan sistemik, tercermin pada peningkatan monosit darah tepi dan neutrofil. Peradangan dapat menyebabkan pecahnya plak aterosklerotik dan trombosis. Peningkatan jumlah leukosit mengikuti timbulnya gejala penyakit iskemi.. Limfosit juga mempunyai peran penting dalam memodulasi respon inflamasi pada tahapan proses aterosklerotik. Dalam keadaan akut, limfopenia merupakan temuan umum selama respon stres. Limfopenia telah dikaitkan dengan komplikasi mekanis dan kematian setelah infark miokard. Leukositosis pada SKA tidak memerlukan antibiotik untuk terapi khusus. Dalam hal ini, leukositosis akan kembali normal setelah terapi AMI optimal. Peningkatan leukosit merupakan prediktor independen kematian penyakit jantung koroner, yang mungkin mengindikasikan peran peradangan dalam patogenesis penyakit jantung koroner.
GAMBARAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS CIKUPA Atzmardina, Zita; Suaputra, Vincent; Natasha Horyono, Caitlyn Natasha; Elizabeth; Kamalo, Angelica Joanna Charity
Jurnal Serina Abdimas Vol 2 No 3 (2024): Jurnal Serina Abdimas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jsa.v2i3.32214

Abstract

Anemia is a condition where the hemoglobin concentration (Hb), erythrocyte count or hematocrit (Ht) levels are lower than normal and insufficient to meet physiological needs. WHO determines anemia if the Hb level is < 11 g/dL or Ht < 33%, as well as postpartum anemia if the Hb is < 10 g/dL. Based on WHO in 2011, the prevalence of anemia in pregnancy worldwide was 38.2%, with the highest incidence in the Southeast Asia region, namely 48.7%. Indonesia is ranked 5th with the highest anemia rate in pregnant women in the Southeast Asia region. Cikupa Health Center has a total of 2702 pregnant women in 2023, with an incidence of anemia of 306 people (11.32%). Data shows that 6 out of 10 villages experienced a significant increase in the number of anemia sufferers among pregnant women. There is a difference in the average percentage of anemia sufferers of 6.71% between December 2023 and January 2024 with a P-value of 0.06. The average knowledge of respondents is 56.17%, the attitude of respondents is 57.66%, and the behavior of respondents amounting to 65.22%. Because data is still lacking, it is recommended to hold activities that can increase knowledge and change respondents' attitudes which will result in changes in behavior. ABSTRAK Anemia merupakan kondisi dimana kadar konsentrasi hemoglobin (Hb), jumlah eritrosit atau hematokrit (Ht) lebih rendah dari normal dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan fisiologis. WHO menentukan anemia ditentukan jika kadar Hb < 11 g/dL atau Ht < 33 %, serta anemia pasca salin jika didapatkan Hb < 10 g/dL. Berdasarkan WHO pada tahun 2011, prevalensi anemia pada kehamilan di seluruh dunia adalah 38,2%, dengan kejadian paling tinggi di wilayah Asia Tenggara, yaitu 48,7%. Indonesia menduduki peringkat ke-5 dengan angka anemia tertinggi pada ibu hamil di kawasan Asia Tenggara. Puskesmas Cikupa memiliki total ibu hamil sebanyak 2702 orang di tahun 2023, dengan kejadian anemia 306 orang (11.32%). Data menunjukkan 6 desa dari 10 desa mengalami kenaikan jumlah penderita anemia pada ibu hamil yang cukup signifikan. Terdapat perbedaan rata-rata persentase penderita anemia sebesar 6,71 % antara Desember 2023 dan Januari 2024 dengan nilai P-value sebesar 0,06.Rata-rata pengetahuan responden sebesar 56, 17 %, sikap responden 57,66 %, dan perilaku responden sebesar 65,22 %. Karena data yang masih kurang tersebut, maka disarankan untuk mengadakan kegiatan yang dapat menambah pengetahuan yang dapat mengubah sikap responden yang akan berakibat perubahan perilaku.