Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ETNOMATHEMATHICS IN JAVANESE RIBBON: THE MEANING OF EVERY LOST OBJECT Rahmah, Latifah Fitriana; Untarti, Reni; Gunawan, Gunawan
International Journal of Multidisciplinary Research and Literature Vol. 3 No. 4 (2024): INTERNATIONAL JOURNAL OF MULTIDISCIPLINARY RESEARCH AND LITERATURE
Publisher : Yayasan Education and Social Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53067/ijomral.v3i4.231

Abstract

The use of Primbon in determining the meaning of lost objects reflects how local traditions and beliefs still influence the daily practices of Javanese society. This study aims to dig deeper into how Ethnomathematics is used in Javanese culture to give meaning to everyday phenomena, such as when losing objects. The research method used in this study is the descriptive qualitative method. Data were collected through observation, interviews, and literature study. The observation was conducted by observing the Javanese Primbon calculation activities in Panican Village, Kemangkon Subdistrict, Purbalingga Regency, Central Java Province, Indonesia. The interview used in this research is semi-structured with the resource person, Mr. SH. The data source in this research uses secondary data obtained by conducting a literature study of the versatile Javanese primbon book owned by R. Gunasasmita. The results of this study indicate the existence of Ethnomathematics in giving meaning to the calculation of Primbon in Javanese culture, which uses the mathematical concept of modulo 3 and 4 to determine the meaning of lost objects, such as who the thief is, gender, skin colour, and whether the lost object will be found again
Mengukur Rasa Ingin Tahu Siswa SMP Terhadap Pembelajaran Matematika Studi Analitis Rahmah, Latifah Fitriana; Nurfitriani, Dian Ageng; Kusno, Kusno
Proximal: Jurnal Penelitian Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. 7 No. 2 (2024): Menjembatani Matematika dan Pendidikan Matematika menuju Pemanfaatan Berkelanju
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/proximal.v7i2.4011

Abstract

Rasa ingin tahu merupakan salah satu aspek penting dalam pengembangan kemampuan berpikir kritis yang sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Kemampuan berpikir kritis dirujuk sebagai kemampuan untuk mengajukan pertanyaan yang mendalam, mencari jawaban, dan mengeksplorasi konsep-konsep baru secara aktif. Dalam konteks pembelajaran matematika, rasa ingin tahu menjadi penggerak utama bagi siswa untuk lebih memahami konsep dan menyelesaikan masalah dengan pendekatan yang inovatif dan kritis. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data melalui angket di SMP/MTs di Kabupaten Panican, Purbalingga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas siswa memiliki rasa ingin tahu terhadap pembelajaran matematika. Analisis menunjukkan bahwa sikap bertanya, eksplorasi lebih lanjut, dan ketertarikan mendalam dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa. Dengan demikian, pembelajaran matematika yang mendorong siswa untuk aktif bertanya dan menunjukkan ketertarikan yang mendalam dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa terhadap matematika. Sebagian besar siswa menunjukkan sikap rasa ingin tahu terhadap pembelajaran.
Mengukur Rasa Ingin Tahu Siswa SMP Terhadap Pembelajaran Matematika Studi Analitis Rahmah, Latifah Fitriana; Nurfitriani, Dian Ageng; Kusno, Kusno
Proximal: Jurnal Penelitian Matematika dan Pendidikan Matematika Vol. 7 No. 2 (2024): Menjembatani Matematika dan Pendidikan Matematika menuju Pemanfaatan Berkelanju
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/proximal.v7i2.4011

Abstract

Rasa ingin tahu merupakan salah satu aspek penting dalam pengembangan kemampuan berpikir kritis yang sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Kemampuan berpikir kritis dirujuk sebagai kemampuan untuk mengajukan pertanyaan yang mendalam, mencari jawaban, dan mengeksplorasi konsep-konsep baru secara aktif. Dalam konteks pembelajaran matematika, rasa ingin tahu menjadi penggerak utama bagi siswa untuk lebih memahami konsep dan menyelesaikan masalah dengan pendekatan yang inovatif dan kritis. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data melalui angket di SMP/MTs di Kabupaten Panican, Purbalingga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas siswa memiliki rasa ingin tahu terhadap pembelajaran matematika. Analisis menunjukkan bahwa sikap bertanya, eksplorasi lebih lanjut, dan ketertarikan mendalam dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa. Dengan demikian, pembelajaran matematika yang mendorong siswa untuk aktif bertanya dan menunjukkan ketertarikan yang mendalam dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa terhadap matematika. Sebagian besar siswa menunjukkan sikap rasa ingin tahu terhadap pembelajaran.