Banjir merupakan bencana yang sering terjadi di Kabupaten Garut, khususnya di Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk Hulu, yang menimbulkan kerugian pada sektor permukiman, pertanian, dan infrastruktur. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji debit banjir rencana serta sebaran genangan dengan menggunakan pemodelan hidrologi dan hidrodinamika. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan memanfaatkan data sekunder berupa curah hujan harian, peta penggunaan lahan, jenis tanah, dan data topografi DEM. Curah hujan wilayah dihitung dengan metode Poligon Thiessen pada tujuh stasiun hujan, di mana bobot tiap stasiun ditentukan berdasarkan luas pengaruhnya. Hasil ini digunakan untuk memperoleh curah hujan representatif sebagai input model HEC-HMS dalam perhitungan debit banjir periode ulang 2, 5, 10, 25, 50, dan 100 tahun. Debit hasil perhitungan selanjutnya dimasukkan ke dalam HEC-RAS 2D untuk memetakan luas genangan banjir secara spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas genangan meningkat seiring bertambahnya periode ulang, yaitu 1.817,53 ha (2 tahun), 2.491,46 ha (5 tahun), 2.967,92 ha (10 tahun), 3.381,14 ha (20 tahun), 3.842,21 ha (25 tahun), 4.225,16 ha (50 tahun), hingga 4.788,48 ha pada periode ulang 100 tahun. Analisis overlay dengan peta penggunaan lahan menunjukkan bahwa area yang paling luas terdampak adalah pertanian lahan kering, diikuti pertanian bercampur semak, sawah, hutan, dan permukiman. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam strategi pengendalian banjir melalui perencanaan pembangunan tanggul, normalisasi sungai, serta peningkatan kapasitas penampungan air untuk mengurangi risiko kerusakan di wilayah DAS Cimanuk Hulu.