Program Kampung BIRU (Budidaya Integratif Riparian Urban) merupakan inisiatif Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina Patra Niaga AFT Halim Perdanakusuma yang dilaksanakan di Kelurahan Cawang, Jakarta Timur, sejak tahun 2021. Program ini hadir sebagai respon terhadap kompleksitas masalah perkotaan, khususnya kerentanan sosial, ekonomi, dan lingkungan yang dialami masyarakat bantaran Sungai Ciliwung. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dampak Kampung BIRU pada tiga aspek utama, yaitu sosial, ekonomi, dan lingkungan. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, data dikumpulkan melalui observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi, kemudian dianalisis secara tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kampung BIRU memberikan dampak positif yang signifikan. Dari aspek sosial, program ini meningkatkan partisipasi masyarakat, memperkuat kohesi sosial, serta memberdayakan kelompok rentan melalui berbagai kegiatan kolektif. Dari aspek ekonomi, program membuka peluang usaha baru berbasis urban farming dan pengelolaan sampah sirkular, yang berkontribusi pada ketahanan pangan sekaligus menambah pendapatan rumah tangga. Dari aspek lingkungan, Kampung BIRU berhasil menata ulang kawasan bantaran sungai menjadi ruang hijau produktif, mengurangi volume sampah, memperbaiki kualitas ekosistem riparian, serta meningkatkan kesiapsiagaan warga terhadap banjir. Secara keseluruhan, Kampung BIRU dapat dipandang sebagai model inovasi CSR berbasis ekoriparian yang mampu menyinergikan dimensi sosial, ekonomi, dan lingkungan secara berkelanjutan. Program ini juga berkontribusi langsung terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 2 (Tanpa Kelaparan), SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), dan SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim). The Kampung BIRU (Budidaya Integratif Riparian Urban/Integrative Riparian Urban Cultivation) program is a Corporate Social Responsibility (CSR) initiative by PT Pertamina Patra Niaga AFT Halim Perdanakusuma, implemented in Cawang, East Jakarta, since 2021. This program was initiated as a response to the complex challenges of urban areas, particularly the social, economic, and environmental vulnerabilities faced by communities living along the Ciliwung River. This study aims to describe the impacts of Kampung BIRU on three main aspects: social, economic, and environmental. Using a descriptive qualitative approach, data were collected through observations, in-depth interviews, and document reviews, then analyzed thematically. The findings reveal that Kampung BIRU has generated significant positive impacts. In the social aspect, the program has strengthened community participation, enhanced social cohesion, and empowered vulnerable groups through collective initiatives. In the economic aspect, the program has created new livelihood opportunities through urban farming and circular waste management, contributing to household food security and income generation. In the environmental aspect, the program successfully revitalized the riverbank area into productive green space, reduced waste volume entering the river, improved riparian ecosystem quality, and strengthened community preparedness for flooding. Overall, Kampung BIRU demonstrates a CSR-based eco-riparian innovation model capable of synergizing social, economic, and environmental dimensions in a sustainable manner. The program also directly contributes to the achievement of the Sustainable Development Goals (SDGs), particularly SDG 2 (Zero Hunger), SDG 8 (Decent Work and Economic Growth), and SDG 13 (Climate Action).