Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pemukiman Rumah Bertiang Seribu Di Perkampungan Tua Bitombang Selayar Opu, Andi Besse
Jurnal Ilmiah Ecosystem Vol. 24 No. 2 (2024): Ecosystem Vol. 24 No 2, Mei - Agustus Tahun 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/eco.v24i2.4695

Abstract

Perkampungan yang berada di seluruh dunia sudah ada sejak zaman dahulu bahkan sampai sekarang. Adanya perkampungan yang masih mempertahankan keasliannya sebagai daerah yang dapat menarik perhatian wisatawan baik mancanegara maupun domestik. Selain itu, budaya menjadi ciri khas kebudayaan suatu perkampungan yang seklaigus menjadi kearifan lokal. Tujuan penelitian untuk membahas arti keunikan dari rumah bertiang seribu yang menjadi kearifan lokal perkampungan tua bitombang dan dijadikan sebagai tempat potensi para wisatawan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yakni melakukan studi literature dengan menggali dan mengumpulkan data potensi. Selain itu, menggunakan metode kuantitatif yakni perhitungan kebutuhan sarana dan prasarana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keunikan yang dimiliki rumah-rumah diperkampungan tua bitombang terletak pada tiang-tiang yang berdiri selama bertahun-tahun yang mencapai 10 – 20 meter yang berdiri diatas lereng gunung dengan pola sejajar tanpa ditopang oleh pondasi dan tetap kokoh. Villages around the world have existed since ancient times and even until now. The existence of villages that still maintain their authenticity as areas that can attract the attention of tourists both foreign and domestic. In addition, culture is a characteristic of a village culture which is also a local wisdom. Therefore, the author aims to discuss the meaning of the uniqueness of the thousand-pillar house which is the local wisdom of the old village of Bitombang and is used as a potential place for tourists. This study uses a qualitative method, namely conducting a literature study by exploring and collecting potential data. In addition, using a quantitative method, namely calculating the need for facilities and infrastructure. The results of this study indicate that the uniqueness of the houses in the old village of Bitombang lies in the pillars that have stood for years reaching 10-20 meters which stand on the mountain slope with a parallel pattern without being supported by a foundation and remain sturdy.
Strategi Rancang Bangun Hemat Energi Rumah Sakit Plamonia Kota Makassar Mustafa, Syamsuddin; Asnur, Syamfitriani; Opu, Andi Besse
Jurnal Ilmiah Ecosystem Vol. 25 No. 2 (2025): Ecosystem Vol. 25 No 2, Mei - Agustus Tahun 2025
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/eco.v25i2.6914

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan energi dan potensi penerapan desain hemat energi pada bangunan rumah sakit. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif melalui survei kuesioner kepada pengguna gedung serta observasi langsung terhadap kondisi fisik bangunan. Hasil studi menunjukkan bahwa konsumsi energi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kondisi iklim, orientasi bangunan, kualitas lingkungan sekitar, dan karakteristik selubung bangunan. Observasi pada RS Pelamonia mengungkapkan bahwa gedung tersebut belum menerapkan prinsip desain hemat energi, baik dari segi orientasi bangunan, desain fasad, maupun sistem bukaan. Data dari kuesioner juga mendukung temuan tingginya konsumsi energi oleh pengguna. Sebagai solusi, desain hemat energi yang direkomendasikan meliputi orientasi bangunan ke arah utara-selatan, penggunaan second skin façade, dan penerapan ventilasi silang. Dengan penerapan konsep ini, bangunan rumah sakit dapat tetap beroperasi secara optimal dengan konsumsi energi yang lebih efisien, tanpa mengorbankan kenyamanan dan nilai estetika bangunan. This study aims to assess its energy consumption and explore the potential application of energy-efficient design strategies in hospital buildings. A quantitative approach was employed, involving questionnaire surveys with building users and direct observations of the building’s physical conditions. The findings indicate that energy consumption is influenced by several factors, including climate conditions, building orientation, surrounding environmental quality, and building envelope characteristics. Observations at Pelamonia Hospital show that the building has not yet applied energy-efficient design principles in terms of orientation, façade design, or opening systems. The questionnaire data further confirm high energy consumption among users. As a solution, the recommended strategies include orienting the building along the north–south axis, applying a second-skin façade, and incorporating cross ventilation. Implementing these strategies would allow hospital buildings to operate optimally with greater energy efficiency, without sacrificing comfort or aesthetic value.