Abstract. This study aims to analyze the effectiveness of the PhET Simulation and Practical Method in improving students’ science process skills on the topic of renewable energy. The research employed a quantitative approach using a pretest–posttest group design involving two tenth-grade classes. Class XE1 received treatment using PhET simulations, while class XE2 conducted hands-on practical activities. Data were collected through pretests and posttests consisting of indicators such as observing, interpreting, communicating, planning, predicting, evaluating, processing data, and drawing conclusions. The results show that both classes experienced an increase in science process skills, with PhET simulations showing improvement of lower-achieving students and practicum generating more evenly distributed learning outcomes. Descriptive statistical analysis, including mean, median, mode, standard deviation, highest and lowest scores, revealed significant improvements in both groups. Overall, the study concludes that both methods are effective, with PhET simulations excelling in conceptual visualization while practicum strengthens concrete scientific experience. Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas Simulasi PhET dan metode Praktikum dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada materi energi terbarukan. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain pretest–posttest group design pada dua kelas X. Kelas XE1 diberi perlakuan menggunakan simulasi PhET, sedangkan kelas XE2 melakukan kegiatan praktikum. Data diperoleh melalui tes pretest dan posttest yang mencakup indikator mengamati, menafsirkan, mengomunikasikan, merencanakan, memprediksi, mengevaluasi, memproses data, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua metode mampu meningkatkan keterampilan proses sains, dengan simulasi PhET lebih efektif bagi siswa berkemampuan awal rendah, sedangkan praktikum menghasilkan peningkatan yang lebih merata. Analisis statistik deskriptif berupa mean, median, modus, standar deviasi, nilai tertinggi, dan nilai terendah menunjukkan peningkatan signifikan pada kedua kelas. Secara keseluruhan, penelitian menyimpulkan bahwa kedua metode efektif, di mana simulasi unggul pada visualisasi konsep, sementara praktikum menguatkan pengalaman ilmiah nyata.