Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENDAMPINGAN DENGAN PENDEKATAN KDEPE DALAM PENGEMBANGAN TAMAN TEMATIK LIANA DI KEBUN RAYA GIANYAR I Nengah Suka Widana; I Gusti Ayu Rai; I Wayan Suanda; Ni Nyoman Parmithi; Putu Ryan Widyastaguna
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Widya Mahadi Vol. 4 No. 1 (2023): Desember 2023
Publisher : LP3M Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59672/widyamahadi.v4i1.3387

Abstract

Since its soft opening on July 17 2017, the Gianyar Botanical Gardens has built several thematic parks, namely the upakara thematic park, liana thematic park, and other parks currently under construction. The liana thematic park is one of the thematic parks that is being developed based on the potential diversity of liana plant types that already exist in the KRG. The main problems addressed in mentoring activities in the development of liana thematic gardens are lack of access arrangements to liana thematic park, minimal collection of plant types, minimal information about liana thematic park, and lack of supporting hardscape facilities to increase liana thematic park capacity. Implementation of activities from 29 September to 1 October 2022, by applying the KDEPE approach (Coordination, Documentation, Evaluation, Common Perception and Execution). The results achieved are (a) entry access to the liana thematic park is more organized, making it easier for visitors; (b) there was an increase in the number of liana plant collections based on their types (initial 12 after assistance became 21 types). (c) There is information regarding collection of liana plants with scientific name labels and the writing of a book entitled Liana Botanical Gardens Gianyar.
Studi Pemanfaatan Bambu Berdasarkan Filososofi Tri Hita Karana Pada Era Millenial Putu Ryan Widyastaguna; I Nengah Suka Widana; Ni Nyoman Parmithi; N. Putri Sumaryani
SEMBIO: Prosiding Seminar Nasional Biologi dan Pendidikan Biologi Vol. 2 (2023): SEMBIO: Prosiding Seminar Nasional Biologi dan Pendidikan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59672/sembio.v2.3780

Abstract

Abstract. The aim of the research is to determine the behavioral tendencies of Balinese people in the millennial era regarding their understanding and behavior in using bamboo for life based on the Tri Hita Karana philosophy. This type of quantitative descriptive research, data acquisition using survey techniques, on purposive samples throughout Bali. Research data was analyzed using quantitative descriptive statistics. The results of the research show that in the palemahan field, the tradition of using bamboo materials is still very strong, namely 24.17% very often; often as much as 48.9%, and rarely as much as 21.1%. So as many as 94.1% of people still use bamboo. In the Pawongan sector, especially for medicine, there are still many people who do not know that bamboo material can be used as medicine. From the respondents' answers, 37.41% said they didn't know, or rarely used it. Meanwhile, in the field of parahyangan, the use of bamboo is still very large, namely 100%, meaning that the tradition of using bamboo is still very strong among the Balinese people.
KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI BERBASIS ETNOBIOPEDAGOGI (KAJIAN TEORITIS) I Nengah Suka Widana; Putu Ryan Widyastaguna; Ni Nyoman Parmithi; N. Putri Sumaryani
SEMBIO: Prosiding Seminar Nasional Biologi dan Pendidikan Biologi Vol. 3 (2024): SEMBIO : Prosiding Seminar Nasional Biologi dan Pendidikan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59672/sembio.v3.4572

Abstract

The research objectives are to (1) define the basic concepts of ethnobiopedagogy, (2) determine the relevance of local wisdom in preserving biodiversity, (3) determine strategies and forms of integration of ethnobiopedagogy in education and conservation. (4) to find out the challenges and opportunities in its implementation. To achieve this goal, a theoretical literature review was carried out using sources relevant to material on the conservation of biological natural resources based on ethnobiopedagogy (ethnobiology, pedagogy). Conclusions from the theoretical study include: (a) Ethnobiopedagogy is a strategy, an innovative approach in the conservation of biological resources that focuses on the field of education by integrating ethnic values, pedagogy and biology. (b) Local wisdom in preserving biodiversity has very strong and deep relevance. (c) Integration of Ethnobiopedagogy in Education and Conservation, as an intersection of at least three components, namely formal and non-formal education; forms of local wisdom traditions that still exist; and use of Information and Communication Technology. (d) Challenges in implementing Ethnobiopedagogy, namely low human resources, lack of curriculum integration, and the threat of modernization to local wisdom practices.
ANALISIS EMOSIONAL MASYARAKAT TERHADAP TAGAR #KABURAJADULU DI TWITTER MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR MACHINES Adhi Paramartha; Putu Ryan Widyastaguna; Made Kenak Dwi Adnyana
Integrative Perspectives of Social and Science Journal Vol. 2 No. 04 September (2025): Integrative Perspectives of Social and Science Journal
Publisher : PT Wahana Global Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Media sosial, khususnya Twitter, menjadi ruang utama bagi masyarakat untuk mengekspresikan opini dan kondisi emosionalnya secara real-time. Salah satu fenomena yang mencuat adalah penggunaan tagar #KaburAjaDulu, yang populer di kalangan masyarakat Indonesia sebagai simbol pelarian emosional dari tekanan hidup, pekerjaan, relasi sosial, hingga kondisi ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis emosi publik terhadap tagar tersebut dengan menggunakan metode Support Vector Machines (SVM). Data yang digunakan berupa 1.200 tweet yang dikumpulkan melalui Twitter API pada periode Februari–Juni 2025. Proses analisis dilakukan melalui tahapan preprocessing teks (cleaning, case folding, tokenizing, normalisasi, filtering, dan stemming), pemilihan fitur berbasis lexicon-based, serta pembobotan kata menggunakan raw term frequency. Hasil analisis menunjukkan bahwa sentimen negatif mendominasi (58%), sedangkan netral sebesar 27% dan positif hanya 15%. Analisis emosi lebih lanjut memperlihatkan bahwa marah (35%) dan sedih (28%) menjadi ekspresi dominan, disusul jijik (12%), takut (10%), bahagia (9%), dan terkejut (6%). Evaluasi model SVM menghasilkan akurasi rata-rata 77%, dengan performa tertinggi pada emosi marah (86%) dan sedih (83%). Temuan ini menegaskan bahwa Twitter berfungsi sebagai wadah katarsis digital, di mana masyarakat meluapkan emosi negatif sebagai respon terhadap situasi sosial yang penuh tekanan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam memahami dinamika emosional publik di media sosial, sekaligus menjadi masukan bagi pemerintah dan pembuat kebijakan untuk merumuskan strategi komunikasi yang lebih responsif terhadap kondisi psikologis masyarakat.
Studi Pemanfaatan Bambu Berdasarkan Filosofi Tri Hita Karana Pada Era Milenial Putu Ryan Widyastaguna; I Nengah Suka Widana; Ni Nyoman Parmithi; N. Putri Sumaryani; Anak Agung Istri Mirah Dharmadewi
Emasains : Jurnal Edukasi Matematika dan Sains Vol. 13 No. 2 (2024): September 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Matematika dan Pendidikan Biologi Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59672/emasains.v13i2.3592

Abstract

Tujuan penelitian, untuk mengetahui kecendrungan perilaku masyarakat Bali pada era millennial tentang pemahaman dan perilakunya dalam memanfaatkan bambu untuk kehidupan berdasarkan filosofi Tri Hita Karana. Jenis penelitian deskriptif kuantitatif, perolehan data dengan teknik survei, terhadap sampel purposive di seluruh Bali. Data penelitian dianalisis dengan statistic deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam bidang palemahan tradisi pemanfaatan material bambu masih sangat kuat yaitu sebanyak 24.17% sangat sering; sering sebanyak 48,9%, dan jarang sebanyak 21,1%. Jadi sebanyak 94,1% masyarakat masih menggunakan bambu. Bidang pawongan, khususnya untuk pengobatan masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui bahwa material bambu dapat digunakan sebagai obat dari jawaban responden sebanyak 37,41% menyatakan tidak tahu, atau jarang digunakan. Sedangkan pada bidang parahyangan penggunaan bambu masih sangat banyak yaitu sebesar 100%, artinya tradisi penggunaan bambu masih sangat kuat di kalangan masyarakat Bali.