Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

THE BIODIVERSITY OF GASTROPODS IDENTIFIED IN THE MANGROVE FOREST OF BABAN VILLAGE, GAPURA DISTRICTS SUMENEP REGENCY AS THE RESOURCE OF LEARNING BIOLOGY Romdhani, Ahmad Mundzir; Sukarsono, Sukarsono; Susetyarini, Rr. Eko
Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia Vol 2, No 2 (2016): JULY
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.029 KB) | DOI: 10.22219/jpbi.v2i2.3687

Abstract

Gastropoda merupakan hewan yang bergerak dengan menggunkan perutnya (gaster= perut dan podos=kaki) yang saat ini mulai terancam keberadaannya karena rusaknya ekosistem hutan mangrove karena konversi lahan, dampak ekologis yang ditimbulkan adalah mengganggu keseimbangan ekosistem hutan mangrove. Masalah lain adalah kurangnya informasi tentang keanekaragaman Gastropoda khususnya di daerah terpencil, salah satu daerah terpencil yang belum diteliti adalah Desa Baban Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep.Penelitian ini berujuan untuk mengetahui keanekaragaman Gastropoda hutan mangrove. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 17-24 April 2016 pada saat air surut dengan metode random sampling dengan menggunakan transek kuadrat. Data dikumpulkan dengan melakukan observasi atau pengamatan langsung terhadap populasi yang diamati.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gastropoda yang ditemukam terdiri dari 11  jenis yaitu Nerita fulgurans, Cassidula aurisfelis, Telescopium telescopium,  Cerithidea quadrata, Ceritiopsis sp, Littroraria scabra, Raphitoma purpurea, Alvania sp, Littoraria  melanostoma,  Terebralia  sulcata, dan Littorina  sp. Struktur komunitas Gastropoda berdasarkan beberapa hal: 1) indeks kepadatan tertinggi terdapat pada spesies Terebralia sulcata (2.17 individu per meter persegi) sementara indeks kepadatan terendah adalah Nerit fulgurans (0,25 individu per meter persegi); 2) indeks nilai penting tertinggi adalah spesies Terebralia sulcata (33%) dan yang terendah adalah pada spesies spesies Nerita fulgurans (0.05%); 3) indeks keragaman termasuk dalam kategori standar yaitu antara 1,84 sampai 2,16; 4) indeks nilai kemerataan menunjukkan kemerataan pada setiap stasiun, mulai 0.77 sampai 0.90; 5) indeks dominansi menunjukkan tidak adanya dominansi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber belajar Biologi dalam bentuk booklet.
THE BIODIVERSITY OF GASTROPODS IDENTIFIED IN THE MANGROVE FOREST OF BABAN VILLAGE, GAPURA DISTRICTS SUMENEP REGENCY AS THE RESOURCE OF LEARNING BIOLOGY Ahmad Mundzir Romdhani; Sukarsono Sukarsono; Rr. Eko Susetyarini
JPBI (Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia) Vol. 2 No. 2 (2016): JULY
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jpbi.v2i2.3687

Abstract

Gastropoda merupakan hewan yang bergerak dengan menggunkan perutnya (gaster= perut dan podos=kaki) yang saat ini mulai terancam keberadaannya karena rusaknya ekosistem hutan mangrove karena konversi lahan, dampak ekologis yang ditimbulkan adalah mengganggu keseimbangan ekosistem hutan mangrove. Masalah lain adalah kurangnya informasi tentang keanekaragaman Gastropoda khususnya di daerah terpencil, salah satu daerah terpencil yang belum diteliti adalah Desa Baban Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep.Penelitian ini berujuan untuk mengetahui keanekaragaman Gastropoda hutan mangrove. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 17-24 April 2016 pada saat air surut dengan metode random sampling dengan menggunakan transek kuadrat. Data dikumpulkan dengan melakukan observasi atau pengamatan langsung terhadap populasi yang diamati.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gastropoda yang ditemukam terdiri dari 11  jenis yaitu Nerita fulgurans, Cassidula aurisfelis, Telescopium telescopium,  Cerithidea quadrata, Ceritiopsis sp, Littroraria scabra, Raphitoma purpurea, Alvania sp, Littoraria  melanostoma,  Terebralia  sulcata, dan Littorina  sp. Struktur komunitas Gastropoda berdasarkan beberapa hal: 1) indeks kepadatan tertinggi terdapat pada spesies Terebralia sulcata (2.17 individu per meter persegi) sementara indeks kepadatan terendah adalah Nerit fulgurans (0,25 individu per meter persegi); 2) indeks nilai penting tertinggi adalah spesies Terebralia sulcata (33%) dan yang terendah adalah pada spesies spesies Nerita fulgurans (0.05%); 3) indeks keragaman termasuk dalam kategori standar yaitu antara 1,84 sampai 2,16; 4) indeks nilai kemerataan menunjukkan kemerataan pada setiap stasiun, mulai 0.77 sampai 0.90; 5) indeks dominansi menunjukkan tidak adanya dominansi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber belajar Biologi dalam bentuk booklet.
Keanekaragaman Tumbuhan Herba Hutan Musim Taman Nasional Baluran Kabupaten Situbondo Jawa Timur Romdhani, Ahmad Mundzir; Farid, Ulfa Maulida
Jurnal Jeumpa Vol 10 No 2 (2023): Jurnal Jeumpa
Publisher : Department of Biology Education, Faculty of Teacher Training and Education, Samudra University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33059/jj.v10i2.8117

Abstract

Fenomena eksploitasi dan bencana alam di hutan musim secara ekologis dapat merugikan, karena dapat menurunkan kualitas ekosistem. Agar kestabilan ekosistem tetap terjaga sangat ditentukan oleh keanekaragaman tumbuhan yang mampu bertahan hidup di kondisi hutan yang rusak salah satu tumbuhan yang memiliki adaptasi tinggi adalah herba. Keberadaan tumbuhan herba dapat berfungsi sebagai resapan air, penahan pukulan air hujan, mengurangi kecepatan aliran permukaan sehingga meminimalisir bahaya erosi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman herba di hutan musim Taman Nasional Baluran, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Metode yang digunakan adalah dengan pengamatan secara langsung dengan menggunakan metode belt transek dengan ukuran plot 10×10 m. Dengan jarak antar plot 50 m. Keanekaragaman herba di hutan musim Taman Nasional Baluran masuk dalam kategori sedang dengan nilai H' sebesar 2.292. Indeks Nilai Penting jenis herba yang paling tinggi, yaitu spesies Aerva javanica sebesar 27.2% dan Eleusine indica 26.37%. Komunitas herba di hutan musim Taman Nasional Baluran adalah Amaranthapoaceae.
Efektivitas Ekstrak Tempe Kedelai Hitam terhadap Kadar Interleukin 6 pada Tikus Wistar Diabetes Mellitus Tipe 2 Farid, Ulfa Maulida; Romdhani, Ahmad Mundzir; Khalil, Muhammad
Jurnal Jeumpa Vol 10 No 2 (2023): Jurnal Jeumpa
Publisher : Department of Biology Education, Faculty of Teacher Training and Education, Samudra University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33059/jj.v10i2.8118

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas tempe kedelai hitam terhadap kadar IL-6 pada tikus diabetes mellitus tipe 2. Sebanyak 20 tikus terbagi menjadi 4 kelompok perlakuan yaitu normal (N), diabetes mellitus (K-), glibenclamid (K+), ekstrak tempe kedelai hitam (P1). Tikus jantan Wistar digunakan sebagai model DMT2 yang diobati dengan injeksi diet tinggi lemak (HFD) dan Streptozotosin (STZ) hingga kadar glukosa darah mencapai 200 mg/dl. Percobaan dilakukan dengan memberikan ekstrak tempe kedelai hitam selama 28 hari pada 5 tikus. Serum darah diambil dari jantung dan dilakukan Pemeriksaan kadar interleukin-6 (IL-6) dilakukan dengan metode Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA). Analisis data menggunakan uji one way Anova. Hasil penelitian menunjukkan kadar IL-6 kelompok tikus dengan perlakuan pemberian ekstrak tempe kedelai hitam yaitu 150.60 pg/ml yang artinya terdapat pengaruh pemberian ekstrak tempe kedelai hitam terhadap penurunan kadar interleukin 6 (IL-6) pada tikus DMT2.
Populasi Aspergillus flavus dan Kualitas Fisik Kacang Tanah dan Jagung Pada Industri Jajanan Khas Madura Farid, Ulfa Maulida; Romdhani, Ahmad Mundzir; Jannah, Nur Roudatul
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 7, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v7i1.8257

Abstract

This study aims to identify the population of Aspergillus flavus  and the physical quality of peanuts and corns in the Madurese Snack industries. This study is conducted since September to December 2022. Sampling of peanuts and corns is carried out to a number of Madurese snack industries at Bangkalan and Sumenep. Identification of Aspergillus flavus  utilizes the Total Plate Count (TPC) test procedure with PDA media (Potato Dextrose Agar) and 1 ml of chloramphenicol antibiotic. The physical quality of peanuts and corns is determined by the analysis of whole seeds, broken/damaged seeds and wrinkled seeds. The identification result of Aspergillus flavus  population in the peanuts sample is 6x102 to 8x102 colonies/gr, while the Aspergillus flavus  population in the corns sample is 9x102 to 11x102 colonies/gr. The percentage of physical quality from 1kg peanut seeds is 93,6% whole seeds, 5.7% wrinkled seeds, and 0,7% damaged seeds. The quality of corn based on the percentage of whole, wrinkled and damaged seeds shows that 95.2% of the total 1kg of corn seeds is the whole seeds, 3.7% is wrinkled and 1.1% are damaged seeds. The sample of peanuts and corns in several Madurese snack industries is above the maximum limit of microbe (mold and yeast) based on the Regulation of Indonesian Food and Drug Authority (BPOM) number 13 2019 about the stipulation of maximum limit for mold and yeast contamination in dry vegetable and grains that is 1.0 x 102 colonies/g.
PENINGKATAN PROTEIN DAN SERAT SERTA UJI ORGANOLEPTIK KERIPIK DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG AMPAS TAHU (Glycine Max (L) Merill) Romdhani, Ahmad Mundzir; Farid, Ulfa Maulida; Uyun, Qurratul; Rahma, Ziyadatur
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 7, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v7i1.8256

Abstract

The aim of study was to determine the content of protein, fiber, and the acceptability of panelists by organoleptic tests on tofu-dregs chips. This research is an experimental study with three comparisons, namely wheat flour with the addition of tofu-dregs flour, namely 100%, 50%:50%, and 25%:75%, with 3 repetitions. This research begins with the manufacture of tofu-dregs flour and then chips are made. The variables tested were protein, fiber and organoleptic tests. Data analysis with one-way ANOVA. The results showed that the addition of tofu dregs flour increased the protein and fiber content in chips. Based on the test results, it was found that the highest protein and fiber content was in the third treatment, namely the comparison of 75% flour: 25% tofu dregs flour with an average protein of 11.39% and 0.91% fiber.
Pengaruh Ragi Alami Ekstrak Kulit Bauh Mangga (Mangifer Indica L) terhadap sifat Organoleptik dan Daya Kembang Roti Tawar Farid, Ulfa Maulida; Romdhani, Ahmad Mundzir; Jannah, Istiqamatul
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 7, No 2 (2024): September 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v7i2.10191

Abstract

Mangga merupakan buah yang banyak terdapat di Indonesia yang memiliki berbagai manfaat dari daging buah sampai kulit buahnya. Kulit mangga dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan ragi alami karena mengandung karbohidrat 70%. Pada penelitian ini ragi alami yang terbuat dari ekstrak kulit buah mangga akan menjadi bahan tambahan pada roti Tawar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ragi alami ekstrak kulit buah mangga terhadap sifat organoleptik dan daya kembang roti tawar. Rancangan percobaan yang dilakukan adalah RAL dengan penambahan ekstrak ragi alami kulit buah mangga pada 1000gram tepung terigu; P1 1000gr : 0,5%, P2 1000gr : 1%, P3 1000gr : 1,5%, P4 1000gr : 2%. Analisis data menggunakan uji ANOVA dan uji lanjut BNJ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penembahan ekstrak ragi alami dari keempat sampel menunjukkan adanya pengaruh nyata pada uji daya kembang roti tawar dengan ragi alami ektrak kulit buah mangga yaitu volume daya kembang tertinggi pada P4 dengan 2% ragi alami ekstrak kulit buah mangga dengan nilai sig 0,02 0,05. Sedangkan uji organoleptik skala hedonik didapatkan hasil pengujian pada masing-masing parameter rasa, warna, aroma dan tekstur terdapat pengaruh yang nyata. Tingkat kesukaan pada parameter rasa terdapat pada P4 dengan 2% ragi alami, parameter warna pada P2 dengan 1% ragi alami, parameter tekstur terdapat pada P2, dan parameter aroma pada P4. Adapun hasil one way ANOVA pada masing-masing aspek dihasilkan aspek rasa 0,03, aspek warna 0,02, aspek tekstur 0,03, dan aspek aroma 0,04.
PENINGKATAN PROTEIN DAN SERAT SERTA UJI ORGANOLEPTIK KERIPIK DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG AMPAS TAHU (Glycine Max (L) Merill) Romdhani, Ahmad Mundzir; Farid, Ulfa Maulida; Uyun, Qurratul; Rahma, Ziyadatur
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 7, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v7i1.8256

Abstract

The aim of study was to determine the content of protein, fiber, and the acceptability of panelists by organoleptic tests on tofu-dregs chips. This research is an experimental study with three comparisons, namely wheat flour with the addition of tofu-dregs flour, namely 100%, 50%:50%, and 25%:75%, with 3 repetitions. This research begins with the manufacture of tofu-dregs flour and then chips are made. The variables tested were protein, fiber and organoleptic tests. Data analysis with one-way ANOVA. The results showed that the addition of tofu dregs flour increased the protein and fiber content in chips. Based on the test results, it was found that the highest protein and fiber content was in the third treatment, namely the comparison of 75% flour: 25% tofu dregs flour with an average protein of 11.39% and 0.91% fiber.
Populasi Aspergillus flavus dan Kualitas Fisik Kacang Tanah dan Jagung Pada Industri Jajanan Khas Madura Farid, Ulfa Maulida; Romdhani, Ahmad Mundzir; Jannah, Nur Roudatul
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 7, No 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v7i1.8257

Abstract

This study aims to identify the population of Aspergillus flavus  and the physical quality of peanuts and corns in the Madurese Snack industries. This study is conducted since September to December 2022. Sampling of peanuts and corns is carried out to a number of Madurese snack industries at Bangkalan and Sumenep. Identification of Aspergillus flavus  utilizes the Total Plate Count (TPC) test procedure with PDA media (Potato Dextrose Agar) and 1 ml of chloramphenicol antibiotic. The physical quality of peanuts and corns is determined by the analysis of whole seeds, broken/damaged seeds and wrinkled seeds. The identification result of Aspergillus flavus  population in the peanuts sample is 6x102 to 8x102 colonies/gr, while the Aspergillus flavus  population in the corns sample is 9x102 to 11x102 colonies/gr. The percentage of physical quality from 1kg peanut seeds is 93,6% whole seeds, 5.7% wrinkled seeds, and 0,7% damaged seeds. The quality of corn based on the percentage of whole, wrinkled and damaged seeds shows that 95.2% of the total 1kg of corn seeds is the whole seeds, 3.7% is wrinkled and 1.1% are damaged seeds. The sample of peanuts and corns in several Madurese snack industries is above the maximum limit of microbe (mold and yeast) based on the Regulation of Indonesian Food and Drug Authority (BPOM) number 13 2019 about the stipulation of maximum limit for mold and yeast contamination in dry vegetable and grains that is 1.0 x 102 colonies/g.
Pengaruh Variasi Perendaman Terhadap Kadar Hidrogen Sianida (HCN) Pada Keripik Kulit Singkong (Manihot esculenta) Ahmad Mundzir Romdhani; Ulfa Maulida Farid; Istiqamatul Jannah
Symbiotic: Journal of Biological Education and Science Vol. 6 No. 1 (2025): Symbiotic: Journal of Biological Education and Science Vol. 6 No. 1 April 2025
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kerinci

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32939/symbiotic.v6i1.159

Abstract

Cassava skin contains toxic compounds that can poison the body if consumed. These dangerous compounds are hydrogen cyanide (HCN). The appropriate cassava skin processing process can trigger a decrease in cyanide levels. As with the processing of cassava skin into delicious cassava skin chips. The purpose of this study was to determine the effect of soaking variations on hydrogen cyanide (HCN) levels in cassava skin chips (Manihot esculenta). This type of research is a quantitative experiment. The research method used is steam distillation and titration tests. The selection of cassava skin samples used a simple random sampling technique. This study had 3 treatments including, P1: soaking with water, P2: soaking with salt water, P3: soaking with lime water. Each treatment was repeated 6 times. The data analysis technique used was a single variance analysis (one way anova) with a significance level of 0.05. The results of the study showed that there was a significant effect of soaking variation treatment on hydrogen cyanide (HCN) levels in cassava skin chips with a Sig. value of 0.000. The treatment of soaking in lime water for 7 days has proven effective in reducing cyanide levels by 99.67%.