Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pembuatan Preparat Awetan Embrio Utuh Burung Puyuh (Cortunix - Cortunix Japonica) Aprira, Aprira; Edward, Edward; Lestari, Dian Fita
Indonesian Journal of Laboratory Vol 6 No 3 Tahun 2023
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijl.v1i3.90730

Abstract

Salah satu materi praktikum Embriologi Pekembangan Hewan adalah kegiatan pengamatan pekembangan embrio hewan kelas Aves. Pada praktikum ini mahasiswa menggunakan salah satu bahan yang berupa preparat awetan yang tersedia di laboratorium. Kegiatan praktikum meliputi pengamatan dari perkembanagn embrio ayam usia 18,24,36, 48,60, 72 dan 96 jam. Sediaan preparat awetan dari spesies aves yang berbeda diperlukan sebagai perbandingan perkembangan embrio. Salah satu spesies aves yang cukup mudah didapatkan sediaan telur dengan waktu perkembangan embrio yang cukup berbeda dibandingkan dengan ayam adalah burung dari jenis cortunix-cortunix japonica atau burung puyuh. Sedian preparat awetan embrio utuh ini sangat penting untuk meningkatkan kelancaran dan peningkatan pengetahuan mahasiswa. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk membuat preparat awetan utuh embrio burung puyuh pada masa inkubasi 24,36,48,60,72,84 dan 96 jam. Sampel yang digunakan adalah telur puyuh fertil  yang diinkubasi pada suhu 380C. Embrio akan dipisahkan dari kuning telur, lalu embrio dibersihkan, di warnai dan dijernihkan dengan menggunakan alkohol bertingkat dan xylol sehingga perkembangan dari masing masing embrio terlihat jelas. Dapat disimpulkan yaitu telur burung puyuh fertil yang diinkubasi dengan masa inkubasi 24,36,48,60,72,84, dan 96 jam, embrionya dapat dipisahkan dan dapat dibuat preparat utuh serta dapat diamati di mikroskop Preparat dari embrio burung puyuh perkembangannya hampir mirip dengan embrio ayam tetapi pada umur inkubasi yang sama embrio burung puyuh telah mengalami tehapan perkembangan yang lebih lanjut dari pada embrio ayam.
PENGGUNAAN EKSTRAK BUAH KECUBUNG SEBAGAI AGEN EUTANASIA MENCIT PUTIH (MUS MUSCULUS) Aprira, Aprira
JURNAL PENGELOLAAN LABORATORIUM SAINS DAN TEKNOLOGI Vol 2 No 1: Juni 2022
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/labsaintek.v2i1.15439

Abstract

Mencit Putih (mus musculus) adalah hewan uji yang paling sering di gunakan di laboratorium pada kegiatan praktikum dan penelitian. Selama ini proses mematikan hewan uji mencit mutih menggunakan bahan kimia yaitu chloroform. Penelitian ini berrtujuan untuk  memanfaatkan ekstrak etanol buah kecubung sebagai bahan euthanasia pada mencit putih (mus musculus) serta nengetahui berapa volume ekstrak yang efektif mematikan mencit putih.  Penelitian ini menggunakan metode dekstiktif dan eksperimen yaitu di mulai dari studi literature, dan pembuatan ekstrak buah kecubung dengan langkah yaitu pengeringan simplisia, lalu penghalusan dan perendaman (maserasi) dengan alcohol teknis 96%, dan dilanjutkan dengan penyaringan. Lalu di lanjutkan dengan uji verifikasi tanaman di sub laboratorium Tumbuhan FMIPA Universitas Bengkulu, lalu dilakukan uji fitokomia (flavonoid. Alkaloid dan tanin), setelah itu ekstrak buah kecubungnnya di ujikan ke hewan uji yaitu mencit putih. Bagaimana kemampuan ekstrak etanol buah kecubung untuk mematikan mencit putih (mus musculus). lalu di bandingan dengan euthanasia menggunakan cloroform.  di observasi tingkah laku mencit putih dan dianalia dengan penyekoran tingkah laku dari mencit. Hasilnya adalah ekstrak etanol buah kecubung  dapat menggantikan kloroform sebagai agen euthanasia mencit dengan volume 25 m dan lama waktu 30 menit. Serta volume ekstrak sangat mempengaruhi toksisitas pada mencit, dari hasil penelitian semakin tinggi konsentrasi ekstrak buah kecubung semakin cepat kematian tikus putih.
PENGGUNAAN EKSTRAK JERUK KALAMANSI DAN EKSTRAK TAUGE UNTUK MENINGKATKAN MUTU PRODUK DALAM PEMBUATAN NATA DE COCO Winarsih, Lies; Aprira, Aprira
JURNAL PENGELOLAAN LABORATORIUM SAINS DAN TEKNOLOGI Vol 2 No 1: Juni 2022
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/labsaintek.v2i1.15446

Abstract

Salah satu mata praktikum  kewirausahaan di laboratorium dasar  adalah pembuatan nata de coco. Dalam proses pembuatan nata de coco dalam praktikum dan produksi masyarakat bengkulu selama ini masih menggunakan bahan kimia yaitu urea dan asam asetat yang berfungsi menyediakan energi untuk terbentuknya lapisan nata dan membuat suasana asam. Penggunaan asam asetat dan urea  adalah bahan kimia yang dicampurkan dalam proses pembuatan makanan sehingga produk nata yang dihasilkan kurang diminati sebagian konsumen yang punya anggapan produk tersebut kurang sehat dan aman untuk dikonsumsi. Sehingga penulis berfikir untuk mencari bahan alternatif pengganti dari kedua bahan tersebut.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak tauge dan ekstrak jeruk kalamansi dapat digunakan sebagai pengganti urea/za dan asam asetat dalam pembuatan nata de coco serta bagaimana kualitas produknya jika dibandingkan dengan nata de coco yang pembuatannya  dengan  urea dan asam asetat sebagai nata de coco kontrol. Penelitian dilakukan dengan mengganti urea dan asam asetat dengan ekstrak tauge dan ekstrak jeruk kalamnsi dengan fariasi ekstrak tauge 10%,15% dan 20% serta ekstrak jeruk kalamnsi 2%,4% dan 6%, dari hasil penelitian didapatkan bahwa ekstrak tauge 10% dan 15% dengan 2% ekstrak jeruk kalamansi mendapatkan hasil yang signifikan dengan nata de coco control di lihat dari segi ketebalan da berat nata serta aspek organoleptis yang meliputi bau ,warna dan rasa.