Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Pemanfaatan Limbah Minyak Jelantah Menjadi Produk Lilin Aroma Terapi di Desa Pereng Karanganyar Sebagai Konsep Rintisan Desa Kreatif Azahra, Fatimah; Indirani, Philosophia Ratu; Kholis, Achmad Nur; Nurcahyanti, Desy; Nurkartikasari, Novia
JMM - Jurnal Masyarakat Merdeka Vol 7, No 1 (2024): MEI
Publisher : Universitas Merdeka Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51213/jmm.v7i1.153

Abstract

Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat berdampak terhadap limbah sisa makanan seperti minyak goreng. Potensi pemanfaatan limbah menjadi produk inovatif dan kreatif merupakan aspek yang didukung pemerintah dalam mewujudkan Desa Kreatif. Fenomena tersebut terjadi di Desa Pereng, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah yang memiliki potensi besar dalam mewujudkan rintisan desa kreatif. Limbah minyak goreng bekas pakai industri makanan menjadi permasalahan yang harus diatasi dengan penerapan nilai daya guna. Melalui pendekatan dalam konsep pengabdian masyarakat menjadi solusi yang dapat dilakukan. Metode penelitian yang digunakan berjenis kualitatif deskriptif. Beberapa teknik yang diterapkan dalam menunjang penelitian diantaranya yaitu observasi, wawancara, dan sumber literatur. Didapatkan hasil mengenai pemanfaatan limbah minyak jelantah sisa dari industri di Desa Pereng dapat dijadikan sebagai produk lilin aroma terapi. Potensi industri kreatif dapat dijadikan sebagai landasan untuk mewujudkan rintisan Desa Kreatif di Pereng.
Collaboration to Enhance Culture and Arts on Pulau Ketam Malaysia as a Strengthening of Socio-Cultural Identity Arissuta, Dona Prawita; Kholis, Achmad Nur
Community Empowerment : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2024): Community Empowerment : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Fisip UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/commen.v2i2.1033

Abstract

Every region has areas that are far from the centre of government or the centre of community activity. Geographical conditions and social differences are the cause of the difficulty of a region to keep up with the times. This has an impact on the lagging of the community in various aspects ranging from the economy, cultural advancement, health, education, and so on. Pulau Ketam is a disadvantaged area located in Malaysia. The area is a coastal region that has limited access to be improved in all fields. There needs to be an effort to encourage the promotion of the community to maintain the socio-culture in the area. international community service activities are one solution that can be done. The method used in this community service activity is to identify problems in the field. The data found is then analysed to find solutions in community service activities. Activities related to art that are applied as an approach to the community and make a contribution are carried out in the form of collaboration. Fine art is part of a visual product that can be a medium to enter the community on Ketam Island. Repainting facilities and infrastructure using attractive images, holding open exhibitions, and art workshops are examples of means to maintain the community, especially related to the socio-cultural field. This is done to encourage the openness of the community to continue to improve progress from various fields that can become potential. 
Representasi Peran Domestik Perempuan: Stigma 3M Masak, Macak, Manak dalam Karya Lucia Hartini Septiana, Carlinda Putri; Suherlan, Yayan Yayan; Pinta, Sarah Rum Handayani; Kholis, Achmad Nur
Serupa The Journal of Art Education Vol 13, No 4 (2024): (In Press)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/stjae.v13i4.131886

Abstract

Posisi perempuan seringkali dikaitkan dengan ranah domestik, hal ini tidak hanya mengenai citranya dalam sudut pandang kehidupan masyarakat Jawa. Batas-batas tertentu dalam hubungan maupun perilaku sosial, menunjukkan bahwa posisi yang lebih dominan diambil oleh laki-laki. Kedudukan perempuan Jawa seolah hanya berputar pada stigma 3M: Masak (memasak) , Macak (merias diri), dan Manak (memberikan keturunan). Seiring berjalannya waktu, kesempatan mengenai persamaan hak terkait posisi perempuan mulai terbuka. Perempuan mempunyai peluang untuk dapat menyuarakan ide dan menyuarakannya melalui berbagai aspek, salah satunya di bidang seni. Terbukanya kesempatan di bidang seni, turut mendorong lahirnya seniman perempuan dengan ciri khas karyanya masing-masing. Lucia Hartini merupakan perupa yang mengangkat tentang refleksi diri sebagai seorang perempuan yang berperan menjadi seniman sekaligus ibu rumah tangga. Proses pengkaryaan dilakukan dengan mengandalkan daya ingat, bahkan tidak jarang pengalaman masa kecil dijadikannya sebagai sumber dalam penciptaan karya seni. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui posisi perempuan dalam karya Lucia Hartini serta korelasinya dengan stigma 3M. Data yang disajikan menggunakan metode kualitatif berupa hasil dari studi pustaka, wawancara, dan analisis visual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stigma 3M yang berkaitan dengan peran domestik perempuan telah tersajikan dalam karya Lucia Hartini. Lukisannya mampu menggambarkan keadaan maupun posisi perempuan yang dibatasi di ranah domestik. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa melalui media seni, siapa saja dapat menyuarakan tentang posisi ketimpangan khususnya terkait hak perempuan. 
Kajian Estetik Batik Jombangan Motif Jula-Juli sebagai Petuah Kehidupan dalam Bermasyarakat Kholis, Achmad Nur; Budi, Setyo; Nurcahyanti, Desy
Acintya Vol. 15 No. 1 (2023)
Publisher : Institut Seni Indoensia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/acy.v15i1.5062

Abstract

A Batik is a work of art that has a teaching value in the form of advice. The aim of this study was to determine the aesthetic value of visualizing Jula-Juli batik as a guide in society. The research method used to collect and present the data is descriptively qualitative. The aesthetic value assessment approach uses the elegant design theory of Luca Iandoli and Giuseppe Zello. Data were collected using observation, interviews and documentation of Jula-Juli Batik as a medium for preserving local wisdom in the form of advice with novelty value.Keyword: batik, aesthetic value,  Jombang, local wisdom, motifs
AI TECHNOLOGY AS A TOOL FOR THE DEPICTION OF BIOMORPHIC ART: CANDI SEWU AS AN OBJECT OF INSPIRATION FOR ARTWORK Afatara, Narsen; Kholis, Achmad Nur
JURNAL IMAJINASI Vol 9, No 1 (2025): Januari-Juni
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/i.v9i1.65499

Abstract

Temple as an Indonesian cultural heritage must be preserved through revisualization in artworks. Biomorphic style is one of the references in beautifying the temple in artwork. The creation process can involve AI as a tool to support the aesthetics of the work. The creation of this research-based artwork is done through observation, interview, and literature study techniques. The process of making image references is supported by the involvement of AI, namely Adobe's Firefly. The limitation of AI features in providing style references according to the artist makes the images presented less than optimal. AI in the process of making artworks depicting the aesthetics of Sewu Temple with a biomorphic style is only used in the reference search process. The creation of artworks is still fully done by humans as the main actors.
Strategy for strengthening the creative industry through the study of Jombangan Batik aesthetics and analysis of its manufacturing process Nurcahyanti, Desy; Kholis, Achmad Nur; Hastuti, Dian Lestari; Ayob, Norhayati
Gelar: Jurnal Seni Budaya Vol. 23 No. 1 (2025)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/glr.v23i1.6937

Abstract

The strategy of developing creative industries based on local wisdom is a means that can be adapted in the era of technological development. This effort can be done by analyzing the in-depth part of cultural products such as batik. The existence of batik, which not only covers the world of art, culture but also industry, can be utilized as a basis for building strategies. Exploring the strategy of strengthening local wisdom-based creative industries is obtained through the process of studying Jombangan Batik in East Java using qualitative methods. Data collection techniques in the form of observation and interviews were conducted at CV. Chariesma Batik Sejahtera is a batik production site in Jombang Regency. Data mining is also strengthened through literature review techniques with aligned topics. It was found that the strategy of using local wisdom in CV. Chariesma Batik Sejahtera utilizes local wisdom in the pre-production stage to produce sales. This can be a foundation or model to be applied in other creative industries. The utilization of local wisdom as a source of ideas in making products, ranging from materials, naming, values, and visuals. The manufacturing process can also include local wisdom, such as the value of protecting the environment and improving work skills. Thus, this strategy can be implemented and become an inspiration for other creative industries in incorporating elements and values from local wisdom.
Exploring Gugon Tuhon Meaning in 'Playing in the Brantas River' as Life Wisdom in Tulungagung Kurniawan, Ari; Suherlan, Yayan; Kholis, Achmad Nur
Ekspresi Seni : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni Vol 27, No 1 (2025): Ekspresi Seni: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni
Publisher : LPPM Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/ekspresi.v27i1.4961

Abstract

Traditional culture is often considered outdated in the face of modernization, yet the presence of gugon tuhon in the oral traditions of the Javanese people indicates that local values still hold strong relevance in social life. As a form of local wisdom, gugon tuhon contains various prohibitions and moral messages that have been passed down through generations in the Tulungagung community, serving to protect safety and honor nature and supernatural entities. The prohibition of playing in the river at certain times is one example of gugon tuhon functioning as informal education about safety and harmony with the environment. This study examines the role of visual art as a means of cultural preservation, particularly through the work titled "Playing in the Brantas River." Using a qualitative method with a descriptive-analytical approach, the study collects data through interviews, observations, and documentation. The analysis results show that the visualization of gugon tuhon through painting not only functions as a medium of expression but also as an educational tool for younger generations. This painting presents cultural symbols that remind us of the importance of preserving local wisdom amidst rapid social change.
Kajian Estetik Batik Jombangan Motif Jula-Juli sebagai Petuah Kehidupan dalam Bermasyarakat Kholis, Achmad Nur; Budi, Setyo; Nurcahyanti, Desy
Acintya Vol. 15 No. 1 (2023)
Publisher : Institut Seni Indoensia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/acy.v15i1.5062

Abstract

A Batik is a work of art that has a teaching value in the form of advice. The aim of this study was to determine the aesthetic value of visualizing Jula-Juli batik as a guide in society. The research method used to collect and present the data is descriptively qualitative. The aesthetic value assessment approach uses the elegant design theory of Luca Iandoli and Giuseppe Zello. Data were collected using observation, interviews and documentation of Jula-Juli Batik as a medium for preserving local wisdom in the form of advice with novelty value.Keyword: batik, aesthetic value,  Jombang, local wisdom, motifs
MOTIF BATIK JOMBANGAN SEBAGAI MEDIA EDUKASI DALAM PENGUATAN LEADERSHIP SKILLS BERBASIS KEARIFAN LOKAL Kholis, Achmad Nur; Setyo Budi; Desy Nurcahyanti
Jurnal Pendidikan Seni dan Industri Kreatif Vol. 4 No. 2 (2023): SENDIKRAF Jurnal Pendidikan Seni dan Industri Kreatif
Publisher : BBPPMPV Seni dan Budaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70571/psik.v4i2.71

Abstract

The current generation needs learning media that suits its characteristics and currentdevelopments. This affects each individual's skills mastery. The development of educationalmedia for leadership skills needs to be pursued as a solution to prepare a generation that is readyto face global change. This development can be linked to the inclusion of cultural elements. Theapplication of local wisdom, such as batik, can be one of the bases for creating this innovation.The aim of this research is to find out how Batik Jombangan with Ringin Contong (motif) can bea medium for educating leadership skills based on local wisdom. The research method uses aqualitative approach, where the findings will be presented analytical, depth, and in detail.Observation, interviews, documentation, and literature study are the techniques used in the datacollection process. Another approach uses the aesthetic theory of Luca Iandoli and GieuseppeZollo (2022) as a study to examine the outermost (visualization) and innermost(meaning/philosophy) parts of batik motifs. The research concludes that batik can be aneducational learning medium and can be a teaching tool to improve and strengthen leadershipskills for individuals, especially for teenagers and children. Two elements, namely education andculture, can be collaborated together, thereby creating new innovations in learning schemes/concepts. Thus, the values of locality can be maintained as education continues toimprove. Generasi saat ini membutuhkan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristiknya danperkembangan zaman. Hal ini berpengaruh pada penguasaan keterampilan masing-masingindividu. Pengembangan media edukasi leadership skills perlu diupayakan sebagai solusi untukmenyiapkan generasi yang siap menghadapi perubahan global. Pengembangan tersebut dapatdikaitkan dengan memasukkan unsur kebudayaan. Penerapan kearifan lokal, seperti batik, dapatmenjadi salah satu basis dalam menciptakan inovasi tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mengetahui bagaimana Batik Jombangan motif Ringin Contong dapat menjadi mediaedukasi keterampilan kepemimpinan berbasis kearifan lokal. Metode penelitian menggunakanpendekatan kualitatif, di mana temuan akan disajikan secara terperinci, mendalam, dan detail.Observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka adalah teknik yang digunakan dalamproses pengumpulan data. Pendekatan lainnya menggunakan teori estetika dari Luca Iandoli danGieuseppe Zollo (2022) sebagai studi dalam mengkaji bagian terluar (visualisasi) dan terdalam(makna/filosofi) pada motif batik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa batik dapat menjadi salahsatu media pembelajaran edukatif dan dapat menjadi sarana dalam pengajaran untukmeningkatkan serta menguatkan keterampilan memimpin bagi individu, khususnya untuk remajadan anak-anak. Dua unsur, yakni pendidikan dan kebudayaan, dapat dikolaborasikan bersama,sehingga tercipta inovasi baru dalam skema/konsep pembelajaran. Dengan demikian, nilailokalitas dapat tetap terjaga seiring dengan berjalannya peningkatan pendidikan.
Analisis Konsep Spiritual “Earth and Air are His Homebody” Karya Ivan Sagita sebagai Upaya Pelestarian Lingkungan Al Anshori, Siroj Ibnu Hajar; Nurcahyanti, Desy; Kholis, Achmad Nur
Dekonstruksi Vol. 11 No. 01 (2025): Jurnal Dekonstruksi Volume 11.1
Publisher : Gerakan Indonesia Kita

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54154/dekonstruksi.v11i01.298

Abstract

Ivan Sagita adalaah seorang pelopor seni surealisme Yogyakarta, yang menghasilkan karya dengan simbolisme spiritual, manusia, dan budaya lokal. Artikel ini menganalisis satu lukisannya yang berjudul “Earth and Air are His Homebody”. Menggambarkan hubungan manusia dengan alam sebagai bagian esensial dari keberadaan manusia. Karya tersebut berkontribusi pada diskusi seni kontemporer yang mempertimbangkan isu ekologis. Elemen visual terkait tanah, udara, dan tubuh manusia merepresentasikan gagasan spiritual yang melampaui batas fisik dan harmoni hubungan antara manusia dengan alam. Berupaya mengeksplorasi makna yang terkandung dalam elemen visual, filosofi spiritualitas, dan konteks sosial-budaya Indonesia dalam karya tersebut. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data studi literatur, deskripsi visual, analisis formal, dan pendekatan semiotika. Mengasosiasikan visual karya terkait unsur dan prinsip seni rupa serta simbolisme yang dimunculkan. Hasil analisis menunjukkan bahwa karya tersebut bukan hanya sarana ekspresi seni, tetapi juga refleksi filosofis yang mendorong orang untuk memahami nilai-nilai transendensi dan keberlanjutan dalam kehidupan modern. Perhatian terhadap kelestarian alam tetap menjadi keharusan demi menjaga keseimbangan ekosistem dan keberlanjutan kehidupan manusia di masa depan. Artikel ini menegaskan peran Ivan Sagita sebagai seniman surealis yang mampu memasukkan elemen lokal dan spiritual ke dalam konteks seni kontemporer global.