Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PROFIL METAKOGNITIF SISWA YANG BERGAYA KOGNITIF REFLEKTIF DAN IMPULSIF KELAS VIII SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Agustin, Ratna; Sujatmiko, Ponco; Kurniawati, Ira
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI Vol 1, No 6 (2017): Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI, Volume 1, Nomor 6, November
Publisher : F.KIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.48 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) pengetahuan dan pengaturan metakognitif siswa dengan gaya kognitif reflektif, (2) pengetahuan dan pengaturan metakognitif siswa dengan gaya kognitif impulsif pada pembelajaran matematika siswa kelas VIIIB SMP Negeri 16 Surakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif.Subjek penelitian ini berjumlah 4 siswa kelas VIII B SMP Negeri 16 Surakarta. Siswa tersebut terdiri dari 2 orang siswa bergaya kognitif reflektif dan 2 orang siswa bergaya kognitif impulsif.Data siswa bergaya kognitif reflektif dan impulsif diperoleh dari hasil tes menggunakan tes Matching Familiar Figure Test (MFFT), sedangkan data tentang pengetahuan metakognitif dan pengaturan metakognitif diperoleh dari hasil wawancara berbasis tugas.Dari hasil analisis data pada aspek pengetahuan metakognitif diperoleh deskripsi bahwa (1) siswa dengan gaya kognitif reflektif optimal dalam memanfaatkan pengetahuan dan informasi, mengetahui ketidakpahamannya, mengetahui langkah penyelesaian dan rumusnya untuk menyelesaikan masalah namun belum dapat menggunakan strategi lain (2) siswa dengan gaya kognitif impulsif kurang optimal dalam memanfaatkan pengetahuan dan informasi, mengetahui ketidakpahamannya, kesulitan menentukan langkah dan rumus untuk menyelesaikan masalah. Dari hasil analisis data pada aspek pengaturanmetakognitif diperoleh deskripsi bahwa (1) siswa dengan gaya kognitif reflektif dalam merencanakan cukup lengkap menulis diketahui dan ditanyakan. Dalam memantau optimal meskipun dengan waktu yang cukup lama, langkah penyelesaian lengkap dan menyadari kesalahan. Dalam evaluasi memeriksa kembali cukup maksimal (2) siswa dengan gaya kognitif impulsif dalam merencanakan, kurang lengkap menulis diketahui dan ditanyakan. Dalam memantau tidak optimal, waktu pengerjaan cukup singkat, langkah penyelesaian tidak lengkap dan tidak menyadari kesalahan. Dalam evaluasi, tidak memeriksa kembali. 
PROFIL KEMAMPUAN LITERASI STATISTIK MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA Riki Andriatna; Ira Kurniawati; Arum Nur Wulandari
FIBONACCI: Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika Vol 7, No 1 (2021): FIBONACCI: Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/fbc.7.1.19-28

Abstract

Kemampuan literasi statistik merupakan kemampuan dalam melakukan interpretasi data dan informasi yang tersedia. Kemampuan tersebut merupakan salah satu kemampuan penting yang harus dimiliki oleh guru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan literasi statistik mahasiswa calon guru Matematika yang dikaitkan dengan level berpikir taksonomi SOLO. Hasil analisis menunjukkan bahwa pencapaian kemampuan literasi statistic mahasiswa calon guru Matematika belum merata untuk setiap indikatornya, yaitu indikator penalaran terhadap data dan hasil statistika berada pada level multistruktural, indikator penalaran terhadap konsep dasar dan istilah statistika berada pada level unistruktural, indikator penalaran terhadap pengumpulan dan pengolahan data secara deskriptif berada pada level relasional, dan indikator melakukan interpretasi data berada pada level unistruktural.
Upaya Meningkatkan Pembelajaran Berorientasi HOTS Bagi Guru Matematika SMP Kota Surakarta dengan Pemanfaatan Hasil Program AKSI for School Imam Sujadi; Ira Kurniawati; Arum Nur Wulandari
DEDIKASI: Community Service Reports Vol 2, No 1 (2020): DEDIKASI: Community Service Report
Publisher : FKIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/dedikasi.v2i1.35211

Abstract

Era revolusi industri 4.0 adalah suatu era dimana teknologi informasi telah menjadi basis dalam kehidupan manusia, karena dipengaruhi oleh perkembangan internet dan teknologi digital. Tantangan yang harus dihadapi dalam perubahan hidup di era disrupsi ini adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia yang mampu  bersaing di era tersebut dengan bekal ketrampilan berpikir tingkat tinggi. Penelitian ini dilakukan diawali dengan mensosialisasikan kebijakan pemerintah tentang Program AKSI for school kepada Guru agar mereka mampu memanfaatkan program AKSI untuk melakukan pembelajaran yang berorientasi Pada HOTS. Kegiatan terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) pembekalan tentang kebijakan pendidikan, perencanaan dan penilaian pembelajaran matematika berorientasi HOTS, (2) pelatihan penggunaan program AKSI for School, (3) pelatihan identifikasi kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal HOTS pada program AKSI for School, dan (4) pelatihan pengembangan pembelajaran untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal HOTS. Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa guru guru MGMP matematika mampu menggunakan program AKSI for school dengan baik, mampu meningkatan pemahaman Guru matematika tentang karakteristik level soal level Knowing, Applying dan Reasoning, serta meningkatan kemampuan Guru dalam merancang pembelajaran matematika di SMP yang berorientasi pada HOTS. 
Kesulitan Siswa Sekolah Menengah Pertama dalam Menyelesaikan Soal Matematika PISA-Like Imam Sujadi; Budiyono Budiyono; Ira Kurniawati; Arum Nur Wulandari; Riki Andriatna; Hanifa Alifia Puteri; Aulia Nurmalitasari
Edukasi: Jurnal Pendidikan Vol 20, No 2 (2022): Edukasi: Jurnal Pendidikan
Publisher : LPPM IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/edukasi.v20i2.4781

Abstract

Abstrak PISA merupakan program internasional yang diselenggarakan oleh OECD dengan tujuan mengevaluasi kemampuan anak usia 15 tahun pada membaca, matematika, dan sains. Penelitian termasuk dalam penelitian kualitatif dengan tujuan untuk mendeskripsikan kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal matematika PISA-Like. Sampel penelitian sebanyak 46 siswa SMP di Kota Surakarta yang dipilih dengan teknik simple random sampling. Instrumen penelitian terdiri dari tes berupa soal matematika PISA-Like dan nontes berupa angket. Analisis data dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, verifikasi, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal PISA-Like. Beberapa hal yang menyebabkan kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal PISA-Like, yaitu: kurangnya pemahaman siswa terhadap soal yang diberikan; stimulus soal yang panjang dan rumit; serta tidak mengetahui konsep matematika yang akan digunakan. Kurangnya pemahaman siswa terhadap soal karena belum terbiasa menghadapi soal PISA sehingga mengalami kebingungan menggunakan konsep matematika.  AbstractPISA is an international program organized by OECD aiming at evaluating the reading, mathematical, and science skills of students 15 years of age. This qualitative research attempted to describe students’ difficulty in solving PISA mathematic questions. To this end, forty-six junior high school students in Surakarta were involved with simple random sampling. The instruments in this research consisted of test instruments in the form of PISA-Like math problems and nontest instruments in the form of questionnaires. Data analysis was carried out through data reduction, data presentation, verification, and drawing conclusions. The results showed that students had difficulty solving PISA-Like questions. Several factors were found to account for students’ difficulty in solving Pisa-Like questions, including their poor understanding of the question; the long and complex stimulus of the question; and their lack of knowledge of the mathematical concept to be used. Students’ poor understanding of the question was particularly attributed to their unfamiliarity with questions, causing them to be confused about the mathematical concept to use.
PELATIHAN PENGEMBANGAN SOAL MATEMATIKA BERBASIS NUMERASI PADA GURU MATEMATIKA SMP UNTUK MENUNJANG ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM Imam Sujadi; Budiyono Budiyono; Ira Kurniawati; Arum Nur Wulandari; Riki Andriatna; Hanifa Alifia Puteri
Abdimas Galuh Vol 5, No 1 (2023): Maret 2023
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v5i1.9085

Abstract

Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) merupakan salah satu pengukuran hasil belajar dalam Asesmen Nasional (AN) yang hasilnya menjadi dasar untuk mengetahui mutu satuan pendidikan. Salah satu penilaian yang dilakukan adalah terkait numerasi. Sebagai bentuk evaluasi yang baru, soal numerasi pada AKM berbeda dengan soal matematika yang diberikan dalam kegiatan pembelajaran, sehingga diperlukan pembiasaan dalam kegiatan pembelajaran. Permasalahan yang dihadapi oleh guru Matematika di Kota Surakarta adalah belum familiar dengan jenis soal AKM sehingga mengalami kesulitan untuk menyusun dan mengembangkan soal numerasi yang akan digunakan dalam pembelajaran di kelas. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Tim Pengabdian bekerja sama dengan MGMP Matematika SMP Kota Surakarta menyelenggarakan kegiatan pendampingan guru dalam menyusun soal AKM kelas. Kegiatan ini melibatkan 30 guru matematika SMP dan dilaksanakan dalam 4 tahap meliputi: (1) penyampaian tentang kebijakan pendidikan tentang AKM khususnya tentang numerasi, dilanjutkan tentang brainstorming terkait dengan numerasi; (2) inspirasi penyusunan soal AKM dan penugasan pengembangan soal; (3) review tugas soal yang dibuat peserta dilanjutkan merevisi soal secara silang; dan (4) pengenalan platform asesmenpedia. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa guru mengalami kendala dalam menyusun atau mengembangkan soal numerasi, khususnya dalam menentukan konteks dan level kognitif. Hasil dari kegiatan pelatihan penyusunan AKM diharapkan dapat didiseminasi oleh peserta pelatihan di sekolah masing-masing sehingga lebih banyak guru matematika yang dapat mengambil manfaat dari kegiatan ini.
Conceptions of Differentiated Instruction: A Case Study of Junior High School Mathematics Teachers Imam Sujadi; Riki Andriatna; Budiyono; Ira Kurniawati; Arum Nur Wulandari; Yuli Bangun Nursanti
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Vol 57 No 1 (2024): April
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpp.v57i1.67949

Abstract

Differentiated learning is a learning approach that adapts to the individual needs of students, both student readiness, interests, and their learning profile. Although this concept has been widely discussed, its implementation in mathematics learning still encounters many obstacles. This study aims to describe the conception of mathematics teachers towards differentiated learning and its implementation in supporting the Independent Curriculum. This research is qualitative research using questionnaires as a data collection method. The subjects of this study were 27 junior high school mathematics teachers in the city of Surakarta. Data is analyzed using qualitative analysis techniques including data reduction, data presentation, and verification/conclusions. The results showed that teachers' understanding of differentiated learning was good, both in theoretical concepts and implementation. However, teachers still face obstacles in design, limited learning time, classroom management, and limited knowledge on some aspects of differentiated learning. The study concluded that even though teachers already understand the concept of differentiated learning, they need further support to overcome existing barriers. The implications of this research point to the need for additional training and resources to support more effective implementation.