Sujatmiko, Ponco
Pendidikan Matematika FKIP Universitas Sebelas Maret

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAME TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA SMP WIDYA WACANA 2 SURAKARTA KELAS VIII TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Pratama, Mahendra Dany; Sujatmiko, Ponco; Setiawan, Rubono
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI Vol 1, No 3 (2017): Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI, Volume 1, Nomor 3, Mei 2017
Publisher : F.KIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.95 KB)

Abstract

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk Mendeskripsikan  model pembelajaran kooperatif tipe Teams Game Tournament (TGT) yang dapat meningkatkan kemandirian belajar matematikapada siswa kelas VIII SMP Widya Wacana 2 Surakarta dan mengetahui peningkatan kemandirian belajar matematika siswa kelas VIII SMP Widya Wacana 2 Surakarta setelah mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe TGT.Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data kemandirian belajar matematika siswa. Data kemandirian belajar matematika siswa diperoleh dari hasil observasi di setiap pertemuan dan hasil angket yang diberikan ke siswa di setiap akhir siklus. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah setidaknya 75% siswa termasuk kategori tinggi dalam kemandirian belajar matematika yakni diatas 75% menurut hasil observasi dan angket.Hasil penelitian meyimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT yang dapat meningkatkan kemandirian belajar matematika siswa adalah: 1) Kegiatan awal, yaitu: a) Guru membuka pelajaran dan mengajak siswa berdoa b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. c) Guru memberi motivasi mengenai kegunaan materi ataupun soal tantangan dari materi yang dipelajari d) Guru meminta siswa mengingat materi yang mendukung pembelajaran e) Guru memberikan penjelaskan mengenai teknis pelaksanaan model TGT. 2) Kegiatan Inti: a) Guru menyampaikan materi pelajaran secara umum. b) Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang heterogen. c) Guru meminta setiap kelompok mendiskusikan lembar kerja. d) Guru memantau kegiatan diskusi terus-menerus. e) Guru meminta seluruh kelompok untuk bergiliran presentasi. f) Guru meminta kelompok lain menanggapi atau bertanya. g) Guru mempersiapkan kelengkapan game dan tournament di setiap meja tournament. h) Guru mengelompokkan siswa secara homogen dari masing-masing kelompok di meja tournament i) Guru memantau jalannya game di masing-masing meja. j) Guru meminta pergeseran meja tournament ketika 1 set game selesai. k) Guru merekap hasil tournament untuk keperluan rekognisi tim 3) Penutup: a) Guru bersama-sama dengan siswa membuat simpulan. b) Guru memberikan kesempatan siswa untuk mencatat dan bertanya. c) Guru memberikan kuis kepada siswa. d) Guru memberi umpan balik berdasar hasil kuis. e) Guru memberikan pekerjaan rumah atau tugas untuk siswa. f) Guru memberikan penghargaan kelompok sesuai hasil tournament. g) Guru memberikan informasi mengenai materi pertemuan selanjutnya. h) Guru menutup pelajaran. Berdasarkan hasil angket siklus II, jika dibandingkan dengan kemandirian belajar matematika sebelum tindakan diperoleh bahwa persentase siswa  yang termasuk kategori tinggi pada indikator Personal Atributtes meningkat sebesar 57,27% menjadi 77,27%. Untuk indikator Processes meningkat 36,36% menjadi 86,36%. Untuk indikator Learning Context meningkat 71,36% menjadi 86,36%. Sedangkan hasil observasi siklus II, jika dibandingkan dengan kemandirian belajar matematika sebelum tindakan diperoleh bahwa persentase siswa  yang termasuk kategori tinggi pada indikator Personal Atributtes meningkat sebesar 66,36% menjadi 86,36%. Untuk indikator Processes meningkat 42,27% menjadi 77,27%. Untuk indikator Learning Context 77,27%.
PROFIL METAKOGNITIF SISWA YANG BERGAYA KOGNITIF REFLEKTIF DAN IMPULSIF KELAS VIII SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Agustin, Ratna; Sujatmiko, Ponco; Kurniawati, Ira
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI Vol 1, No 6 (2017): Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI, Volume 1, Nomor 6, November
Publisher : F.KIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.48 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) pengetahuan dan pengaturan metakognitif siswa dengan gaya kognitif reflektif, (2) pengetahuan dan pengaturan metakognitif siswa dengan gaya kognitif impulsif pada pembelajaran matematika siswa kelas VIIIB SMP Negeri 16 Surakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif.Subjek penelitian ini berjumlah 4 siswa kelas VIII B SMP Negeri 16 Surakarta. Siswa tersebut terdiri dari 2 orang siswa bergaya kognitif reflektif dan 2 orang siswa bergaya kognitif impulsif.Data siswa bergaya kognitif reflektif dan impulsif diperoleh dari hasil tes menggunakan tes Matching Familiar Figure Test (MFFT), sedangkan data tentang pengetahuan metakognitif dan pengaturan metakognitif diperoleh dari hasil wawancara berbasis tugas.Dari hasil analisis data pada aspek pengetahuan metakognitif diperoleh deskripsi bahwa (1) siswa dengan gaya kognitif reflektif optimal dalam memanfaatkan pengetahuan dan informasi, mengetahui ketidakpahamannya, mengetahui langkah penyelesaian dan rumusnya untuk menyelesaikan masalah namun belum dapat menggunakan strategi lain (2) siswa dengan gaya kognitif impulsif kurang optimal dalam memanfaatkan pengetahuan dan informasi, mengetahui ketidakpahamannya, kesulitan menentukan langkah dan rumus untuk menyelesaikan masalah. Dari hasil analisis data pada aspek pengaturanmetakognitif diperoleh deskripsi bahwa (1) siswa dengan gaya kognitif reflektif dalam merencanakan cukup lengkap menulis diketahui dan ditanyakan. Dalam memantau optimal meskipun dengan waktu yang cukup lama, langkah penyelesaian lengkap dan menyadari kesalahan. Dalam evaluasi memeriksa kembali cukup maksimal (2) siswa dengan gaya kognitif impulsif dalam merencanakan, kurang lengkap menulis diketahui dan ditanyakan. Dalam memantau tidak optimal, waktu pengerjaan cukup singkat, langkah penyelesaian tidak lengkap dan tidak menyadari kesalahan. Dalam evaluasi, tidak memeriksa kembali. 
Mathematics Learning Practice Training with the "MiKIR" Approach to Improve Analysis and Algebra Reasoning Abilities in Mathematics MGMP SMP Sragen Ikrar Pramudya; Mardiyana Mardiyana; Sutrima Sutrima; Ponco Sujatmiko; Dyah Ratri Aryuna
Journal of Mathematics and Mathematics Education Vol 10, No 2 (2020): Journal of Mathematics and Mathematics Education (JMME)
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jmme.v10i2.47076

Abstract

The curriculum currently applied at the junior high school level is Curriculum 2013. This curriculum focuses on student learning activities. In a sense, knowledge must be actively built by students themselves. This paradigm has been known for a long time. At least since the introduction of the concept of active student learning in 1984 by Professor Dr. Conny R. Semiawan. However, in reality the teaching and learning process that occurs is that the teacher remains the center of attention when the teaching and learning process takes place in the classroom. In other words, those who are active in learning are still teachers and students sitting quietly listening to the teacher's explanation. The challenge is whether mathematics teachers are willing and brave to change the mindset from "teacher as a learning center" to "students as a learning center". To create a teaching and learning process with "students as the learning center", of course, it must be started from the making of the learning design to the practice of its application in the learning process in the classroom. In line with these wishes and intentions, this service activity answered by providing "Training and Assistance in Mathematics Learning Practices with the" MiKIR "Approach to Improve Analytical and Algebraic Reasoning Ability for mathematics teachers who are members of the Mathematics MGMP SMP Sragen Regency. In this case, the "MiKIR" approach is interpreted as a learning approach which, when applied in a teaching and learning process, occurs in students’ situations and conditions: experiencing, interaction, communication, and reflection both between students and students and students and teachers and that means "Students as a learning center". 
Pemahaman Mahasiswa Terhadap Objek Matematika : Kasus Pada Teori Grup Dyah Ratri Aryuna; Ponco Sujatmiko
Delta: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Vol 11, No 2 (2023): DELTA : JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN MATEMATIKA
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/delta.v11i2.3470

Abstract

The aim of this research is to describe students' understanding of the objects studied in group theory, namely objects that have meaning in a context and objects that have no meaning. Understanding objects in group theory is very important because it is an initial requirement for further study of group theory. This research is qualitative research. The subjects in this research were two students in the fourth semester of the Mathematics Education Study Program, FKIP UNS. Data was obtained from observations in lectures, lecture notes and written test results. The results of the research show that students' understanding of mathematical objects that have meaning in a context and those that do not have meaning tends to be relational understanding. Subjects can determine the outcome of a problem and can also explain the reasons for the answer. This can be seen from what students do, namely: (i). Mention one member of the set to show that the set is non-empty with an illustration, (ii). Claiming one of the members of the set is an and testing it using the definition of an identity element, (iii). Examining one by one or any member of the set and claiming the inverse element by testing it using the inverse definition
Pemahaman Mahasiswa Terhadap Objek Matematika : Kasus Pada Teori Grup Sujatmiko, Ponco; Aryuna, Dyah Ratri
Delta: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Vol 11, No 2 (2023): DELTA : JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN MATEMATIKA
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/delta.v11i2.3470

Abstract

The aim of this research is to describe students' understanding of the objects studied in group theory, namely objects that have meaning in a context and objects that have no meaning. Understanding objects in group theory is very important because it is an initial requirement for further study of group theory. This research is qualitative research. The subjects in this research were two students in the fourth semester of the Mathematics Education Study Program, FKIP UNS. Data was obtained from observations in lectures, lecture notes and written test results. The results of the research show that students' understanding of mathematical objects that have meaning in a context and those that do not have meaning tends to be relational understanding. Subjects can determine the outcome of a problem and can also explain the reasons for the answer. This can be seen from what students do, namely: (i). Mention one member of the set to show that the set is non-empty with an illustration, (ii). Claiming one of the members of the set is an and testing it using the definition of an identity element, (iii). Examining one by one or any member of the set and claiming the inverse element by testing it using the inverse definition