Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Melalui Home Industri Bagi Perempuan Suku Laut di Desa Perigi Raja, Kuindra, Indragiri Hilir: Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Melalui Home Industri Bagi Perempuan Suku Laut di Desa Perigi Raja, Kuindra, Indragiri Hilir Anillah, Aksa; Utami, Elsa Cahyah; Asmariani; Najamuddin; Qusthoniah; Andriansyah
IKHLAS: Jurnal Pengabdian Dosen dan Mahasiswa Vol. 2 No. 2 (2023): IKHLAS: Jurnal Pengabdian Dosen dan Mahasiswa
Publisher : Indra Institute Research & Publication

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58707/ikhlas.v2i2.676

Abstract

Pemberdayaan ekonomi kreatif melalui home industri bagi perempuan komunitas adat terpencil (KAT) di desa Perigi Raja, Kecamatan Kuindra, Kabupaten Indragiri Hilir, dilakukan dengan tujuan mendalami aktivitas pengolahan pucuk nipah sebagai home industri kreatif. Proyek ini bertujuan menemukan model yang tepat untuk meningkatkan kreativitas dan nilai fungsi dalam mengelola home industri. Selanjutnya, upaya dilakukan untuk mengubah mindset perempuan suku laut di Desa Perigi Raja agar dapat menjadi kreatif dan inovatif dalam mengolah lidi pucuk nipah menjadi berbagai produk bernilai jual. Pengabdian ini mencakup pelatihan langsung, dampingan, dan kerjasama dengan pihak terkait. Perempuan komunitas adat terpencil (KAT) Muslim, khususnya suku laut atau suku Duano, di Desa Perigi Raja memiliki potensi untuk mengembangkan kewirausahaan keluarga menuju ekonomi kreatif. Beberapa langkah positif telah diambil, seperti pengembangan pola kerja "Bapak Angkat," penguatan jejaring antar perempuan miskin, dan pembangunan budaya kerja "learning by doing."Namun, masih terdapat hambatan, termasuk keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan, rendahnya modal usaha, serta keterbatasan akses terhadap informasi dan pasar. Oleh karena itu, pemangku kebijakan diharapkan berpihak pada perempuan rentan ekonomi, terutama dalam komunitas adat terpencil, melalui kebijakan dan program strategis baik di tingkat pusat maupun daerah. Hal ini penting untuk mempercepat pembangunan sektor ekonomi keluarga yang rentan terhadap kemiskinan.
Strategi Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Motivasi Tenaga Pendidikan di SMA Islam Alhusniyah Pulau Kijang Nurjamila; Murtopo, Ali; Asmariani
IHSAN : Jurnal Pendidikan Islam Vol. 1 No. 2 (2023): 2023
Publisher : Yayasan pendidikan dzurriyatul Quran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61104/ihsan.v1i2.69

Abstract

Motivasi merupakan pemberian atau penggerak yang menciptakan semangat kerja seseorang agar mau bekerja dan agar terdorong untuk melakukan suatu tindakan supaya dapat mencapai tujuan yang diinginkan, tenaga pendidik perlu memiliki motivasi agar memiliki ketekunan dan memiliki semangat kerja dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi kepala sekolah dalam mengembangkan motivasi tenaga pendidik dan untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang menjadi pendukung serta penghambatnya. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Yang menjadi informan kunci dari penelitian ini adalah kepala sekolah, sedangkan guru dijadikan informan tambahan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi, Analisis data menggunakan metode reduksi data, penyajian data, kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; Pertama, strategi kepala sekolah dalam mengembangkan motivasi tenaga pendidik sudah berjalan dengan baik namun belum optimal diantara strategi kepala sekolah dalam mengembangkan motivasi tenaga pendidik yaitu melakukan pembinaan disiplin kerja, pemberian motivasi dan arahan, penyediaan sarana dan prasarana, pemberian penghargaan (reward), serta melakukan pelatihan melalui MGMP. Kedua, Faktor pendukung strategi kepala sekolah dalam mengembangkan motivasi tenaga pendidik diantaranya adalah; ketersediaan sarana prasarana yang dibutuhkan, pemberian reward, kenyamanan lingkungan, serta memiliki jaringan internet yang baik. Adapun faktor penghambatnya adalah kurangnya partisipasi tenaga pendidik, kurang disiplin dalam bekerja serta komunikasi guru dengan kepada kepala sekolah belum maksimal.
Implementasi Kurikulum Pondok Pesantren di MTS Sa’adatuddaraein Suhada Kecamatan Enok Kabupaten Indragiri Hilir Oftania, Maria; Nurmadiah; Asmariani
IHSAN : Jurnal Pendidikan Islam Vol. 1 No. 1 (2023): 2023
Publisher : Yayasan pendidikan dzurriyatul Quran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61104/ihsan.v1i1.72

Abstract

Kurikulum pondok pesantren memiliki perbedaan dengan sekolah umum, dan bahkan terdapat perbedaan antara satu pondok pesantren dengan pesantren lain. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui implementasi kurikulum pondok pesantren dan untuk mengetahui apa faktor penghambat dan faktor pendukung dalam implementasi kurikulum pondok pesantren. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriftif, Informan kunci dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, sedangkan guru dan siswa dijadikan sebagai informan tambahan. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa: pertama, pola I: materi agama yang diajarkan berasal dari kitab-kitab klasik (kitab kuning) dan metode pembelajarannya menggunakan wetonan dan sorogan. pola II: pendekatan pembelajaran dilaksanakan secara klasikal dan non-klasikal. pola III: kurikulum telah ditambahi dengan mata pelajaran umum dan aneka kegiatan ketrampilan, kesenian, organisasi. pola IV: menitik beratkan pembelajaran ketrampilan disamping agama. pola V: pengajaran kitab klasik menjadi bagian penting dari pembelajaran di MTs Saadatudarein. a) Pesantren mengadopsi model madrasah. b) Kurikulum pesantren di bagi menjadi dua bagian, yaitu kurikulum pesantren dan kurikulum pemerintah dengan modifikasi materi agama. c) Ada juga pesantren menyelenggarakan sekolah umum dengan kurikulum yang mengikuti kementerian pendidikan dan kebudayaan. d) ada pesantren yang menyusun kurikulum pendidikan agama mereka sendiri. Kedua: faktor pedukungnya adalah dukungan dari pihak masyarakat, terpenuhinya kebutuhan pangan santri, kualitas guru dan staf memadai, komitmen kuat dari pengelola, partisipasi aktif santri. Sedangkan faktor penghambatnya adalah, kurangnya dukungan dari Orang Tua/Wali Murid, perubahan regulasi pendidikan, tantangan teknis, teknis ini dapat mempengaruhi kelancaran pelaksanaan kurikulum. Perbedaan pandangan dan opini, resistensi terhadap perubahan, kurangnya pelatihan dan pembekalan, tantangan pengukuran dan evaluasi