Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Penggunaan Frasa Maushuliy pada Pendahuluan Artikel Ilmiah Penutur Jati dan Nonpenutur Jati Al Munawar, Agil Husein; Supriadi, Rinaldi; Abdurrahman, Maman
TSAQOFIYA : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Arab Vol 6 No 1 (2024): Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Arab
Publisher : Jurusan Pendidikan Bahasa Arab IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/tsaqofiya.v6i1.437

Abstract

Abstract The grammatical aspect of native speakers and non-native speakers may have several differences, and that is the main concern of this study, specifically the use of maushuly phrases which are considered as one of many frequently-happened errors during the process of writing Arabic texts. Thus, this research aimed to identify the distinctions between the use of maushuly phrases by native speakers and non-native speakers in the introduction section of research articles in order to be a source of enlightment to further improve the knowledge of Arabic Language Learners in comprehending the sentence structures and the culture of writing in the Arabic language. This study utilized the descriptive qualitative approach with the method of comparative analysis and analyzed the introduction section of an article from 4 sides; (1) Islam, (2) Linguistic, (3) Pedagogy, and (4) Health. Findings of this study highlight that in the introduction section of articles by the topic of pedagogy, native speakers tend to use isim maushul musytarak with the percentage of 100% and 100% of the hierarchy is majrur and utilizing shilah jumlah. In the introduction section of articles by the topic of Islam, however, non-native speakers tend to use isim maushul musytarak with the percentage of 73% and 40% of the hierarchy is mubtada' and utilizing shilah jumlah. Furthermore, in the introduction section of articles by the topic of health, native speakers tend to use isim maushul musytarak more than non-native speakers with the percentage of 54% and 83% of the hierarchy is majrur utilizing shilah jumlah. Lastly, in the introduction section of articles by the topic of linguistics, native speakers tend to use isim maushul musytarak with the percentage of 80%, while non-native speakers tend to use isim maushul khaas with the percentage of 89%. It can be inferred from the findings that maushuliy phrases utilized by native speakers are 100% mubtada' and idhafah, while maushuliy phrases utilized by non-native speakers are 89% adjective, however, both utilized shilah jumlah. Asbtrak Gramatikal yang dipakai oleh penutur jati dan nonpenutur jati bisa saja memiliki perbedaan. Hal tersebut yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini, khususnya penggunaan frasa maushuly yang dianggap sebagai salah satu kesalahan yang sering terjadi dalam penulisan teks bahasa Arab. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui adakah perbedaan penggunaan frasa maushuly yang digunakan oleh penutur jati dan nonpenutur jati dalam pendahuluan artikel ilmiah sehingga dapat menjadi sumber untuk meningkatkan pengetahuan bahasa bagi pembelajar bahasa Arab dalam memahami struktur kalimat dan budaya kepenulisan bahasa Arab. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode analisis komparatif dan menganalisis pendahuluan artikel dari empat bidang yaitu keislaman, linguistik, pembelajaran, dan kesehatan. Adapun hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa dalam pendahuluan artikel bidang pembelajaran, penutur jati banyak menggunakan isim maushul musytarak yakni sebanyak 100% dengan 100% kedudukannya adalah majrur dan menggunakan shilah jumlah. Dalam bidang keislaman, pendahuluan artikel ilmiah nonpenutur jati lebih banyak menggunakan isim maushul musytarak dengan presentase 73% yang 40% kedudukannya adalah mubtada’ dan menggunakan shilah jumlah. Dalam bidang kesehatan, pendahuluan Artikel ilmiah penutur jati lebih banyak menggunakan isim maushul musytarak daripada nonpenutur jati dengan presentase 54% dan 83% berkedudukan majrur dengan menggunakan shilah jumlah. Dan dalam bidang linguistik, pendahuluan artikel ilmiah penutur jati lebih banyak menggunakan isim maushul musytarak dengan presentase 80%, sedangkan nonpenutur jati lebih banyak menggunakan isim maushul khaas dengan presentase 89%. Dari segi kedudukannya terinci bahwa frasa maushuliy penutur jati 100% memiliki kedudukan sebagai mubtada’ dan idhafah, sedangkan nonpenutur jati 89% memiliki kedudukan sebagai sifat namun keduanya memakai shilah jumlah.
PERAN GURU DALAM MENJAGA PENDIDIKAN NASIONAL DAN NILAI AGAMA DI ERA DIGITAL Fathanah, Isma; Hanifa, Zahra Aulia; Al Munawar, Agil Husein; Sauri, Sofyan
Pedagogi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Vol 11 No 1 (2025): Pedagogi: Jurnal Ilmiah Pendidikan
Publisher : FKIP Universitas Al Washliyah Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47662/pedagogi.v11i1.967

Abstract

The digital era brings great challenges to national education and religious values, where teachers play a central role as moral guides, character educators, as well as innovators in the learning process. This study aims to examine the role of teachers in maintaining the relevance of religious education and national values amid rapid technological development. Using a qualitative approach through the literature study method, this research analyzes the use of technology as a learning support tool, including digital media, technological literacy, and interaction-based learning strategies. The results show that the wise integration of technology can be an effective tool in shaping character and strengthening students' religious values, as long as it is supported by adequate digital literacy. Teachers are required to be able to direct students to utilize technology positively, understand religious teachings deeply, and apply them in everyday life. This study concludes that teachers not only act as knowledge conveyors, but also as facilitators, innovators, and moral guides who ensure that religious education remains strong, relevant, and adaptive in the digital era.
PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI INDONESIA Al Munawar, Agil Husein; Mad Ali; Yayan Nurbayan
An-Nas Vol. 9 No. 1 (2025): AN-NAS: Jurnal Humaniora
Publisher : Fakultas Syariah dan Adab Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32665/annas.v9i1.3660

Abstract

Globalisasi telah membawa dampak yang signifikan terhadap pembelajaran bahasa Arab di Indonesia, yang telah mengalami transformasi dari masa ke masa. Globalisasi dengan segala dinamika dan kompleksitasnya, memberikan dampak besar pada pembelajaran bahasa Arab melalui pengaruh teknologi, perubahan kurikulum, serta diversifikasi tujuan pembelajaran. Dengan pendekatan kualitatif deskriptif berbasis studi literatur, penelitian ini menunjukan bahwa globalisasi memberikan peluang besar untuk meningkatkan akses pembelajaran bahasa Arab melalui aplikasi daring, media digital, dan platform berbasis teknologi. Bahasa Arab yang sebelumnya berfokus pada kebutuhan keagamaan kini telah meluas penggunaannya ke bidang diplomasi, ekonomi, dan akademik. Namun globalisasi juga membawa beberapa tantangan seperti dominasi bahasa asing yang mengurangi penggunaannya di berbagai aspek kehidupan dan rendahnya penguasaan teknologi di kalangan pendidik. Transformasi pembelajaran ini membutuhkan upaya adaptasi metode pembelajaran yang inovatif. Penguasaan teknologi, serta pengembangan kurikulum yang relevan dengan tuntutan zaman. Penelitian ini menegaskan bahwa meskipun globalisasi menghadirkan tantangan, peluang besar tetap terbuka untuk mempertahankan eksistensi bahasa Arab melalui pendekatan pembelajaran yang modern dan inklusif.