Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Medan Naga (Menanam dan Mengembangkan Tanaman Toga) Guna Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Desa Jatisari Melalui Jamu Kesehatan Kinasih, Putri; Ibrahim, Dimas Septian; Aji, Erlien Aunina Linggar; Sandra, Dinda Agustin; Persada, Tashila Zahra; Nabila, Nurjihan Lutfia; Anas, Muhammad Naufal; Sahda, Renaya Amelta; Setiawan, Rizki; Pratiwi, Septiani Cipta; Asyfiradayati, Rezania
abdimesin Vol. 1 No. 2 (2021): Abdi-mesin
Publisher : UPN "Veteran" Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/abdi-mesin.v1i2.17

Abstract

Pandemi menimbulkan efek domino dari kesehatan ke masalah sosial dan ekonomi, termasuk pelaku usaha. Badan Pusat Statistik telah mencatat laju pertumbuhan ekonomi pada Kuartal I (Januari-Maret) 2020 hanya tumbuh 2,97%. Kegiatan Pengabdian ini dilaksanakan di Desa Jatisari, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan tanaman obat keluarga (TOGA) yang belum dipahami oleh masyarakat dan agar masyarakat setempat lebih bersemangat dalam mengembangkan dan dapat membantu kader dalam kegiatan budidaya tanaman obat keluarga (TOGA). Tanaman obat keluarga (TOGA) merupakan tanaman berkhasiat yang ditanam di lahan pekarangan dan dikelola oleh keluarga dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan tradisional. Pemberdayaan masyarakat di Desa Jatisari dilakukan dengan mengadakan pelatihan pembuatan jamu dan pembangunan taman tanaman obat keluarga (TOGA). Pembangunan taman TOGA (Tanaman Obat Keluarga) dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Metode pelaksanaan terdapat Tahap Persiapan kegiatan PKMM dilakukan melalui dua tahap, yaitu persiapan eksternal dan persiapan internal. Tahap pelaksanaan terdapat 1. Penyuluhan dan Diskusi Terkait Tanaman Obat Keluarga (TOGA) 2. Penyerahan Bibit Tanaman Obat Keluarga (TOGA) 3. Pembangunan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) 4. Pelatihan Pembuatan Jamu. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah masyarakat Desa Jatisari dapat mengetahui dan memahami tentang pemanfaatan tanaman TOGA dan mulai untuk melakukan penanaman TOGA serta dapat mengolah tanaman TOGA menjadi obat atau produk bernilai ekonomi tinggi dalam bentuk minuman.
Analisis faktor determinan kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan Wijayanti, Anisa Catur; Puspita, Widya Galih; Pratiwi, Septiani Cipta; Sahda, Renaya Amelta
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal Vol. 16 No. 01 (2025): Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jikbh.v16i01.1595

Abstract

Latar Belakang: Prevalensi stunting di Puskesmas Trucuk II merupakan salah satu yang tertinggi di Kabupaten Klaten. Penelitian mengungkapkan status pemberian ASI, riwayat paritas, tumbuh kembang anak, stimulasi, karakteristik ibu seperti pekerjaan, pendidikan, dan usia, serta karakteristik anak seperti usia dan jenis kelamin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan stunting pada anak usia 24-59 bulan di Puskesmas Trucuk II.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 128 orang. Analisis data dilakukan dengan univariat, bivariat, dan multivariat dengan regresi logistik.Hasil: Hasil penelitian ini tidak terdapat hubungan antara status pemberian ASI (p-value: 0,131), riwayat paritas (p-value: 0,552), pekerjaan ibu (0,855), tumbuh kembang anak (p-value: 0,549). 549), stimulasi (p-value: 0,422), jenis kelamin anak (p-value: 0,394), usia anak (p-value: 0,438), pendidikan ibu (p-value: 0,448), dan usia ibu (p-value: 0,134) dengan kejadian stunting.Kesimpulan: Meskipun tidak ada hubungan antara determinan tersebut dengan kejadian stunting, tenaga kesehatan dan keluarga, khususnya ibu, diharapkan dapat memantau tumbuh kembang anak melalui beberapa program intervensi seperti pelatihan, pemberian buklet edukasi, peningkatan keterampilan menyusui, dan pendampingan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI).