Dwiyanti, Feni
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Asuhan Kebidanan Continuity of Care (COC) dengan Kista Ovarium dan Anemia Ringan Dwiyanti, Feni; Sofiyanti, Ida
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 3 No. 1 (2024): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR) are important indicators in assessing a country's health status, especially in developing countries like Indonesia. Despite a decrease, MMR and IMR in Indonesia remain high, with the Sustainable Development Goals (SDGs) target of 70 per 100,000 live births for MMR and 12 per 1,000 live births for IMR. In Semarang Regency in 2019, there was an increase in MMR to 70.7 per 100,000 live births and IMR to 7.42 per 100,000 live births. The main causes of MMR are pre-eclampsia/eclampsia and hemorrhage, while the main causes of IMR are low birth weight (LBW) and asphyxia. To address this issue, efforts are made to ensure that every mother and baby receives quality comprehensive midwifery care, including integrated antenatal care (ANC), delivery assistance by trained health personnel, postnatal care, and family planning services. Indonesia has implemented the Continuity of Care (CoC) program, which provides continuous care from pregnancy to family planning, proven effective in reducing mortality and morbidity rates. Based on this background, the author conducts a case study "Midwifery Care Through Continuity of Care for Mrs. W in Candirejo Village" to apply theoretical and practical knowledge, with the expectation of improving the quality of prospective health workers and the health of mothers and infants in Indonesia. This study aims to implement comprehensive midwifery care in a case of pregnant women with ovarian cysts and mild anemia. The method used is a descriptive case study with a continuity of care approach to Mrs. W in Candirejo Village. Results and discussion show that Mrs. W experienced an ovarian cyst measuring ±25 cm and mild anemia (Hb 9.5 g/dL) during pregnancy. Pregnancy care focused on monitoring the ovarian cyst and anemia in Mrs. W. Delivery was performed via cesarean section at 35 weeks and 5 days gestation, accompanied by ovarian cyst removal and tubal ligation procedure. The baby was born weighing 2300 grams, classified as low birth weight. Postpartum care included monitoring uterine involution, surgical wound care, and oxytocin massage to promote breast milk production. The conclusion shows that comprehensive midwifery care can help manage complex cases such as ovarian cysts and anemia in pregnancy. Recommendations include the importance of early detection of pregnancy complications, appropriate management of ovarian cysts, and anemia management to prevent preterm labor and low birth weight. Further research is needed to optimize care in similar cases.   Abstrak Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator penting dalam menilai derajat kesehatan suatu negara, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Meskipun terjadi penurunan, AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi, dengan target Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu AKI 70 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 12 per 1.000 kelahiran hidup. Di Kabupaten Semarang, pada tahun 2019 terjadi peningkatan AKI menjadi 70,7 per 100.000 KH dan AKB menjadi 7,42 per 100.000 KH. Penyebab utama AKI adalah pre-eklamsi/ eklamsi dan perdarahan, sedangkan penyebab utama AKB adalah BBLR dan asfiksia. Untuk mengatasi masalah ini, upaya yang dilakukan adalah menjamin setiap ibu dan bayi mendapatkan asuhan kebidanan komprehensif yang berkualitas, termasuk ANC terpadu, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih, perawatan pasca persalinan, dan pelayanan KB. Indonesia telah memiliki program Continuity of Care (CoC), yaitu perawatan berkesinambungan mulai dari kehamilan hingga KB, yang terbukti efektif dalam menurunkan angka mortalitas dan morbiditas. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis melakukan studi kasus "Asuhan Kebidanan Secara Continuity of Care pada Ny.W Di Kelurahan Candirejo" untuk mengaplikasikan ilmu teori dan praktik, serta diharapkan dapat meningkatkan kualitas calon tenaga kesehatan dan kesehatan ibu dan bayi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan asuhan kebidanan komprehensif pada kasus ibu hamil dengan kista ovarium dan anemia ringan. Metode yang digunakan adalah studi kasus deskriptif dengan pendekatan continuity of care pada Ny. W di Kelurahan Candirejo. Hasil dan pembahasan menunjukkan bahwa Ny. W mengalami kista ovarium berukuran ±25 cm dan anemia ringan (Hb 9,5 g/dL) selama kehamilan. Asuhan kehamilan berfokus pada pemantauan kista Ovarium dan Anemia pada Ny.W. Persalinan dilakukan melalui operasi sesar pada usia kehamilan 35 minggu 5 hari, disertai pengangkatan kista ovarium dan prosedur MOW. Bayi lahir dengan berat 2300 gram, tergolong BBLR. Asuhan nifas meliputi pemantauan involusi uteri, perawatan luka operasi, dan pijat oksitosin untuk memperlancar ASI.Kesimpulan menunjukkan bahwa asuhan kebidanan komprehensif dapat membantu mengelola kasus kompleks seperti kista ovarium dan anemia dalam kehamilan. Saran meliputi pentingnya deteksi dini komplikasi kehamilan, penanganan tepat kista ovarium, dan manajemen anemia untuk mencegah persalinan preterm dan BBLR. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengoptimalkan asuhan pada kasus serupa.
Pijat Oksitosin sebagai Upaya Meningkatkan Produksi ASI di RS Ken Saras Dwiyanti, Feni; Mila Elvi Ekayanti; Putri Cahya; Ida Sofiyanti; Yulia Nur Khayati; Rini Susanti; Siti Musarofah
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 3 No. 1 (2024): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Exclusive breastfeeding for the first 6 months of a baby's life is crucial, yet many mothers still experience challenges with inadequate milk production. Oxytocin massage is one solution to increase breast milk production by stimulating the oxytocin hormone. This community service aims to improve postpartum mothers' knowledge and understanding of oxytocin massage as an effort to increase breast milk production.The method used was observation with 20 postpartum mother respondents at Ken Saras Hospital. The activity was conducted in three stages: 1) Assessment of mothers' initial knowledge about oxytocin massage, 2) Socialization and practice of oxytocin massage, 3) Evaluation of mothers' knowledge after the education.Pre-test results showed that mothers' initial knowledge was still lacking, especially regarding the definition, benefits, and techniques of oxytocin massage. Mothers' education and occupation factors influenced their knowledge level. After the education, there was a significant increase in knowledge. The average pre-test score of 50.83 increased to 81.66 in the post-test. Mothers gained a better understanding of oxytocin massage as an effort to increase breast milk production.In conclusion, education and practice of oxytocin massage effectively improved postpartum mothers' knowledge about the benefits and techniques of oxytocin massage for smooth breast milk production. The increase in knowledge is expected to encourage mothers to apply oxytocin massage independently. Recommendations include: 1) Conducting health promotion with village midwives and local health centers, 2) Providing education and training on oxytocin massage to posyandu cadres, 3) Conducting ongoing mentoring for postpartum mothers. With these efforts, it is hoped that exclusive breastfeeding coverage can be increased through optimization of mothers' breast milk production using the oxytocin massage method..   Abstrak Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi sangat penting, namun masih banyak ibu yang mengalami kendala produksi ASI yang tidak lancar. Pijat oksitosin merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan produksi ASI dengan merangsang hormon oksitosin. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman ibu nifas tentang pijat oksitosin sebagai upaya meningkatkan produksi ASI.Metode yang digunakan adalah observasi dengan 20 responden ibu nifas di RS Ken Saras. Kegiatan dilakukan dalam tiga tahap: 1) Kajian pengetahuan awal ibu tentang pijat oksitosin, 2) Sosialisasi dan praktik pijat oksitosin, 3) Evaluasi pengetahuan ibu setelah penyuluhan. Hasil pre-test menunjukkan pengetahuan awal ibu masih kurang, terutama terkait pengertian, manfaat, dan teknik pijat oksitosin. Faktor pendidikan dan pekerjaan ibu berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan. Setelah diberikan penyuluhan, terjadi peningkatan pengetahuan yang signifikan. Nilai rata-rata pre-test 50,83 meningkat menjadi 81,66 pada post-test. Ibu menjadi lebih memahami tentang pijat oksitosin sebagai upaya meningkatkan produksi ASI.Kesimpulannya, penyuluhan dan praktik pijat oksitosin efektif meningkatkan pengetahuan ibu nifas tentang manfaat dan teknik pijat oksitosin untuk kelancaran produksi ASI. Peningkatan pengetahuan diharapkan dapat mendorong ibu untuk menerapkan pijat oksitosin secara mandiri. Saran yang diberikan antara lain: 1) Melakukan promosi kesehatan bersama bidan desa dan puskesmas setempat, 2) Memberikan penyuluhan dan pelatihan pijat oksitosin kepada kader posyandu, 3) Melakukan pendampingan berkelanjutan pada ibu nifas. Dengan upaya tersebut, diharapkan cakupan ASI eksklusif dapat meningkat melalui optimalisasi produksi ASI ibu dengan metode pijat oksitosin.