Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH EDUKASI VIDEO TERHADAP PENGETAHUAN PASIEN DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) Nilamsari, Wenny Putri; Ratri, Dinda Monika Nusantara; Shinta, Dewi Wara; Afrilla, Dian; Hamdani, Indri Yuliani; Sari, Cinantya Meyta; Handayani, Meuthia
Jurnal Farmasi Higea Vol 16, No 2 (2024)
Publisher : STIFARM Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52689/higea.v16i2.598

Abstract

Kepatuhan terhadap terapi farmakologi menjadi kunci utama dalam pengendalian Penyakit Jantung Koroner (PJK) dimana hal ini akan sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektivitas video animasi sebagai media edukasi terhadap peningkatan pengetahuan pasien terkait penggunaan obat-obatan dan metode meningkatkan kepatuhan pada pasien PJK. Penelitian ini bersifat analisis menggunakan desain pre-post test di Rumah Sakit Universitas Airlangga, Surabaya. Bentuk intervensi yang dilakukan adalah dengan edukasi video animasi yang dibuat oleh peneliti dengan durasi 9 menit 51 detik. Video tersebut berisi materi tentang pengenalan penyakit jantung koroner, obat-obatan jantung koroner, dan cara untuk meningkatkan kepatuhan. Selanjutnya pengetahuan akan dievaluasi menggunakan kuesioner berisi 15 pertanyaan yang terdiri dari pertanyaan seputar terapi PJK, manfaat terapi, dan cara meningkatkan kepatuhan dalam pengobatan. Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji statistik menggunakan uji Wilcoxon signed rank test (uji non parametrik) . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari total sampel 50 pasien, video animasi dapat meningkatkan kepatuhan pasien secara signifikan (p-value 0,000)  dengan nilai rata-rata pengetahuan pasien sebelum edukasi adalah 66.0 ± 1,8 dan setelah edukasi menjadi 92.7 ± 1,3. Proporsi pasien yang mempunyai pengetahuan baik juga mengalami peningkatan secara signifikan (p-value 0,000) yaitu sebanyak 14% sebelum edukasi dan 90% sesudah edukasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan pasien terkait obat-obat PJK dan metode meningkatkan kepatuhan setelah dilakukan edukasi dengan menggunakan media video animasi.
Kajian Literatur : Tinjauan Terapi Kardioprotektan untuk Penanganan Kardiotoksisitas Kemoterapi Antrasiklin Sari, Cinantya Meyta; Suprapti, Budi; Nurmainah, Nurmainah
Jurnal Pharmascience Vol 12, No 1 (2025): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v12i1.19910

Abstract

Saat ini telah banyak diteliti mengenai beberapa agen farmakologi untuk terapi penanganan kardiotoksisitas antrasiklin. Namun, dibutuhkan kajian lebih lanjut terhadap strategi terapi kardiotoksisitas antrasiklin tersebut dari segi kefarmasian untuk memperkaya referensi sebagai dasar praktek klinis untuk tatalaksana kardiotoksisitas, terutama di negara berkembang. Kajian literatur ini bertujuan mengkaji lebih mendalam terkait kardioprotektan dari aspek mekanisme kerja, karakteristik farmakokinetik, serta dari evidence based medicine yang ada. Kajian literatur secara komprehensif dilakukan berdasarkan penelusuran jurnal ilmiah melalui penelusuran elektronik dengan kata kunci kombinasi “cardioprotective”, “anthracycline”, dan “cardiotoxicity”. Dari seluruh artikel yang diperoleh, didapatkan 39 artikel yang dapat dikaji lebih lanjut, yakni artikel mengenai kardiotoksisitas antrasiklin, serta penelitian dan bukti ilmiah mengenai agen-agen farmakologi yang diteliti bersifat kardioprotektif. Kesimpulan dari tinjauan ini adalah beberapa agen farmakologis telah menunjukkan luaran yang baik pada beberapa parameter kardiotoksisitas, namun penelitian tingkat lanjut dengan skala lebih besar dan waktu  follow up yang lebih lama masih diperlukan terutama dengan sampel domestik agar dapat diperoleh konklusi yang dapat diaplikasikan secara klinis pada masyarakat Indonesia.
Krisis Adrenal Pada Anak Dengan Congenital Adrenal Hyperplasia (Salt-Wasting Type) disertai Gangguan Elektrolit, Hipoglikemia, dan Gizi Buruk Marasmus: Laporan Kasus Zamri, Wiedya Alfitrya; Sari, Cinantya Meyta; Hasti, Syilfia; Andira, Ayu; Febrianti, Azila; Fitri, Eliza; Salsabilah, Mutiara; Ramadhani, Nadea Zahra; Putri, Nadila; Sakinah, Norma; Muthmainnah, Nurillah; Ayuni, Putri; Ahmania, Santri; Muti’ah, Try Hadirah
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 3 (2025): Desember
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Congenital Adrenal Hyperplasia (CAH) meningkatkan risiko krisis adrenal yang dapat menyebabkan syok, gangguan elektrolit, dan hipoglikemia, terutama bila disertai gizi buruk marasmus. Anak laki-laki usia 1 tahun 7 bulan dengan riwayat CAH datang dengan sesak, muntah berulang, dan kejang. Pemeriksaan fisik menunjukkan syok hipovolemik dan marasmus. Laboratorium: hiponatremia (117 mmol/L), hiperkalemia (5,44 mmol/L), hipoglikemia (23 mg/dL), ureum meningkat dengan kreatinin normal. Pasien mendapat resusitasi cairan, hidrokortison dosis stres, koreksi hipoglikemia dan elektrolit, antibiotik empiris, serta nutrisi enteral bertahap sesuai pedoman WHO. Berdasarkan penelitian ini ditemukan bahwa kondisi klinis stabil dalam 7 hari, hipoglikemia dan gangguan elektrolit terkoreksi, tidak ada kejang ulang. Sehingga disimpulkan krisis adrenal pada anak dengan CAH dapat memburuk bila disertai gizi buruk. Tata laksana cepat dan komprehensif penting untuk perbaikan klinis. Edukasi keluarga dan penerapan PHBS perlu ditekankan untuk mencegah kekambuhan.
Scientific Analysis with a Retrospective Method on the Incidence and Severity of Adverse Drug Reactions in Hospitalized Cancer Patients Wahyuni, Diyah; Sari, Cinantya Meyta; Suprapti, Budi
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 10 No 9 (2024): September
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v10i9.8624

Abstract

Adverse Drug Reactions (ADRs) often result from omissions or inadequate use of preventative measures, making them definitely or probably preventable. Discrepancies between clinical severity and patients' perceptions of ADRs' impact on their well-being highlight the need for targeted interventions. This study focused on the frequency, manifestations, and severity of ADRs from chemotherapeutic agents, utilizing a cross-sectional design with data from ADR reports spanning November 2021 to October 2023 at dr. Saiful Anwar General Hospital, Indonesia. A total of 177 ADRs were analyzed descriptively. Of these, 99 (55.93%) occurred in women, with the highest incidence in the 19–60-year age group (77.40%). The most common malignancies were Chronic Myeloid Leukemia (10.17%), Colorectal Malignancy, and Non-Hodgkin Lymphoma (9.60% each). ADRs related to chemotherapy constituted 41.80%, involving drugs such as cisplatin, oxaliplatin, afatinib, imatinib, and Doxorubicin. The severity distribution was 70.37% mild, 27.16% moderate, and 2.47% severe. Monitoring and reporting these ADRs are crucial for patient safety and preventing recurrence.