Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS HUBUNGAN POLIFARMASI DAN BIAYA PENGGUNAAN OBAT RISIKO JATUH PADA PASIEN GERIATRI DI KLINIK SARAF RSUD DR SOEDARSO PONTIANAK Afrilla, Dian; Nurmainah, Nurmainah; Susanti, Ressi
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 5, No 1 (2021): Jurnal Farmasi Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jatuh merupakan salah satu masalah kesehatan serius pada pasien geriatri. Salah satu faktor risiko terjadinya jatuh adalah jumlah penggunaan obat risiko jatuh atau Fall Risk Medicine (FRM). Disisi lain, berdampak pada beban biaya kesehatan yang harus ditanggung oleh rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan rata-rata biaya penggunaan obat risiko jatuh berdasarkan polifarmasi obat dan karakteristik pasien geriatri di klinik saraf RSUD dr. Soedarso Pontianak. Penelitian merupakan jenis penelitian observasional menggunakan rancangan penelitian potong lintang (cross sectional) yang bersifat deskriptif. Pengumpulan data bersifat retrospektif yaitu menggunakan basis data elektronik. Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien geriatri di Klinik Saraf RSUD dr.Soedarso Pontianak selama periode Januari–Desember 2019. Jumlah sampel yang memenuhi kriteri inklusi sebanyak 2.109 pasien. Analisis data dilakukan uji independent sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien geriatri yang berkunjung ke klinik saraf cenderung pasien wanita sebanyak 51,26%, lansia muda dengan usia 60-69 tahun sebanyak 71,22%, dan penggunaan <5 obat (non polifarmasi) sebanyak 94,12%. Analisis independent sample t-test menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara usia kelompok non polifarmasi (sig 2-tailed = 0,000) dan jumlah obat (sig 2-tailed = 0,000) terhadap rata-rata biaya penggunaan obat risiko jatuh dan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin (sig 2-tailed = 0,124 dan 0,697) dan usia kelompok polifarmasi (sig 2-tailed = 0,618 dan 0,786) terhadap rata-rata biaya penggunaan obat risiko jatuh pasien geriatri. Kesimpulan dari penelitian ini adalah usia pada kelompok non polifarmasi dan jumlah obat memiliki hubungan bermakna dengan besarnya biaya penggunaan obat jatuh pada geriatri.
Global prevalence and determinants associated with the acceptance of monkeypox vaccination Indiastari, Dewi; Fajar, Jonny K.; Tamara, Fredo; Runesi, Odis; Hakim, Lukman N.; Chotimah, Kusnul; Rahmani, Alinda; Saputro, Teguh D.; Afrilla, Dian; Firmansyah, Ervin; Dau, Daniel; Dzhyvak, Volodymyr
Narra J Vol. 4 No. 2 (2024): August 2024
Publisher : Narra Sains Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52225/narra.v4i2.866

Abstract

Assessing the acceptance of the monkeypox vaccine is crucial for the success of vaccination programs, yet the prevalence reports remain inconclusive. The aim of this study was to determine the global prevalence of monkeypox vaccine acceptance and identify its associated factors. A meta-analysis was conducted with a comprehensive search strategy on the following databases, including Scopus, Embase, and PubMed, for articles published up to April 5, 2024. This study utilizes a single-arm meta-analysis to calculate the pooled prevalence of monkeypox vaccine acceptance. A Z-test was employed to identify factors associated with the vaccine acceptance. Our study analyzed 51 articles encompassing 98,746 participants, revealing an overall monkeypox vaccine acceptance rate of 65%. Notably, the highest acceptance rates were observed among men who have sex with men (MSMs), while healthcare workers (HCWs) showed the lowest acceptance rates. Additionally, our findings indicated an increased acceptance in individuals with educational attainment beyond a bachelor’s degree, a history of COVID-19 and influenza vaccination, homosexual orientation, and HIV-positive status. Conversely, lower acceptance risk was associated with those with educational attainment below a bachelor's degree, heterosexual orientation, and bisexual orientation. In conclusion, our current study has determined the rate of monkeypox vaccine acceptance and identified its associated factors. These findings offer valuable insights as the foundation for targeted policies to manage and increase acceptance rates.
PENGARUH EDUKASI VIDEO TERHADAP PENGETAHUAN PASIEN DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) Nilamsari, Wenny Putri; Ratri, Dinda Monika Nusantara; Shinta, Dewi Wara; Afrilla, Dian; Hamdani, Indri Yuliani; Sari, Cinantya Meyta; Handayani, Meuthia
Jurnal Farmasi Higea Vol 16, No 2 (2024)
Publisher : STIFARM Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52689/higea.v16i2.598

Abstract

Kepatuhan terhadap terapi farmakologi menjadi kunci utama dalam pengendalian Penyakit Jantung Koroner (PJK) dimana hal ini akan sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektivitas video animasi sebagai media edukasi terhadap peningkatan pengetahuan pasien terkait penggunaan obat-obatan dan metode meningkatkan kepatuhan pada pasien PJK. Penelitian ini bersifat analisis menggunakan desain pre-post test di Rumah Sakit Universitas Airlangga, Surabaya. Bentuk intervensi yang dilakukan adalah dengan edukasi video animasi yang dibuat oleh peneliti dengan durasi 9 menit 51 detik. Video tersebut berisi materi tentang pengenalan penyakit jantung koroner, obat-obatan jantung koroner, dan cara untuk meningkatkan kepatuhan. Selanjutnya pengetahuan akan dievaluasi menggunakan kuesioner berisi 15 pertanyaan yang terdiri dari pertanyaan seputar terapi PJK, manfaat terapi, dan cara meningkatkan kepatuhan dalam pengobatan. Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji statistik menggunakan uji Wilcoxon signed rank test (uji non parametrik) . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari total sampel 50 pasien, video animasi dapat meningkatkan kepatuhan pasien secara signifikan (p-value 0,000)  dengan nilai rata-rata pengetahuan pasien sebelum edukasi adalah 66.0 ± 1,8 dan setelah edukasi menjadi 92.7 ± 1,3. Proporsi pasien yang mempunyai pengetahuan baik juga mengalami peningkatan secara signifikan (p-value 0,000) yaitu sebanyak 14% sebelum edukasi dan 90% sesudah edukasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan pasien terkait obat-obat PJK dan metode meningkatkan kepatuhan setelah dilakukan edukasi dengan menggunakan media video animasi.