Ihwanul Muslimin, Muhammad Abdul Irhas
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

STUDI POPULASI DAN TINGKAH LAKU MONYET EKOR PANJANG (Macaca fascicularis) DI TELAGA BURET KABUPATEN TULUNGAGUNG Kartikasari, Desi; Ihwanul Muslimin, Muhammad Abdul Irhas; Agustina, Citra Sari; Karsi Nerro Soethamprin
JEAS (Journal of Educational and Applied Science) Vol. 1 No. 2 (2024): April 2024
Publisher : Tadris IPA Universitas KH. Mukhtar Syafaat Blokagung Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30739/jeas.v1i2.2830

Abstract

Macaca fascicularis, or long-tailed monkey, is a primate found in Southeast Asia, including Indonesia. Despite its abundant population, the long-tailed macaque is classified as an over-exploited wildlife. Therefore, conservation efforts are needed to prevent the extinction of the long-tailed monkey population. One of the natural habitats of the long-tailed monkey is located in Telaga Buret, Tulungagung Regency. In this area, the total number of long-tailed monkeys is unknown and has never been studied. Therefore, this study aims to determine the population and behavior of long-tailed monkeys in Telaga Buret using the scan sampling method in certain time intervals. The results showed that the total population of long-tailed monkeys found in the study site was 98 individuals. The observed behavioral parameters include moving activities, vocalizing, foraging, playing, searching, sexual, interaction with humans, aggression, resting and parenting. From the results of the study, the behavior that has the highest index value is moving (38%) while the least behavior is interacting with humans (1%). The high values generated from the percentages indicate how often M. fascicularis performed these behaviors at each time interval.
Pembudidayaan Lebah Klanceng di Peternakan Azka Trigona Desa Jiwut, Kabupaten Blitar Kartikasari, Desi; Ihwanul Muslimin, Muhammad Abdul Irhas; Adina Putri, Desy Fadilah
RADIKULA: Jurnal Ilmu Pertanian Vol 2 No 2 (2023): RADIKULA - Desember 2023
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70609/radikula.v2i2.3821

Abstract

Lebah klanceng (Trigona Sp.) termasuk lebah yang banyak dikembangbiakan secara tradisional di Indonesia. Namun produksi madu lebah klanceng masih tergolong rendah, hal tersebut menjadi salah satu faktor yang membuat harga madu klanceng lebih mahal dari madu lainnya. Penelitian dilakukan di Peternakan “Azka Trigona” Desa Jiwut, Kabupaten Blitar pada bulan mei-juni 2023. Tujuan penelitian untuk memperoleh informasi terkait budidaya lebah klanceng dan mengetahui tingkah laku lebah klanceng. Jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan metode pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian diperoleh ada 8 jenis lebah klanceng, diantaranya Tetragonula leaviceps, Tetrigona biroi, Heterotrigona itama, Tetragonula drescheri, Sundatrigona moorei, Geniotrigona thoracica, Lophotrigona caniform, dan Tetragonula Klanceng putih (Fotca). Lebah klanceng memiliki cara hidup eusosial seperti pada lebah Apis. Beberapa faktor yang mempengaruhi pembudidayaan lebah klanceng, diantaranya adalah habitat, suhu yang panas, jenis vegetasi (makanan), dan hama. Jenis vegetasi (sumber makanan) dari lebah klanceng yang paling banyak ditemukan adalah bunga air mata pengantin (Antigonon leptopus), dikarenakan bunga ini mudah dibudidayakan dan tidak terpengaruh oleh musim. Peternakan Azka Trigona juga memproduksi berbagai jenis olahan madu, diantaranya madu tawon, madu klanceng, madu levis, dan madu fermentasi dengan bawang lanang.