Lebah klanceng (Trigona Sp.) termasuk lebah yang banyak dikembangbiakan secara tradisional di Indonesia. Namun produksi madu lebah klanceng masih tergolong rendah, hal tersebut menjadi salah satu faktor yang membuat harga madu klanceng lebih mahal dari madu lainnya. Penelitian dilakukan di Peternakan “Azka Trigona” Desa Jiwut, Kabupaten Blitar pada bulan mei-juni 2023. Tujuan penelitian untuk memperoleh informasi terkait budidaya lebah klanceng dan mengetahui tingkah laku lebah klanceng. Jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan metode pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian diperoleh ada 8 jenis lebah klanceng, diantaranya Tetragonula leaviceps, Tetrigona biroi, Heterotrigona itama, Tetragonula drescheri, Sundatrigona moorei, Geniotrigona thoracica, Lophotrigona caniform, dan Tetragonula Klanceng putih (Fotca). Lebah klanceng memiliki cara hidup eusosial seperti pada lebah Apis. Beberapa faktor yang mempengaruhi pembudidayaan lebah klanceng, diantaranya adalah habitat, suhu yang panas, jenis vegetasi (makanan), dan hama. Jenis vegetasi (sumber makanan) dari lebah klanceng yang paling banyak ditemukan adalah bunga air mata pengantin (Antigonon leptopus), dikarenakan bunga ini mudah dibudidayakan dan tidak terpengaruh oleh musim. Peternakan Azka Trigona juga memproduksi berbagai jenis olahan madu, diantaranya madu tawon, madu klanceng, madu levis, dan madu fermentasi dengan bawang lanang.