Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pembuatan Ovitrap/Trapping Dari Sampah Anorganik Untuk Menurunkan Angka Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Jernita Sinaga; Risnawati Tanjung; Helfi Nolia
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Cahaya Mandalika (Abdimandalika) Vol. 5 No. 1 (2024): Juni
Publisher : Institut Penelitian dan Pengembangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/abdimandalika.v5i1.2741

Abstract

Perangkap nyamuk berbasis air gula pasir, gula merah dan ragi roti, merupakan perangkap nyamuk yang terbuat dari botol bekas kemasan minuman ringan yang disi dengan air gula pasir rati – ragi roti serta botol tersebut dibungkus dengan plastik bewarna hitam. Hasil fermentasi gula pasir oleh ragi roti menghasilkan karbondikoksia yang akan menarik nyamuk untuk datang. Perangkap sederhana (trapping) ini dapat diletakkan di sudut ruangan yang banyak dipakai untuk aktivitas anggota keluarga. “Pernyabagri dapat bertahan hingga satu minggu sehingga bersifat sangat ekonomis. Sasaran kegiatan pengabdian ini adalah para perangkat desa dan masyarakat sebanyak 50 orang. Metode kegiatan menggunakan metode ceramah dan demonstrasi. Langkah-langkah kegiatan adalah ceramah untuk menjelaskan kajian sampah, jenis sampah, dan sumber sampah, pengelolaan sampah dan 3R (reduce, reuse, recycle), serta pengelolaan sampah anorganik menjadi perangkap telur nyamuk (ovitrap)/trapping (perangkap nyamuk) sederhana, dilanjutkan tanya jawab, demonstrasi pengelolaan sampah anorganik menjadi perangap nyamuk. Faktor pendukung kegiatan pengabdian adalah adanya dukungan dari Kepala Desa dan antusiasme peserta pengabdian, sedangkan faktor penghambat kegiatan adalah keterbatasan waktu pelaksanaan pengabdian. Kegiatan pengabdian secara keseluruhan dapat dikatakan baik dan berhasil, dilihat dari keberhasilan target jumlah peserta pelatihan (100%), ketercapaian tujuan pelatihan (80%), ketercapaian target materi yang telah direncanakan (80%), dan kemampuan peserta dalam penguasaan materi (80%). Kegiatan pengabdian dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pembuatan perangkap nyamuk sederhana dari botol dan plastic bekas. Kegiatan ini merupakan salah satu solusi yang menyentuh secara langsung masyarakat dalam pencegahan demam berdarah dengue (DBD.
APLIKASI SURVEY JENTIK BETAPAANTIK DALAM MENDUKUNG PENGENDALIAN DEMAM BERDARAH DENGUE BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI Tanjung, Risnawati; Helfi Nolia; Jernita Sinaga
Mitra Raflesia (Journal of Health Science) Vol. 17 No. 1 (2025)
Publisher : LPPM STIKES BHAKTI HUSADA BENGKULU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51712/njr8k695

Abstract

Abstrak Latar Belakang. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi, pemanfaatan aplikasi digital dalam bidang kesehatan menjadi solusi inovatif untuk meningkatkan efektivitas program pencegahan penyakit. Salah satu inovasi yang dikembangkan adalah aplikasi BETAPAANTIK (Berbasis Teknologi Pengawasan dan Analisis Jentik), yang dirancang untuk mempermudah kegiatan survei jentik oleh masyarakat maupun petugas kesehatan. Aplikasi ini memungkinkan pengguna melakukan input data jentik secara langsung dari lapangan, menyajikan peta sebaran jentik secara real-time, serta menyediakan sistem pelaporan yang cepat dan akurat. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan eksperimen semu (quasi-experimental). Penelitian bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan aplikasi BETAPAANTIK dalam mendukung kegiatan survei jentik dan pengendalian DBD. Hasil: Penelitian berhasil mengembangkan model pelaporan pemantauan jentik nyamuk menggunakan sistem berbasis android, dengan nama aplikasi android BETAPAANTIK vesi 1.0. Pengguna dapat mengimplementasikan aplikasi secara efektif, tidak hanya berperan sebagai alat pengumpulan data tetapi menawarkan keunggulan dalam integrasi data analitik dengan visualisasi indikator entomologi yang lebih terperinci. Namun diperlukan riset terkait kesiapan kebijakan lebih lanjut untuk mengintegrasikannya ke dalam program Dinas Kesehatan. Aplikasi ini berfungsi sebagai database informasi kepadatan larva secara real-time dan mudah diakses. Selain itu, berfungsi sebagai sistem peringatan dini pengendalian DBD di Kabupaten Deli Serdang. Simpulan: Penggunaan teknologi informasi dalam bentuk aplikasi mobile meningkatkan partisipasi masyarakat serta mendorong terciptanya sistem pengawasan lingkungan yang lebih transparan dan akuntabel. Dengan demikian, BETAPAANTIK menjadi solusi inovatif yang mendukung transformasi digital di sektor kesehatan lingkungan, khususnya dalam pemberantasan sarang nyamuk dan pencegahan DBD. Kata kunci: Demam Berdarah Dengue, Survei Jentik,  Aplikasi BETAPAANTIK.   ABSTRACT Background. With the advancement of information technology, the use of digital applications in the health sector has become an innovative solution to improve the effectiveness of disease prevention programmes. One such innovation is the BETAPAANTIK (Technology-Based Surveillance and Larvae Analysis) application, designed to facilitate larvae surveys by both the community and health workers. This application allows users to input mosquito larvae data directly from the field, display real-time maps of mosquito larvae distribution, and provide a fast and accurate reporting system. Method: This study is a quantitative descriptive study with a quasi-experimental approach. The study aims to determine the effectiveness of using the BETAPAANTIK application in supporting mosquito larvae surveys and dengue fever control. Results: The study successfully developed a mosquito larvae monitoring reporting model using an Android-based system, named the BETAPAANTIK Android application version 1.0. Users can effectively implement the application, which not only serves as a data collection tool but also offers advantages in integrating analytical data with more detailed entomological indicator visualisations. However, further research is needed regarding policy readiness to integrate it into the Health Department's programme. The application functions as a real-time, easily accessible database of larval density information. Additionally, it functions as an early warning system for dengue fever control in Deli Serdang District. Conclusion: The use of information technology in the form of a mobile application enhances community participation and promotes the creation of a more transparent and accountable environmental monitoring system. Thus, BETAPAANTIK serves as an innovative solution supporting digital transformation in the environmental health sector, particularly in mosquito breeding site eradication and dengue fever prevention. Keywords: Dengue Fever, Larva Survey, BETAPAANTIK Application
Pemberdayaan Masyarakat untuk Dukung STBM: Pembuatan Kloset, Edukasi Stop BABS, dan CTPS: Pengabdian Risnawati Tanjung; Jernita Sinaga; Mustar Rusli; Helfi Nolia; Deli Syaputri; Marganda Halomoan Manalu
Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Vol. 3 No. 4 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Volume 3 Nomor 4 (April 2025
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jerkin.v3i4.1199

Abstract

STOP BABS (Stop Defecating in the Open) and CTPS (Washing Hands with Soap) are part of the 5 pillars of STBM (Community-Based Total Sanitation). Open defecation is a serious threat to health and sanitation dignity. Washing hands can prevent infectious diseases and around 80% of all cases of infectious diseases can also be transmitted through hand contact. Making a bowel toilet seat is an essential first step in providing proper sanitation facilities. The right design and high-quality manufacture of the toilet seat can improve user comfort and safety, and help reduce the risk of contamination. The purpose of this activity is Community Empowerment in Making Bowel Toilet Seats and Education to Stop BABS (Defecation in the Open), CTPS to Support the STBM Program in Parbuluan VI Village, Parbuluan District, Dairi Regency. Increasing community knowledge regarding STBM, especially STOP BABS and getting people used to CTPS. The implementation method is the distribution of pre- and post-test questionnaires. Knowledge about Washing Hands with Soap to support STBM and making toilet seat bowels is seen in 83% good category, attitude about STOP BABS (Open Defecation), Washing Hands with Soap (CTPS) to support STBM program and Skills in Making Toilet Seat Bowel has good attitude of 87%, Participant skills are 80% good.
POLA SEBARAN DAN ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE Tanjung, Risnawati; Jernita Sinaga; Helfi Nolia; Devyana Sembiring; Dea Hutagalung
Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) Vol. 19 No. 1 (2024): Vol. 19 No. 1 (2024): Jurnal Ilmiah PANNMED Periode Januari - April 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36911/pannmed.v19i1.2083

Abstract

Dengue hemorrhagic fever (DHF) is a disease that causes death, known for > 200 years, and has become a health problem in the world, especially in developing countries, including Indonesia. Deli Serdang Regency had the highest number of cases in North Sumatra Province in 2019 with 1,326 cases, in 2020 there were 974 cases, IR: 50.4. In 2021, the Regency/City ranked 14th out of 514 Regency/City in Indonesia for the highest number of dengue fever cases in 2021 with 803 cases, IR/morbidity rate: 34.63/100,000 population, CFR/death rate: 0.12%. It is possible to identify the location of the patient to the address of the individual's location, so as to obtain information regarding the distribution pattern of cases in each region using the Geographic Information System (GIS) and analysis of factors related to the incidence of dengue hemorrhagic fever.This type of research is analytical observation with a case control approach. The sample in this study was all people living permanently in the working area of ??the Tanjung Morawa Community Health Center, totaling 48 respondents, 24 cases and 24 controls. The sampling technique was carried out using Simple Random Sampling, data was analyzed using the Chi Square test. Based on the research results, it shows that the variables related to the incidence of dengue fever are knowledge (p-value = 0.00; OR = 0.06), attitude (p-value = 0.00; OR = 21), 3M PSN (Mosquito Nest Eradication) actions Plus (p-value=0.000; OR=17) and unrelated variables are occupation (p-value=0.029; OR=0.23) and age (p-value=0.081; OR=0.29). It is recommended that the community health center be better able to increase public understanding about the management and prevention of dengue fever.
Edukasi Standar Rumah Sehat Dan Pengelola Sampah Domestik Dengan 3 R (Reuse, Reduce Dan Recycle) Di Desa Panombeian Kecamatan Simalungun Kabupaten Simalungun Tahun 2023 Haesti Sembiring; Restu Auliani; Risnawati Tanjung; Susanti Perangin-angin; Desy Ari Apsar; Jernita Sinaga
Jurnal Pengabdian Masyarakat Mandira Cendikia Vol. 2 No. 11 (2023)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sanitasi Rumah Sehat dan pengelolaan sampah domestik menjadi fokus utama dalam pengabdian kepada masyarakat ini. Dilaksanakan di Desa Panombeian, Kabupaten Simalungun, kegiatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menciptakan rumah yang sehat dan lingkungan yang bersih melalui pendekatan 3R (Reuse, Reduce, Recycle).Melalui serangkaian kegiatan, seperti workshop, sosialisasi, dan demonstrasi praktik, masyarakat Desa Panombeian dibekali dengan pemahaman mendalam tentang pentingnya standar rumah sehat dan praktik 3R dalam pengelolaan sampah. Hasilnya, terjadi perubahan sikap dan perilaku masyarakat dalam meminimalkan sampah, memanfaatkan kembali barang-barang, serta mendaur ulang material-material tertentu. Praktik 3R telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat, mulai dari memilah sampah, menggunakan kembali barang, hingga mengikuti program daur ulang lokal. Selain itu, terbentuknya komunitas peduli lingkungan juga menjadi bukti nyata akan kesuksesan kegiatan ini, yang menjadi motor penggerak dalam menjaga kebersihan lingkungan dan mengedukasi masyarakat sekitar. Pengabdian kepada masyarakat ini tidak hanya memberikan dampak positif secara langsung pada kesehatan dan lingkungan Desa Panombeian, tetapi juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya praktik kebersihan dan pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Diharapkan, hasil dari kegiatan ini dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam upaya menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.  
Analysis of Well Water Quality and its Relationship with the Incidence of Diarrhea in Children in South Coastal Area: A Cross sectional Study Lieza Corsita; Jernita Sinaga
Miracle Journal Get Press Vol 2 No 3 (2025): August, 2025
Publisher : CV. Get Press Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69855/mgj.v2i3.171

Abstract

Diarrhea remains a leading cause of morbidity and mortality among children under five, especially in developing countries like Indonesia. Contaminated water that fails to meet physical and microbiological standards significantly contributes to disease transmission in children. This study employed a quantitative, observational analytic cross-sectional design to examine the relationship between well water quality and childhood diarrhea incidence in southern coastal areas. A total of 100 households with children aged 1-5 years, relying on well water for drinking, participated. Univariate analysis described respondent characteristics and water quality, while chi-square tests assessed associations between well water quality and childhood diarrhea incidence. Bivariate and multivariate logistic regression analyses determined risk magnitudes (odds ratios). The findings indicated a significant association between microbiological contamination of household well water and diarrhea occurrence in children (p = 0.001; OR = 4.00). Additionally, wells located less than 10 meters from septic tanks posed a higher risk (OR = 2.67). Although differences in well type (dug vs. drilled) were observed, they were not statistically significant (p = 0.202). These results indicate that poor well water quality is a major risk factor for diarrhoea in children in the southern coastal region. To reduce this risk, public health efforts need to focus on improving access to clean water, environmental sanitation education, and technical supervision in the construction and maintenance of wells. This integrated approach is important for reducing the incidence of diarrhoea in children and improving the health status of children in affected communities.
Analysis of Solid Medical Waste Management in Health Centres and Its Impact on Environmental Health in Koto Tangah Aie Pacah District, Padang City, West Sumatera Rahmalia Afriyani; Jernita Sinaga; Wijayantono
Miracle Journal Get Press Vol 2 No 4 (2025): November, 2025
Publisher : CV. Get Press Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69855/mgj.v2i4.261

Abstract

Proper management of solid medical waste is essential to prevent environmental and health hazards. Improper handling can cause pollution and spread diseases within nearby communities. Objective: This study analyses solid medical waste management in health centres and its impact on environmental health in Koto Tangah, Air Pacah District, Padang City, West Sumatera. Method: A descriptive survey with quantitative and qualitative approaches was conducted from January to June 2024. Data were collected through direct observation, in-depth interviews with 15 waste management officers from selected health centres, and secondary data from environmental and public health reports (2023). Results: The findings show that medical waste management in these centres remains below standard, particularly in sorting, storage, and disposal practices. These shortcomings may degrade environmental quality and increase the risk of infectious diseases among local residents. Implications: The study highlights the urgent need to enhance staff capacity, awareness, and adherence to standard operating procedures for medical waste management to reduce environmental risks. Conclusion: Medical waste management in health centres across Air Pacah Sub-district requires significant improvement to mitigate its adverse effects on environmental health and to promote a cleaner, safer, and healthier community environment.
Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Melalui Bank Sampah dan Pengendalian Vektor di Kelurahan Gung Negeri Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo : Pengabdian Restu Auliani; Riswanati Tanjung; Jernita Sinaga
Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Vol. 4 No. 2 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Volume 4 Nomor 2 (October 202
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jerkin.v4i2.4221

Abstract

Waste is a major problem in Indonesia, including in Gung Negeri Village, Karo Regency. People still litter, do not sort their waste, and are not yet aware of the benefits of waste banks. The purpose of this community service is to improve the quality of environmental cleanliness in Gung Negeri Village in the areas of waste management and vector control, calculating density figures, increasing knowledge and skills about waste management, and making compost using the Berkeley method. This community service activity was carried out using several methods: namely Education: Training, and Mentoring. The activity was carried out in the Partner Village of Gung Negeri Village involving 50 participants from the community, neighborhood heads, and mosquito larvae cadres. The Density Figure value in Gung Negeri Village, Kabanjahe, Karo Regency is 4.3. This means the Yellow Area, so preventive efforts to prevent the development of Dengue Fever are carried out through Fogging activities. Community knowledge and skills have increased by 80% in waste sorting efforts. The community has been able to process organic waste using the Berkeley method and produce compost. The tonnage of waste received at the Waste Bank increased because savings from the community increased to 59.2 kg during the community service period.