Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

FAKTOR RESIKO PENYAKIT TB (TUBERKULOSIS) DI KECAMATAN KABANJAHE KABUPATEN KARO TAHUN 2021 Tanbunan, Helfi Nolia; Tanjung, Risnawaty; Sihombing, Nurmala Hayati; Sinaga, Jernita
Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) Vol. 16 No. 2 (2021): Jurnal Ilmiah PANNMED Periode Mei - Agustus 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.086 KB) | DOI: 10.36911/pannmed.v16i2.1132

Abstract

Tuberculosis (TB) is a direct infectious disease caused by TB (mycobactic tuberculosis) germs. The disease is still in the attention of the world and until now, there are no one neither country free from TB. Deli Serdang regency is an regency with the highest Tuberculosis case discovery in North Sumatra Province. This study was observational research with the design of study control cases, in order to determine the characteristics of the patient and the risk factor for the tuberculosis incident. The number of samples is 45 cases and 45 controls. The characteristic association and risk factors with the incidence of tuberculosis were analyzed in univariat and bivariat, Analysis is carried out using cross-con 2x2 to calculate the value of prevalen ratios and confidence values (CI). Statistical test used for analysis is chi square at the trust rate 95% (? = 5%). The results of the lighting study are obtained from the value of OR 0.348, CI 0.144 - 0.840 and p-value 0,031. Residence density obtained from the OR 0.35 CI 0.142 - 0.700 p-value 0.020 and Venting obtained from the OR 0,348 CI 0,144 – 0,840 p-value 0.031. Lighting, venting, and residence density have a relation with the incident TB in Kabanjahe District, while the variables with no relation are temperature, moisture and house floor condition.
KEMAMPUAN CHLORINE DIFFUSER DALAM MENURUNKAN ANGKA KUMAN (CHOLIFORM) PADA AIR SUMUR GALI Sondang siahaan; Supriatna; Helfi Nolia R
SCIENTIA JOURNAL Vol. 10 No. 2 (2021): SCIENTIA JOURNAL
Publisher : Universitas Adiwangsa Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.513 KB)

Abstract

Pemenuhan kebutuhan air bersih merupakan suatu keharusan bagi setiap keluarga. Kebutuhan air bersih digunakan untuk minum, masak, mandi serta kegiatan sanitasi lainya. Air digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi, cuci, kakus, dan sebagainya. Diantara kegunaan-kegunaan air tersebut, yang sangat penting adalah kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu, untuk keperluan minum, termasuk untuk masak, air harus mempunyai persyaratan khusus agar tidak menimbulkan penyakit pada manusia Jenis sarana penyediaan air bersih yang digunakan oleh masyarakat di daerah tersebut pada umunya adalah sumur gali. Berdasarkan survey awal peneliti, sumur gali adalah satu konstruksi sumur yang paling umum dan meluas dipergunakan untuk mengambil air tanah bagi masyarakat kecil dan rumah-rumah perorangan sebagai air minum. Sekitar 45% masyarakat di Indonesia menggunakan sumur sebagai sarana air bersih, dan dari 45% yang menggunakan sarana sumur tersebut, diperkirakan sekitar 75% menggunakan jenis sumur gali. Pembanguan sumur gali yang tidak sesuai dan berada dekat dengan sumber pencemaran air menjadikan air sumur tidak terjamin kebersihannya. Pilihan lain cara desinfektan adalah dengan menggunakan Chlorindeffuser suatu alat berisi chlor. Sampai saat ini belum diketahui berapa sisa chlor dalam air sumur dan berapa lama alat ini dapat digunakan. Chlorindeffuser yang akan di buat memiliki kelebihan karena dibuat dengan kemampuan yang lebih dari cholindeffuser yang pernah ada. Hasil penelitian menunjukan bahwa chlorindeffuser dapat menurunkan angka coliforn pada air sumur gali namun konsentrasi sisa clor dalam air sumur gali tidak setabil dan cendrung melebihi batas maksimum dalam air. Kondisi sumur dan masuknya cemaran kedalam sumur menjadi bagian yang harus dipertimbangkan dalam meningkatkan dan menjaga efektifitas chlorindeffuser sebagai alat desinfeksi dalam air sumur.
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR MENJADI PUPUK ORGANIK CAIR (POC) DI INDUSTRI TAHU GUNUNG USAHA GIAT KABUPATEN KARO 2021 Nolia R, Helfi; Sinaga, Jernita; Tarigan, Kristina
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 7, No 1 (2022): JIMKesmas (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jimkesmas.v7i1.23483

Abstract

AbstrakMemanfaatkan limbah cair tahu sebagai bahan baku Pupuk Organik Cair (POC) dapat menjadi jalan dari masalah ketersediaan pupuk dan limbah yang mengotori lingkungan. Limbah cair tahu mengandung unsur hara N 1,24%, P2O5 5.54 %, K2O 1,34 % dan C-Organik 5,803 % yang merupakan unsur hara essensial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dolomit pada limbah cair tahu dengan pH pupuk organic cair dan pengaruh POC limbah cair tahu terhadap pertumbuhan kangkung (Ipomoea aquatica.) Penelitian dilaksanakan pada Juli hingga September 2021 dengan susunan rancangan percobaan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL), yang terdiri atas POC A: limbah cair tahu dan dolomit 2 kg; POC B: limbah cair tahu dan dolomit 1,5 kg; POC C: limbah cair tahu dan dolomit 0,5 kg; POC D: limbah cair tahu tanpa dolomit. Hasil penelitian yang diperoleh adalah  POC  B mempunyai pH limbah cair tahu dengan penambahan dolomit 1,5 kg (POC B) menghasilkan pH 7,4 (netral) sehingga POC B dikatagorikan pupuk organic cair yang berkualitas baik  karena sudah memenuhi standar yang ditentukan untuk POC pH berkisar antara 7 – 7,5 yang bisa membuat pertumbuhan benih kangkung sebanyak 7 batang dan tinggi batang kangkung yang mengalami pertumbuhan pada hari 1 (pertama) : 4,2 cm an pada hari ke 6 (enam) tingginya : 5,8 cm . Pemberian pupuk cair organik limbah cair tahu dengan dolomit 1,5 kg atau POC B mempunyai nilai ekonomi dan ramah lingkungan dan siap dipasarkan dengan label FINATA MEGEMBURKata Kunci: Limbah Cair Tahu,Dolomit,pH,Pupuk Organik Cair (POC), Tahu 
Determinants of Environmental Sanitation Related to the Incidence of Diarrhea among Infants Jernita Sinaga; Risnawati Tanjung; Eka Lestari Mahyuni; Helfi Nolia; Raflizar Raflizar
Disease Prevention and Public Health Journal Vol. 16 No. 1 (2022): Disease Prevention and Public Health Journal
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/dpphj.v16i1.4384

Abstract

Background: Incidence of diarrhea increased by poor environmental conditions factors. The several factors of environmental health are housing, disposal waste, clean water supply, and sewerage. This study's purpose was to determine the determinants of environmental sanitation related to the incidence of diarrhea in infants at the work area of Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Singa, Karo District. Method: This research was quantitative research as a case study of diarrhea among infants in Puskesmas Singa. The subjects were housewives who had infants and suffered from diarrhea in the last six months of the study, with 225 total population and 63 people selected by simple random sampling. The data analyzed used logistic regression to found the influence of environmental sanitation on diarrhea. Results: The results found there were six variables analyzed, there were three variables that influenced the incidence of diarrhea, the variable ownership of feces disposal facilities was the most dominant factor with Exp B 18.267 (p-value 0.003; 95% CI: 2.750-121.334), and the quality of clean water are variables that influence the incidence of diarrhea with Exp B 5.763 (p-value 0.026; 95% CI: 1.234-26.904), food and drink sanitation are variables that influence the incidence of diarrhea with Exp B 12.451 (p-value 0.004; 95% CI: 2.190 - 70.773). Conclusion: It concludes that diarrhea among infants has a dominant relationship of water sanitation, disposal sanitation, and food sanitation as determinants. It needs to improve basic sanitation to decrease the count of diarrhea.
Kajian Pengelolaan Biokonversi Sampah Organik melalui Budidaya Maggot Black Soldier Fly (Studi Kasus: PKPS Medan) Restu Auliani; Bella Elsaday; Desy Ari Apsari; Helfi Nolia
Jurnal Serambi Engineering Vol 6, No 4 (2021): Oktober 2021
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/jse.v6i4.3518

Abstract

The cultivation of maggot Black Soldier Fly (BSF) is a bioconversion technology of organic matter that can be one solution to the problem of organic waste. This study aims to examine aspects of organic waste management through BSF Medan maggot cultivation, including operational technical, financing, institutional, regulatory and community and government participation aspects. This research is a descriptive observational study with an exploratory study approach using the interview method. Descriptive and quantitative data processing and analysis. Based on operational technical aspects, maggot cultivation has succeeded in converting organic waste into a source of animal feed protein and reducing the amount of organic waste. The amount of organic waste that is managed is 90kg/day with an effectiveness of 0.013% the total domestic waste in Medan. The financing and institutional aspects of waste management are managed in an organized manner through a cooperative body, namely the Primary Waste Management Cooperative (PKPS) Medan. The regulatory aspect that is used as reference is Medan Mayor Regulation No. 26 of 2019. Aspects of community participation directly from members of the cooperative and the Laucih wholesale market trader in Medan City. This bioconversion technology is able to overcome the problem of waste in an effort to reduce organic waste.
Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Petani Dalam Penggunaan APD Untuk Pencegahan dan Penanggulangan Kejadian Keracunan Pestisida di Desa Barusjahe Kecamatan Barusjahe Tahun 2020 Helfi Nolia R; Mustar Rusli; Haesti Sembiring; Selviana Selviana; Khairul Bariyah
Jurnal Buletin Al-Ribaath Vol 18, No 2 (2021): Buletin Al-Ribaath
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/br.v18i2.3488

Abstract

Pestisida adalah bahan beracun dan berbahaya, pestisida tersebut dapat menimbulkan dampak positif maupun negatif bagi kesejahteraan manusia dan lingkungan. Dampak negative tersebut akan menimbulkan berbagai masalah baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadap kesehatan.  Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat program kemitraan wilayah dengan tema peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani dalam penggunaan alat pelindung diri (apd) untuk pencegahan dan penanggulangan kejadian keracunan pestisida di desa barusjahe kecamatan barusjahe tahun 2020 dengan sasaran petani sebanyak 30 (tiga puluh) orang. Sasaran kegiatan adalah petani yang yang tinggal di Desa Barusjahe Kecamatan Barusjahe, berusia ≥ 40 tahun dan petani yang kontak dengan pestisida ≥ 5 tahun. Kegiatan dilaksanakan diawali dengan koordinasi dengan kepala desa dan penyuluh pertanian Kecamatan Barusjahe. Dilanjutkan dengan survey awal untuk melihat kebiasaan petani sebelum menyemprot, kemudian dilanjutkan dengan penyuluhan yang kegiatannya dengan memberikan pre-test, dilanjutkan dengan kegiatan monitoring untuk melihat apakah petani sudah melaksanakan apa yang sudah diinformasikan pada kegiatan penyuluhan dan yang terakhir adalah kegiatan evaluasi dengan melakukan post-test pada petani yang telah mengikuti kegiatan penyuluhan. Hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa penyuluhan secara langsung telah meningkatkan pengetahuan dilihat dari hasil pre-test sebesar 60 % dan hasil post-test sebesar 97%. Kegiatanpengabdian kepada masyarakat berupa penyuluhan secara langsung telah meningkatkan keterampilan dilihat dari hasil pre-test sebesar 63 % dan hasil post-test terjadi sebesar 93%.
Upaya Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pemanfaatan Daun Kelor Sebagai Minuman Siap Saji Untuk Pencegahan Stunting di Kecamatan Tuah Negeri Rostika Flora; Fatmalina Febri; Indah Yuliana; Desri Maulina Sari; Yuliarti Yuliarti; Yeni Anna Appulembang; Risnawati Tanjung; Helfi Nolia; Aguscik Aguscik
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 4 (2021): Inovasi Riset dan Pengabdian Masyarakat Post Pandemi Covid-19 Menuju Indonesia Tangguh
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: stunting merupakan salah satu permasalahan gizi yang dihadapi oleh negaraberkembang, termasuk Indonesia. Angka kejadian stunting di pedesaan lebih tinggi dibandingkanperkotaan. Rendahnya pendapatan orang tua di pedesaan berpengaruh terhadap asupan gizi anakdan berdampak terhadap kejadian  sunting. Salah satu desa dengan angka kejadian stunting cukuptinggi adalah desa Lubuk Rumbai  yang terletak di Kecamatan Tuah Negeri.  Di desa LubukRumbai banyak terdapat daun kelor yang ditanam oleh penduduk setempat. Pemanfaatan daunkelor sebagai bahan pangan fungsional belum banyak  diketahui oleh masyarakat, selama ini daunkelor hanya dimanfaatkan sebagai sayuran. Daun kelor mengandung kalsium, zat besi, protein,vitamin A, vitamin B dan vitamin C yang penting untuk pertumbuhan anak.  Kegiatanpengabdian masyarakat ini bertujuan untuk melatih ibu  dalam memanfaatkan daun kelor sebagaiminuman siap saji, yaitu teh daun kelor untuk pencegahan stunting. Metode: Kegitan pengabdian masyarakat diadakan di Desa Lubuk Rumbai Kecamatan Tuah Negeri,dengan kelompok sasaran ibu yang mempunyai anak balita.  Kegiatan yang dilakukan berupapendidikan kesehatan  tentang pencegahan stunting dan peragaan pembuatan minuman teh daunkelor. Sebelum dan sesudah kegiatan pendidikan kesehatan, dilakukan evaluasi terhadappengetahuan ibu tentang pencegahan stunting.  Hasil: hasil evaluasi pengetahuan didapatkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan ibu dalampencegahan stunting setelah diberi pendidikan kesehatan. Peragaan pembuatan teh daun kelor diikuti dengan baik oleh ibu, setelah selesai peragaan ibu mmpu melakukan simulasi pembutan tehdaun kelor. Kesimpulan: terjadi  peningkatan pengetahuan ibu dalam memanfaatkan bahan lokal yaitu daunkelor  sebagai pangan fungsional untuk mencegah stunting pada anak.Kata Kunci:  pencegahan stunting, stunting, teh daun kelor.
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pembuatan Ovitrap/Trapping Dari Sampah Anorganik Untuk Menurunkan Angka Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Jernita Sinaga; Risnawati Tanjung; Helfi Nolia
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Cahaya Mandalika (Abdimandalika) Vol. 5 No. 1 (2024): Juni
Publisher : Institut Penelitian dan Pengembangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/abdimandalika.v5i1.2741

Abstract

Perangkap nyamuk berbasis air gula pasir, gula merah dan ragi roti, merupakan perangkap nyamuk yang terbuat dari botol bekas kemasan minuman ringan yang disi dengan air gula pasir rati – ragi roti serta botol tersebut dibungkus dengan plastik bewarna hitam. Hasil fermentasi gula pasir oleh ragi roti menghasilkan karbondikoksia yang akan menarik nyamuk untuk datang. Perangkap sederhana (trapping) ini dapat diletakkan di sudut ruangan yang banyak dipakai untuk aktivitas anggota keluarga. “Pernyabagri dapat bertahan hingga satu minggu sehingga bersifat sangat ekonomis. Sasaran kegiatan pengabdian ini adalah para perangkat desa dan masyarakat sebanyak 50 orang. Metode kegiatan menggunakan metode ceramah dan demonstrasi. Langkah-langkah kegiatan adalah ceramah untuk menjelaskan kajian sampah, jenis sampah, dan sumber sampah, pengelolaan sampah dan 3R (reduce, reuse, recycle), serta pengelolaan sampah anorganik menjadi perangkap telur nyamuk (ovitrap)/trapping (perangkap nyamuk) sederhana, dilanjutkan tanya jawab, demonstrasi pengelolaan sampah anorganik menjadi perangap nyamuk. Faktor pendukung kegiatan pengabdian adalah adanya dukungan dari Kepala Desa dan antusiasme peserta pengabdian, sedangkan faktor penghambat kegiatan adalah keterbatasan waktu pelaksanaan pengabdian. Kegiatan pengabdian secara keseluruhan dapat dikatakan baik dan berhasil, dilihat dari keberhasilan target jumlah peserta pelatihan (100%), ketercapaian tujuan pelatihan (80%), ketercapaian target materi yang telah direncanakan (80%), dan kemampuan peserta dalam penguasaan materi (80%). Kegiatan pengabdian dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pembuatan perangkap nyamuk sederhana dari botol dan plastic bekas. Kegiatan ini merupakan salah satu solusi yang menyentuh secara langsung masyarakat dalam pencegahan demam berdarah dengue (DBD.
Analysis of Sensitive Interventions through Drinking Water Supply and Access to Sanitation in Accelerating the Reduction of Stunting in Sempung Polling Village, Lae Parira Subdistrict, Dairi Regency, 2023 nolia, helfi; Harnat , Robert
CoMPHI Journal: Community Medicine and Public Health of Indonesia Journal Vol. 5 No. 3 (2025): Februari
Publisher : Perhimpunan Dokter Kedokteran Komunitas dan Kesehatan Masyarakat Indonesia (PDK3MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Poor quality of clean water and sanitation is a significant risk factor for stunting, a condition where a child's height is not appropriate for their age. Globally, 149.2 million children (22%) were stunted in 2020, with Asia contributing the highest number of cases (79 million). Southeast Asia has the second-highest prevalence (27.4%) after South Asia. According to the Asian Development Bank (ADB), Indonesia ranks second in Southeast Asia for stunting prevalence (31.8%). The Indonesian Ministry of Health reported that as of November 2018, Indonesia's sanitation coverage was 73.9%, and by 2020, 94% of drinking water facilities had been monitored. In Dairi Regency, the prevalence of stunting in 2022 was 13.53%, with 3,025 stunted children. Research Objective is to analyze risk factors related to access to water and sanitation. The study uses a cross-sectional method, with purposive sampling techniques, involving a research sample of 60 children under five. Bivariate analysis was conducted using the chi-square test with ἀ=0.05, and multivariate analysis was performed using logistic regression. Results: The variable that most significantly contributes to the incidence of stunting in Sempung Polling Village, Dairi Regency, is poor drinking water management. The positive beta (β) coefficient contribution of 3.115 with an Exp (β) of 3.627 indicates that poor drinking water management at the household level increases the risk of stunting in toddlers by 3.7 times.
APLIKASI SURVEY JENTIK BETAPAANTIK DALAM MENDUKUNG PENGENDALIAN DEMAM BERDARAH DENGUE BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI Tanjung, Risnawati; Helfi Nolia; Jernita Sinaga
Mitra Raflesia (Journal of Health Science) Vol. 17 No. 1 (2025)
Publisher : LPPM STIKES BHAKTI HUSADA BENGKULU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51712/njr8k695

Abstract

Abstrak Latar Belakang. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi, pemanfaatan aplikasi digital dalam bidang kesehatan menjadi solusi inovatif untuk meningkatkan efektivitas program pencegahan penyakit. Salah satu inovasi yang dikembangkan adalah aplikasi BETAPAANTIK (Berbasis Teknologi Pengawasan dan Analisis Jentik), yang dirancang untuk mempermudah kegiatan survei jentik oleh masyarakat maupun petugas kesehatan. Aplikasi ini memungkinkan pengguna melakukan input data jentik secara langsung dari lapangan, menyajikan peta sebaran jentik secara real-time, serta menyediakan sistem pelaporan yang cepat dan akurat. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan eksperimen semu (quasi-experimental). Penelitian bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan aplikasi BETAPAANTIK dalam mendukung kegiatan survei jentik dan pengendalian DBD. Hasil: Penelitian berhasil mengembangkan model pelaporan pemantauan jentik nyamuk menggunakan sistem berbasis android, dengan nama aplikasi android BETAPAANTIK vesi 1.0. Pengguna dapat mengimplementasikan aplikasi secara efektif, tidak hanya berperan sebagai alat pengumpulan data tetapi menawarkan keunggulan dalam integrasi data analitik dengan visualisasi indikator entomologi yang lebih terperinci. Namun diperlukan riset terkait kesiapan kebijakan lebih lanjut untuk mengintegrasikannya ke dalam program Dinas Kesehatan. Aplikasi ini berfungsi sebagai database informasi kepadatan larva secara real-time dan mudah diakses. Selain itu, berfungsi sebagai sistem peringatan dini pengendalian DBD di Kabupaten Deli Serdang. Simpulan: Penggunaan teknologi informasi dalam bentuk aplikasi mobile meningkatkan partisipasi masyarakat serta mendorong terciptanya sistem pengawasan lingkungan yang lebih transparan dan akuntabel. Dengan demikian, BETAPAANTIK menjadi solusi inovatif yang mendukung transformasi digital di sektor kesehatan lingkungan, khususnya dalam pemberantasan sarang nyamuk dan pencegahan DBD. Kata kunci: Demam Berdarah Dengue, Survei Jentik,  Aplikasi BETAPAANTIK.   ABSTRACT Background. With the advancement of information technology, the use of digital applications in the health sector has become an innovative solution to improve the effectiveness of disease prevention programmes. One such innovation is the BETAPAANTIK (Technology-Based Surveillance and Larvae Analysis) application, designed to facilitate larvae surveys by both the community and health workers. This application allows users to input mosquito larvae data directly from the field, display real-time maps of mosquito larvae distribution, and provide a fast and accurate reporting system. Method: This study is a quantitative descriptive study with a quasi-experimental approach. The study aims to determine the effectiveness of using the BETAPAANTIK application in supporting mosquito larvae surveys and dengue fever control. Results: The study successfully developed a mosquito larvae monitoring reporting model using an Android-based system, named the BETAPAANTIK Android application version 1.0. Users can effectively implement the application, which not only serves as a data collection tool but also offers advantages in integrating analytical data with more detailed entomological indicator visualisations. However, further research is needed regarding policy readiness to integrate it into the Health Department's programme. The application functions as a real-time, easily accessible database of larval density information. Additionally, it functions as an early warning system for dengue fever control in Deli Serdang District. Conclusion: The use of information technology in the form of a mobile application enhances community participation and promotes the creation of a more transparent and accountable environmental monitoring system. Thus, BETAPAANTIK serves as an innovative solution supporting digital transformation in the environmental health sector, particularly in mosquito breeding site eradication and dengue fever prevention. Keywords: Dengue Fever, Larva Survey, BETAPAANTIK Application