Hipertensi merupakan salah satu penyebab utama mortalitas dan morbiditas di Indonesia. Prevalensinya meningkat seiring bertambahnya usia. Pengobatan yang tepat akan mendukung keberhasilan pengelolaan hipertensi, terutama pada lansia. Pengobatan yang tepat melibatkan lima prinsip tepat: tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat waktu, dan tepat rute pemberian. Penelitian ini akan menggambarkan ketepatan penggunaan obat antihipertensi pada lansia di panti werda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah deskriptif dengan desain cross-sectional. Data diperoleh dari kuesioner dengan pemilihan sampel menggunakan teknik non-random sampling sesuai dengan kriteria inklusi. Subjek studi ini ialah lansia yang tinggal di panti werda di Tangerang dan Cibubur. Hasil studi menunjukkan bahwa 62 lansia di panti jompo menderita hipertensi, yang didominasi oleh perempuan (71%). Sebagian besar dari mereka menderita hipertensi derajat I (87,1%), hipertensi sistolik terisolasi (11,3%), dan hipertensi derajat II (1,6%). Amlodipin merupakan obat yang paling banyak digunakan sebagai monoterapi, sedangkan untuk kombinasi, amlodipin dan candesartan merupakan terapi kombinasi hipertensi yang paling banyak digunakan. Lima prinsip tepat dalam pengobatan (tepat pasien, tepat obat, tepat dosis, tepat waktu, dan tepat rute) telah diimplementasikan dengan cukup baik pada lansia yang mengonsumsi obat antihipertensi di panti werda.