Article Per Year (5 Year)
p-Index From 2020 - 2025
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Community Development Journal: Jurnal Pengabdian Masyarakat Innovative: Journal Of Social Science Research
Ananda, Ditya
Unknown Affiliation
Humanities Computer Science & IT Economics, Econometrics & Finance Education Health Professions Law, Crime, Criminology & Criminal Justice Public Health Other

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

 1 
Peranan Layanan Bimbingan Karir Untuk Memotivasi Persiapan Diri Menghadapi Dunia Kerja Pada Pelajar SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Abdurrahman, Abdurrahman; Ananda, Ditya; Sabrina, Sabrina; Luthfi, Sofyan
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 1 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i1.8600

Abstract

Bimbingan karir membantu individu mengembangkan pemahaman diri, mencari informasi karir, dan mengambil keputusan yang tepat terkait keputusan karir. Pada pelayanan ini meibatkan aspek-aspek diantaranya, pengenalan minat, keterampilan, nilai , dan peningkatan pemahaman pasar kerja, adanya strategi bimbingan karir yang adaptif untuk menghadapi dinamika pasar kerja yang luas. Penelitian ini dilakukan pada remaja madya yang berstatus sebagai pelajar di SMA N 1 percut Sei Tuan, dalam lingkungan pendidikan menengah atas, siswa menghadapi tekanan untuk membuat keputusan karir yang dapat mempengaruhi masa depan mereka. Bimbingan karir di tingkat SMA membantu mereka mengidentifikasi minat, bakat, dan nilai sekaligus memberikan pemahaman tentang berbagai pilihan karir. Perkembangan didunia kerja ynag dinamis dan perubahan pada pekerjaan menunut adanya panduan terkini. Layanan bimbingan karir pada remaja ini membekali individu untuk bisa mencapai perubahan-perubahan yang ada dan bisa lebih meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan, dan ja;ur pendidikan yang relevan. Hal ini membantu meningkatkan kesiapan siswa untuk menghadapi tantangan didunia pekerjaan setelah lulus. Dengan adanya layanan bimbingan karir ini diharapkan remaja dapat membuat keputusan karir yang lebih baik, meningkatkan motivasi belajar, dan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang kontribusi mereka dalam masyarakat.
TOXIC FRIENDSHIP COMMUNICATION BEHAVIOR (STUDI: MAHASISWA BPI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA) Dalimunthe, Amsal Qori; Sinulingga, Neng Nurcahyati; Koto, Taufiq Ismail; Ananda, Ditya
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024): Volume 5 No 1 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i1.25636

Abstract

Perilaku komunikasi beracun seringkali terjadi dalam hubungan pertemanan antar teman sekelas. Hal tersebut bisa ditinjau dari segi bahasa yang digunakan kurang baik dan disertai perilaku yang buruk. Hubungan pertemanan yang seharusnya baik menjadi rusak yang menyebabkan timbulnya sikap apatis. Perilaku komunikasi beracun tidak bisa dianggap sepele karena merugikan diri sendiri dan orang lain yang menyebabkan seseorang kurang percaya diri, memiliki perasaan cemburu yang berlebih bahkan trauma. Sehingga dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi perilaku komunikasi beracun yang terjadi diantara mahasiswa bimbingan penyuluhan Islam. Metode penelitian yang digunakan deksriptif kualitatif yaitu penelitian dengan upaya mengungkap realitas atau kenyataan fenomena sosial. Adapun diambil sampel dari mahasiswa BPI UINSU 2022-2023 sebanyak 7 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan studi literature. Hasil penelitian ini menunjukkan perilaku komunikasi beracun diklasifikasikan dalam beberapa indicator yaitu pengkritik, tidak ada empati, keras kepala dan selalu bergantung. Selain itu perilaku komunikasi beracun menimbulkan dampak kompetisi yang berlebihan, pengkhianatan, kecemburuan, balas dendam, kemarahan, depresi dan insecure. Perilaku komunikasi beracun perlu diatasi agar tidak menimbulkan kerugian lagi dengan cara menetapkan batasan, langsung bicara dan menjauh.
Co-Authors Abdurahman Abdurrahman Dalimunthe, Amsal Qori Koto, Taufiq Ismail Luthfi, Sofyan Neng Nurcahyati Sinulingga Sabrina Sabrina