Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Hubungan Partisipasi dan Faktor Sosial Ekonomi terhadap Keputusan Keikutsertaan Anggota dalam Kegiatan Hutan Kemasyarakatan (HKm) Stephani, Sintiya; Hamzah, Hamzah; Syarifuddin, Hutwan
Jurnal Pembangunan Berkelanjutan Vol. 6 No. 2 (2023): Jurnal Pembangunan Berkelanjutan
Publisher : Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jpb.v6i2.30264

Abstract

Hutan kemasyarakatan (HKm) Catur Rahayu berlokasi di Desa Catur Rahayu, Kecamatan Dendang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi. Pada tahun 2019 sebanyak 81% lahan mereka mengalami kebakaran. Beberapa dari mereka telah ada yang melakukan penanaman ulang, namun sebagiannya belum melakukan karena keterbatasan biaya terutama untuk kegiatan persiapan lahan. Dari aspek sosial ekonomi, anggota GAPOKTANHUT Catur Rahayu sebagian besar bekerja sebagai petani dan mengemban pendidikan hanya sampai SD, sehingga tidak memiliki banyak biaya, ilmu, dan pengetahuan untuk memaksimalkan pengelolaan lahannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis partisipasi, faktor sosial ekonomi, serta hubungan antara kedua variabel tersebut. Metode analisis menggunakan uji korelasi Spearman’s rho. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat partisipasi anggota GAPOKTANHUT Catur Rahayu pada seluruh tahap kegiatan HKm tergolong kategori tinggi dengan persentase 36,78%.Berdasarkan indikator faktor sosial ekonomi yang berkorelasi dengan partisipasi dalam kegiatan HKm, yaitu pendidikan non formal, luas lahan, pendapatan, kekosmopolitan, leadership, dan insentif, sedangkan faktor sosial ekonomi yang tidak berkorelasi dengan partisipasi dalam kegiatan HKm, yaitu umur, pendidikan formal, jarak ke lahan Hkm, dan jumlah tanggungan. Secara total tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor sosial ekonomi dengan partisipasi anggota GAPOKTANHUT Catur Rahayu
Kondisi Fasilitas Sanitasi Tempat-Tempat Umum di Pasar Tradisional pada Masa Pandemi COVID-19 Adifa, Fitri; Stephani, Sintiya; Pertiwi, Allifa Tessa
Jurnal Humaniora, Ekonomi Syariah dan Muamalah Vol. 3 No. 2 (2025): Jurnal Humaniora, Ekonomi Syariah dan Muamalah (April - Juni 2025)
Publisher : Siber Nusantara Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38035/jhesm.v3i2.332

Abstract

Pasar tradisional di Indonesia berjumlah 16.235 pasar tradisional di Indonesia dan diperkirakan lebih dari 25% atau 50 juta orang Indonesia beraktivitas di pasar. Pasar tradisional termasuk dalam tempat umum yang belum menerapkan protokol kesehatan secara maksimal sebagai bentuk pencegahan penularan COVID-19 dan memiliki potensi besar dalam penyebaran COVID-19 dikarenakan contact rate yang sangat tinggi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan melaksanakan tata kelola sanitasi lingkungan pasar yang baik. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk menganalisis kondisi fasilitas sanitasi pasar tradisional pada masa pandemi COVID-19. Berdasarkan studi literatur yang dilakukan didapatkan hasil bahwa terdapat beberapa fasilitas di pasar yang perlu diperhatikan, antara lain sarana tempat cuci tangan, sarana air bersih, sarana kamar mandi dan toilet, pengelolaan sampah, serta sarana air limbah atau drainase.
Penerapan Higiene dan Sanitasi Makanan Pada Pedagang Kaki Lima (PKL) Stephani, Sintiya; Adifa, Fitri; Pertiwi, Allifa Tessa
Jurnal Humaniora, Ekonomi Syariah dan Muamalah Vol. 3 No. 2 (2025): Jurnal Humaniora, Ekonomi Syariah dan Muamalah (April - Juni 2025)
Publisher : Siber Nusantara Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38035/jhesm.v3i2.333

Abstract

Pada umumnya masyarakat Indonesia lebih menyukai makanan yang dijual oleh PKL (Pedagang Kaki Lima) karena harganya relatif lebih murah. Namun beberapa orang memiliki pandangan negatif terhadap PKL karena dianggap mempunyai dampak negatif yang besar terhadap lingkungan dan kesehatan. Higiene pada PKL sangat berpengaruh terhadap kebersihan makanan agar tidak terkontaminasi, sedangkan sanitasi tempat berjualan dilakukan agar bahan baku sampai proses distribusi dalam keadaan yang optimal sesuai standar kesehatan lingkungan. Mengingat higiene dan sanitasi makanan sangat penting, maka artikel ini memiliki tujuan untuk mengetahui gambaran mengenai higiene sanitasi makanan pada PKL, faktor-faktor yang berhubungan dengan higiene sanitasi pada PKL, dampak dari perilaku PKL yang tidak menerapkan higiene sanitasi makanan, serta upaya dalam meningkatkan sikap higiene sanitasi PKL. Berdasarkan studi literatur yang dilakukan didapatkan hasil bahwa higiene sanitasi makanan akan baik apabila fasilitas sanitasi pedagang baik dimana hal ini dipengaruhi oleh faktor predisposisi, faktor pemungkin, dan faktor penguat. Sikap PKL yang tidak menerapkan higiene sanitani makanan dapat berdampak pada kesehatan, sehingga perlu adanya upaya pengawasan, pemberdayaan, penyuluhan dan pelatihan higiene sanitasi pada PKL.
Kajian Bahan Tambahan Pangan Berbahaya Pada Makanan dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Manusia Pertiwi, Allifa Tessa; Stephani, Sintiya; Adifa, Fitri
Jurnal Humaniora, Ekonomi Syariah dan Muamalah Vol. 3 No. 2 (2025): Jurnal Humaniora, Ekonomi Syariah dan Muamalah (April - Juni 2025)
Publisher : Siber Nusantara Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38035/jhesm.v3i2.334

Abstract

Dampak yang ditimbulkan dari bahaya bahan tambahan pangan kurang menjadi perhatian karena dampaknya tidak langsung dirasakan dan bersifat akumulatif. Telah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa berbagai jenis makanan di Indonesia masih banyak menggunakan BTP berbahaya. Hal tersebut tentunya akan memberikan dampak buruk kepada kesehatan manusia apabila dikonsumsi dalam jangka waktu yang panjang. Maka dari itu penting untuk kita mengetahui bahan tambahan pangan berbahaya dan dampaknya bagi kesehatan manusia. Tujuan dari artikel ini yaitu untuk mengetahui kajian kandungan bahan tambahan pangan berbahaya pada makanan dan dampaknya terhadap kesehatan manusia. Berdasarkan hasil studi literatur yang dilakukan didapatkan bahwa terdapat 19 BTP berbahaya dimana 4 diataranya sering digunakan oleh produsen yaitu boraks, formalin, rhodamin-B, dan methanil-Y. BTP berbahaya tersebut dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia seperti gangguan pencernaan, kerusakan fungsi hati, kerusakan saraf, kerusakan sistem pernafasan, kanker, dan lain sebagainya.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi pada Sistem Agroforestri di Areal Kerja Hutan Kemasyarakatan Catur Rahayu Stephani, Sintiya; Hamzah, Hamzah; Syarifuddin, Hutwan
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol 24, No 2 (2024): Juli
Publisher : Universitas Batanghari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33087/jiubj.v24i2.4736

Abstract

The Catur Rahayu community forest (HKm) is located in Catur Rahayu Village, Dendang Subdistrict, East Tanjung Jabung Regency, Jambi Province. In 2019, 81% of their land experienced fire. Some of them have carried out replanting, but some have not yet done so due to limited funds, especially for land preparation activities. From a socio-economic aspect, the majority of GAPOKTANHUT Catur Rahayu members work as farmers and have education only up to elementary school, so they do not have much money, knowledge and knowledge to maximize their land management. This research aims to analyze participation, socio-economic factors, and the relationship between these two variables. The analysis method uses the Spearman's rho correlation test. The results of the research show that the level of participation of GAPOKTANHUT Catur Rahayu members at all stages of HKm activities is in the high category with a percentage of 36.78%. Based on indicators of socio-economic factors that correlate with participation in HKm activities, namely non-formal education, land area, income, cosmopolitan, leadership, and incentives, while socio-economic factors that are not correlated with participation in HKm activities are age, formal education, distance to HKM land, and number of dependents. In total there is no significant relationship between socio-economic factors and the participation of GAPOKTANHUT Catur Rahayu members.