Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

MODEL COOPERATIVE FARMING UNTUK PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI Suproni, Muhammad; Saleh , Khaerul; Mulyaningsih, Asih
Jurnal Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2023): Jurnal Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : CV. Era Digital Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59066/jppm.v2i2.407

Abstract

Gangguan terhadap pemenuhan ketahanan pangan berpotensi menimbulkan berbagai gejolak sosial dan politik. Dalam meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga petani salah satunya dengan model cooperative farming. Cooperative farming merupakan salah satu model yang digunakan untuk sektor usaha pertanian dan dapat didefinisikan sebagai model usaha tani disejumlah areal pertanian yang dikelola secara kolektif, yang merupakan hasil penggabungan pengelolaan lahan yang dimiliki oleh anggotanya untuk mencapai skala ekonomis dalam pengelolaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model cooperative farming dalam meningkatkan tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani padi sawah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret - April 2023 bertempat di Desa Caringin Kecamatan Cisoka Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Metode penelitian yang digunakan pendekatan kuantitatif. Pengolahan data dilakukan dengan SPSS Versi 24 untuk data deksriptif dan Smart PLS Versi 4 untuk data inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat ketahanan pangan petani yang menjalankan kegiatan cooperative farming berada pada kategori tinggi. Hal ini karena petani masih bertani untuk mencukupi kebutuhan pangan rumah tangga belum berorientasi pada bisnis. Ketersediaan pangan rumah tangga petani yang meliputi ketersediaan, akses, stabilitas dan kualitas. Hal ini karena penerapan cooperative farming meningkatkan produktivitas hasil tani sehingga petani mempunyai cukup stok gabah hingga satu tahun ke depan. Ada pengaruh signifikan dukungan koperasi dan cooperative farming terhadap ketahanan pangan rumah tangga petani. Semakin tinggi dukungan koperasi dan cooperative farming maka tingkat ketahanan rumah tangga petani menjadi semakin meningkat.
TINGKAT KAPASITAS PETANI PRODUSEN BENIH PADI DALAM MENYEDIAKAN BENIH BERSERTIFIKAT DI KABUPATEN SERANG Amaliah, inti; Saleh , Khaerul; Budiaji, Weksi
Jurnal Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 2 No. 3 (2023): Jurnal Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : CV. Era Digital Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59066/jppm.v2i3.423

Abstract

Ketersediaan benih padi bersertifikat di tingkat lapangan masih terbatas. Permasalahan tersebut dapat disebabkan oleh kapasitas petani produsen benih padi belum memadai sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan benih padi varietas unggul bersertifikat dalam jumlah besar. Tujuan penelitian untuk menganalisa dan menguji pengaruh karakteristik internal dan dukungan eksternal terhadap tingkat kapasitas petani produsen benih padi serta tingkat kapasitas terhadap kemampuan petani menyediakan benih padi bersertifikat. Metode penelitian survei yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif menggunakan kuesioner terstruktur. Jumlah sampel ditentukan dengan metode stratified proporsional sampling sebanyak 80 orang petani produsen benih padi dari 16 Kelompok Tani dan 3 Gabungan Kelompok Tani di Kabupaten Serang. Analisis data menggunakan Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kapasitas petani produsen benih padi berada pada kelompok sedang mencakup aspek identifikasi peluang, perencanaan, perilaku (pengetahuan, keterampilan, sikap), pemecahan masalah, dan adaptasi. Faktor yang memengaruhi tingkat kapasitas petani produsen benih padi adalah karakteristik internal sebesar 0,65 (91,5 persen) dari unsur umur, pendidikan formal, pengalaman, dan akses informasi serta dukungan eksternal sebesar 0,31 (43,7 persen) melalui pembinaan oleh PBT dan dukungan pemerintah. Faktor-faktor yang memengaruhi kapasitas petani produsen benih padi secara struktural dapat dirumuskan sebagai berikut: ɳ1=0,65ξ1+0,31ξ2+0,29e dengan R2=0,71. Arti dari rumus tersebut adalah kapasitas petani produsen benih padi ditentukan oleh tingginya dukungan eksternal dan karakteristik internal sebesar 71 persen. Sisanya sebesar 29 persen dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak terdapat dalam model. Kemampuan petani produsen benih padi menyediakan benih bersertifikat dipengaruhi oleh tingkat kapasitas petani sebesar 0,99 (99 persen). Kemampuan petani dalam menyediakan benih padi bersertifikat secara struktural dirumuskan ɳ2=0,99ɳ1-1,07e dengan R2=1,00. Rumus tersebut mengandung arti kemampuan petani dalam menyediakan benih padi bersertifikat ditentukan oleh tingkat kapasitas petani itu sendiri dan berpengaruh negatif terhadap aspek produksi dan menghasilkan kelas benih padi.
PENGARUH INFORMASI DIGITAL TERHADAP KINERJA PENYULUH PERTANIAN DENGAN LITERASI INFORMASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING Nuryadi, Budi Akhmad; Saleh , Khaerul; Salampesi, Yudi Lani
Jurnal Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 2 No. 3 (2023): Jurnal Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : CV. Era Digital Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59066/jppm.v2i3.483

Abstract

Tantangan kegiatan penyuluhan pertanian di era teknologi informasi dan komunikasi (TIK) adalah kemampuan memanfaatkan media berbasis internet dan jaringan sosial media. Media internet membuat perpindahan arus informasi begitu cepat di semua aspek kehidupan. Kuatnya terpaan informasi yang ada, membuat penyuluh pertanian harus mempunyai kecakapan dalam literasi informasi, supaya informasi yang disampaikan kepada petani merupakan informasi yang valid. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif menggunakan pendekatan kuantitatif, bertujuan untuk mengetahui terpaan informasi, tingkat literasi informasi dan pengaruh literasi informasi penyuluh pertanian di Kabupaten Serang. Responden pada penelitian ini sebanyak 41 orang penyuluh pertanian dengan pengambilan sampel secara purposive, untuk penilaian kinerja dilakukan oleh 2 petani binaan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis jalur. Hasil penelitian menunjukan terpaan media informasi masih tergolong rendah terutama dari hal frekuensi dan durasi penggunaan internet, literasi informasi penyuluh pertanian tergolong kurang baik terutama pada tahapan kemampuan menyeleksi, mengorganisasi, menciptakan informasi baru, menilai luaran dan menerapkan masukan. Sedangkan untuk kemampuan mengidentifikasi, mengeksplorasi, dan mempresentasikan dinilai baik. Informasi digital berpengaruh tidak langsung terhadap kinerja penyuluh pertanian dengan literasi informasi sebagai variabel intervening hanya diterima untuk faktor durasi (menit).
Pelatihan Pembuaatan Pupuk Regeneratif Posphat Cair pada Petani Cabai di Poktan Desa Tejamari Kecamatan Baros Kabupaten Serang Sulaeni, Sulaeni; Saleh , Khaerul; Wibowo, Aris Suprio; Gunawan, Gugun
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 5 (2025): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : CV. Era Digital Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59066/jpkm.v1i5.1547

Abstract

Sektor pertanian di Indonesia, khususnya di daerah Baros, masih sangat bergantung pada penggunaan Pupuk kimia untuk mengendalikan hama pada tanaman palawija (cabai). Penggunaan Pupuk kimia secara berlebihan dapat menyebabkan kerusakan pada kesehatan manusia, makhluk hidup lainnya, serta lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan solusi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan seperti penggunaan Pupuk posphat cair. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan pelatihan kepada petani palawija (cabai) di Desa Tejamari, Kecamatan Baros, mengenai pembuatan dan penerapan Pupuk posphat cair. Metodologi yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi tahap sosialisasi, pelatihan pembuatan Pupuk posphat cair, serta pendampingan di lapangan. Sebanyak 30 petani palawija (cabai) terlibat dalam kegiatan ini dan berhasil memproduksi serta mengaplikasikan Pupuk posphat cair yang berbahan dasar tanaman lokal seperti daun mimba, daun sirih, dan tembakau. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan bahwa penggunaan Pupuk posphat cair dapat menjadi alternatif yang efektif untuk mengurangi ketergantungan pada Pupuk kimia dan mengurangi dampak negatif terhadap kesehatan serta lingkungan. Selain itu, petani juga memperoleh pengetahuan baru yang bermanfaat dalam mengelola pertanian secara berkelanjutan.
Strategi Pengembangan Peternakan Itik Petelur (Anas Platyrhynchos) untuk Pemenuhan Kebutuhan Pasokan Telur Secara Berkelanjutan di Kabupaten Serang Nufus, Herawati; Aliudin, Aliudin; Saleh , Khaerul
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v10i7.61091

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pengembangan peternakan bebek serta merumuskan strategi pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Serang. Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan analisis SWOT, yang dilakukan di tiga kecamatan: Pontang, Tirtayasa, dan Tanara. Data dikumpulkan dari 17 responden yang terdiri dari petani, pemasok pakan/benih, instansi pemerintah, dan ahli. Analisis Evaluasi Faktor Internal (IFE) menghasilkan skor 3,19, menunjukkan kondisi internal yang kuat. Analisis External Factor Evaluation (EFE) menghasilkan skor 2,99, menunjukkan dukungan eksternal yang memadai. Matriks IFE-EFE memposisikan peternakan bebek di Sel I (tumbuh dan membangun), merekomendasikan strategi agresif seperti penetrasi pasar, pengembangan produk, dan kemitraan industri. Kekuatan utama termasuk ketersediaan lahan yang memadai, iklim yang mendukung, sumber daya manusia yang tersedia, dan peluang pasar. Kelemahan utama meliputi akses pakan berkualitas terbatas, kendala modal, pelatihan yang tidak memadai, infrastruktur yang tidak memadai, dan terbatas stok pembibitan unggul. Prioritas strategi utama melibatkan perluasan skala bisnis, memperkuat kemitraan, dan memaksimalkan program dukungan pemerintah untuk memenuhi permintaan telur yang meningkat dan mendukung ketahanan pangan lokal.