Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena kecanduan smartphone pada anak usia 9–12 tahun di Jorong Tabubaraie, Nagari Paninjauan, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar. Gejala yang muncul meliputi sulit mengontrol penggunaan, gelisah saat tidak memegang smartphone, menarik diri dari lingkungan sosial, dan menurunnya produktivitas belajar. Kondisi ini diduga terkait lemahnya pengawasan orang tua. Penelitian bertujuan menggambarkan pengawasan orang tua, tingkat kecanduan smartphone pada anak, serta hubungan keduanya. Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan kuantitatif melalui metode korelasional. Populasi terdiri dari 210 anak usia 9–12 tahun yang memiliki akses smartphone. Sampel ditentukan secara simple random sampling menggunakan rumus Cochran, sehingga diperoleh 66 responden. Instrumen pengumpulan data menggunakan angket yang sebelumnya melalui tahap uji validitas dan reliabilitas untuk memastikan ketepatan serta konsistensinya. Analisis data dilakukan melalui perhitungan persentase dan penerapan uji korelasi Product Moment untuk mengidentifikasi hubungan antarvariabel.. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Pengawasan orang tua terhadap penggunaan smartphone anak tergolong rendah; (2) Tingkat kecanduan smartphone pada anak tergolong tinggi; (3) Terdapat hubungan negatif signifikan antara pengawasan orang tua dengan kecanduan smartphone, artinya semakin rendah pengawasan, semakin tinggi kecanduan anak