Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

HUBUNGAN USIA, JENIS KELAMIN, STADIUM HIPERTENSI, DAN DIABETES MELITUS DENGAN KEJADIAN PENYAKIT GINJAL KRONIS DI RSUD PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Prabasuari, Ayu Dwi; Kadek Dwi Pramana; Hardinata; Mamang Bagiansah
Cakrawala Medika: Journal of Health Sciences Vol. 2 No. 2 (2024): Cakrawala Medika: Journal of Health Sciences
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Medika Suherman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59981/vk197j19

Abstract

Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan masalah kesehatan masyarakat global dengan prevalensi yang terus meningkat  setiap  tahun. Menurut penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, jenis kelamin mempengaruhi fungsi ginjal. Penelitian Prihatiningtias (2017)  menyatakan bahwa faktor risiko PGK paling banyak yaitu  hipertensi dan diabetes melitus. Selain itu juga  terdapat  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Lilia (2019) didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara diabetes melitus dengan kejadian  PGK. Dalam  hal  ini  terdapat  perbedaan  hasil yang didapatkan dari beberapa penelitian sebelumnya, maka dari itu perlu dilakukan penelitian mengenai hubungan usia, jenis kelamin, stadium hipertensi, dan diabetes melitus dengan kejadian PGK.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia, jenis kelamin,  stadium  hipertensi,  dan  diabetes melitus dengan  kejadian  PGK di RSUD Provinsi NTB. Metode penelitian yang digunakan yaitu case control dengan jumlah sampel sebanyak 242 dengan teknik pengambilan sampel yaitu consecutive sampling. Uji statistik yang digunakan yaitu uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi frekuensi kelompok kasus dan kontrol ditemukan paling banyak pada perempuan dengan usia 40-59 tahun, dengan penderita PGK ditemukan paling banyak pada laki-laki dengan usia >60 tahun. Terdapat hubungan antara usia dengan kejadian PGK (p value = 0,000, OR = 26,000, CI = 6,692-101,015). Terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian PGK (p value = 0,040, OR = 1,703, CI = 1,024-2,832). Terdapat hubungan antara hipertensi dengan kejadian PGK (p value = 0,000, OR = 2,142, CI = 2,068-3,221). Terdapat hubungan stadium  hipertensi  dengan  kejadian  PGK (p value = 0,000, OR = 13,300, CI = 3,478-202,227). Terdapat hubungan antara diabetes melitus dengan kejadian PGK (p value = 0,000, OR = 292,500, CI = 90,456-945,834). Terdapat hubungan yang signifikan antara usia, hipertensi, stadium hipertensi, dan diabetes melitus dengan kejadian PGK.
HUBUNGAN KEBIASAAN MENCUCI TANGAN MENGGUNAKAN AIR BERSIH DAN SABUN DENGAN KEJADIAN DEMAM TIFOID PADA ANAK USIA 7-12 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANTANG David Maulana Abdurraman Qudus; I Gede Angga Adnyana; Hardinata; Herlinawati
Cakrawala Medika: Journal of Health Sciences Vol. 2 No. 1 (2023): Cakrawala Medika: Journal of Health Sciences
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Medika Suherman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59981/k44qj722

Abstract

Demam tifoid merupakan penyakit infeksi akut pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Faktor risiko penyebaran terjadinya demam tifoid dapat terjadi melalui berbagai cara, salah satunya dikenal dengan 5F yaitu (food, finger, fomitus, fly, feces). Aspek mencuci tangan menggunakan air bersih dan sabun sangatlah penting, kebiasaan mencuci tangan harus dibiasakan sedini mungkin agar tidak terjadinya kejadian-kejadian klinis yang tidak diinginkan. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan mencuci tangan menggunakan air bersih dan sabun dengan kejadian demam tifoid di wilayah kerja Puskesmas Mantang. Desain penelitian ini yaitu observasional analitik dengan pendekatan rancangan case control. Teknik pengambilan sampel non probability sampling dengan pendekatan purposive sampling. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2023. Tempat penelitian dilakukan di wilayah Kerja Puskesmas Mantang Kabupaten Lombok tengah. Sampel penelitian sebanyak 50 responden. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji Chi Square. Batas nilai signifikasi adalah (p-value < 0,05). Hasil dari penelitian pada karakteristik responden didominasi berjenis kelamin perempuan (58,0%), berada pada rentang usia 10 dan 12 tahun tahun (32,0%), memiliki kebiasaan mencusi tangan yang baik (60,0%), dan kejadian demam tifoid maupun tidak demam tifoid sebesar (50,0%). Pada analisis bivariat didapatkan p-value sebesar 0,000 (p-value < 0,005) memiliki arti terdapat hubungan yang bermakna atau adanya korelasi yang signifikan antara kebiasaan mencuci tangan menggunakan air bersih dan sabun dengan kejadian demam tifoid. Terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan mencuci tangan menggunakan air bersih dan sabun dengan kejadian demam tifoid di wilayah kerja Puskesmas Mantang.
HUBUNGAN IMT DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP HIPERTENSI PADA PENDUDUK DATARAN TINGGI DAERAH KECAMATAN SEMBALUN Niza Anggi Marlitayani Rizki; Deny Sutrisna Wiatma; Hardinata; Lalu Buli Fatrahadi Utama
Cakrawala Medika: Journal of Health Sciences Vol. 2 No. 1 (2023): Cakrawala Medika: Journal of Health Sciences
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Medika Suherman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59981/vzy7gc71

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan di dunia. World Health Organization (WHO) 2019 menunjukkan prevalensi hipertensi di dunia tinggi, yaitu sebesar 29% dengan angka mortalitas hipertensi di seluruh dunia sebesar 7,5 juta jiwa, yaitu sekitar 12,8% dari total angka kematian dan 3,7% dari jumlah total perhari. Angka hipertensi di dataran tinggi daerah Sembalun mengalami peningkatan pada tahun 2020 sebesar 42,2 %. Hipertensi dapat terjadi akibat faktor risiko yang dapat dimodifikasi, salah satunya jumlah IMT yang tinggi dan kurangnya beraktivitas. IMT yang tinggi dan kurangnya beraktivitas merupakan salah satu faktor terpenting yang dapat mempengaruhi kejadian hipertensi pada masyarakat. Untuk mengetahui hubungan IMT dan aktivitas fisik terhadap kejadian hipertensi pada penduduk dataran tinggi di daerah Kecamatan Sembalun. Penelitian ini menggunakan desain studi analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 25 responden. Data diperoleh dari pemeriksaan tekanan darah, tinggi badan, berat badan, dan kuesioner. Penelitian ini dianalisis dengan Rank Spearman. Batas nilai signifikasi adalah (p-value <0.05). Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden menderita hipertensi (36,0%), IMT kategori obesitas (40,0%), dan aktivitas fisik ringan (84,0%). Terdapat hubungan yang sangat kuat antara jumlah IMT yang tinggi terhadap kejadian hipertensi dengan nilai rs 0,762. Sedangkan aktivitas fisik ringan memiliki hubungan kuat terhadap kejadian hipertensi dengan nilai rs 0,541. Dan ketiga variabel tersebut memiliki hubungan yang kuat dan searah., IMT dengan hipertensi memiliki hubungan yang sangat kuat terhadap hipertensi, sedangkan aktivitas fisik dengan hipertensi memiliki hubungan yang kuat.
HUBUNGAN JUMLAH TROMBOSIT DENGAN SGOT DAN SGPT PADA PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI RSUD Dr. R. SOEDJONO SELONG Doni Yusri Setiawan; Mamang Bagiansyah; Hardinata; Hj. Setiorini
Cakrawala Medika: Journal of Health Sciences Vol. 2 No. 1 (2023): Cakrawala Medika: Journal of Health Sciences
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Medika Suherman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59981/jbepbr49

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit endemik di seluruh wilayah tropis dan sebagian wilayah subtropik, penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti tersebut menjadi penyakit yang menakutkan karena penularannya dapat berlangsung cepat dalam suatu wilayah. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara jumlah trombosit dengan kadar SGPT dan SGOT pada pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) di RSUD Dr. SOEJONO Selong Lombok Timur. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif non-analitik dengan rancangan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling. Sampel yang didapatkan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini berjumlah 48 responden. Sejumlah 48 responden didapatkan hasil hubungan antara jumlah trombosit dengan SGOT p-value = 0,033 , dan hubungan antara jumlah trombosit dengan SGPT p-value = 0,013. Terdapat hubungan antara jumlah trombosit dengan SGOT dan SGPT dengan nilai p-value < 0,05 didapatkan masing-masing p-value =0,033 dan p-value = 0,013.