Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENENTUAN JENIS PELARUT TERBAIK TERHADAP KADAR EURYCUMANONE PADA EKSTRAKSI AKAR PASAK BUMI (EURYCOMA LONGIFOLIA JACK) Setyaningrum, Dyah; Wulansari, Laela; Andayani, Andayani; Shihran, Laviany Putri; Fauziyyah, Isra; malik, kirana
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Volume 8, Nomor 2, Juli 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/pdk.v8i2.17217

Abstract

Pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack) adalah salah satu tanaman herbal dari negara-negara Asia Tenggara yaitu Indonesia, Malaysia, dan Vietnam. Bagian tanaman yang memiliki khasiat adalah bagian daun, akar dan batang. Berbagai macam senyawa kimia telah diisolasi dan dikarakterisasi dari Eurycoma longifolia, serta diketahui memiliki berbagai efek yang menguntungkan seperti male fertility enhancement effect, antimalarial effect, cytotoxic and anti-proliferative effect, antimicrobial effects, anti-inflammatory effects, anti-anxiolytic, anti diabetic, osteoporosis preventive effect, ameliorative effect, ergoganic effect, insecticidal effects, muscular effect, antiulcer effect dan anti-rheumatism effect. Tanaman ini sangat potensial untuk digunakan dalam produk farmasi herbal. Komposisi senyawa kimia dari tumbuhan adalah esensial untuk penentuan kualitas, keamanan dan efektifitas dari produk herbal. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kandungan eurycomanone pada ekstrak akar pasak bumi, serta mengetahui pelarut terbaik dalam proses ekstraksi dari akar pasak bumi yang menghasilkan kadar eurycomanone tertinggi. Metode pembuatan ekstrak dengan cara melakukan maserasi simplisia akar pasak bumi menggunakan pelarut etanol 30%, etanol 70%, etanol 96%, n-heksana, etilsetat dan air. Tahap awal penelitian dimulai dengan melakukan uji fitokimia dan uji kadar air pada simplisa. Selanjutnya pada masing-masing ekstrak dilakukan uji toksisitas terhadap larva udang serta penentuan kadar eurycomanone dengan High-performance liquid chromatography (HPLC). Hasil rendemen ekstrak pasak bumi tertinggi terdapat pada ekstrak dengan menggunakan pelarut etanol 70% sebesar 3.41 g. Hasil pengujian fitokimia simplisia pasak bumi mengandung flavonoid dan saponin. Toksisitas tertinggi terdapat pada ekstrak dengan menggunakan pelarut etilasetat dengan nilai LC50 sebesar 201.28 ppm. Ekstrak pasak bumi dengan pelarut etanol 70% memiliki kadar eurycomanone tertinggi yaitu 53.42 mg/g.
PELATIHAN PEMBUATAN SABUN NATURAL KAYA ANTIOKSIDAN SEBAGAI ALTERNATIF PERSONAL CARE PRODUCT YANG MENGGANGGU KESEHATAN REPRODUKSI Anggraini, Kirana; Setyaningrum, Dyah Ayu Woro; Wiranti, Hervi; malik, kirana
Jurnal AKAL: Abdimas dan Kearifan Lokal Vol. 6 No. 1 (2025): Jurnal AKAL : Abdimas dan Kearifan Lokal
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/akal.v6i1.20906

Abstract

 Personal Care Product (PCP) adalah produk perawatan diri tanpa resep yang digunakan untuk kebersihan, perawatan, dan kecantikan.  PCP mengandung kontaminan yang memiliki dampak buruk terhadap kesehatan reproduksi.   Peningkatan penggunaan PCP saat ini meningkatkan kerentanan terhadap paparan beberapa PCP sekaligus, sehingga berpotensi terpapar campuran senyawa yang lebih banyak setiap harinya.  Perempuan merupakan pengguna terbesar PCP, dimulai sejak usia remaja, usia reproduktif (hamil, melahirkan, menyusui) sampai usia menopause, sehingga memiliki kerentanan yang tinggi terhadap dampak negatif PCP baik untuk kesehatan pribadi  maupun generasi berikutnya.  Oleh karena itu, perlu dilakukan edukasi dampak PCP pada kesehatan reproduksi dan pelatihan pembuatan produk yang bebas bahan kimia dan alami, sebagai alternatif yang lebih aman dibandingkan PCP berbasis bahan kimia. Kegiatan ini dilakukan di kantor OK OCE Jakarta dihadiri 25 sosiopreneur perempuan usia reproduktif yang tidak memiliki keterampilan membuat sabun natural.  Penilaian keterampilan peserta dalam membuat sabun natural dilakukan dengan melakukan observasi sesuai rubrik penilaian.  Hasil yang didapatkan yaitu sebagian besar peserta mampu mempersiapkan seluruh alat dan bahan (74%), mampu menggunakan aplikasi soapcal (70%), mampu mengerjakan dengan benar dan berurutan (85%), mampu mengerjakan dengan cepat (83%), mampu mempresentasikan kandungan dan manfaat (90%), tekstur sabun yang dihasilkan baik (85%).  Kesimpulannya setelah mengikuti pelatihan seluruh peserta mampu membuat sabun natural dengan hasil sangat baik.