Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Air Hidup (Suatu Tinjauan Teologis Yohanes Dan Implikasinya Bagi Kehidupan Orang Kristen) Togatorop, Andri Rifai
Jurnal Euangelion Vol. 3 No. 2 (2023): OKTOBER
Publisher : LPPM-Institut Agama kristen Negeri Tarutung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banyak orang beranggapan bahwa Air merupakan sumber kehidupan manusia. Tetapi di dalam pembahasan ini bukanlah Air secara literal (air yang dipakai untuk mandi, mencuci, memasak, dll) melainkan secara simbolik. Air secara literal hanya dapat memuaskan dahaga jasmani bukan Rohani. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa arti Air Hidup berdasarkan Tinjauan Teologis Yohanes bagi kehidupan orang Kristen. Dengan menggunakan metode kualitatif kajian Pustaka. Yakni dengan menganalisis deskriptif dengan langkah-langkah menurut Millard J. Erickson: mengidentidikasi bagian Alkitab tentang topik kajian, mempelajari konteks penulisan kitab, menganalisis setiap teks, mengkaji materi biblikal dengan pendapat para ahli, mengidentifikasi esensi teologi, keterangan sumber yang lain, dan mengembangkan tafsiran, kemudian menyusun garis besar teologi. Hasil yang diperoleh dari kajian ini adalah bahwa kehausan seseorang bukanlah kehausan jasmani, melainkan kehausan Rohani. Air Hidup dalam Pasal 4 hendak berkata Air Hidup ada di dalam diri Yesus. Dan Pasal 7 merupakan undangan untuk menerima Yesus sebagai Air Hidup yang dapat menjawab kepuasan terhadap dahaga manusia. Oleh karena itu penekanan dalam Pasal 7 merupakan undangan kepada semua orang yang merasa haus untuk datang kepada-Nya untuk menerima air hidup.
Hubungan Kerajaan Allah dengan Revolusi Industri: Keadilan bagi orang yang terpinggirkan Menurut Matius 20:1-16 Togatorop, Andri Rifai; Phang, Steven; Winda, Tan
MODERATE: Journal of Religious, Education, and Social Vol. 2 No. 1 (2024): MODERATE: Journal of Religious, Education, and Social (November 2024)
Publisher : Perkumpulan Teolog Agama Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46362/moderate.v2i1.11

Abstract

This article discusses the relationship between the Kingdom of God and the Industrial Revolution, focusing on justice for marginalized people, as explained in the parable of Matthew 20:1-16. The Kingdom of God, which is more than just a concept of heaven, is rooted in God's governance that involves social justice and grace for all humanity, including the marginalized. This study aims to explore how Jesus' teachings about the Kingdom of God can inspire an understanding of social justice, particularly for marginalized groups, and how these teachings can be applied in the context of the Industrial Revolution and modern social life. The research uses a qualitative approach with a literature review method, analyzing theological references and biblical texts, especially Matthew 20:1-16, and comparing them with the social and economic conditions during Jesus' time and the Industrial Revolution. The findings show that the Kingdom of God, as taught by Jesus, speaks not only about personal salvation but also about social justice that emphasizes grace and equality. Jesus challenged the social norms of His time by teaching that in the Kingdom of God, all people, regardless of their status or occupation, are treated justly and with compassion.   Contribution: This article contributes by introducing the relationship between Jesus' teachings on the Kingdom of God and the concept of social justice, which is relevant to both the Industrial Revolution and modern life. Through the analysis of Matthew 20:1-16, the article highlights how the principles of the Kingdom of God, such as equality and compassion, can be applied to address social injustices. This concept offers new insights into how Christian teachings can tackle social issues, particularly the marginalization of certain groups.   Artikel ini membahas hubungan antara Kerajaan Allah dan Revolusi Industri, dengan fokus pada keadilan bagi orang yang terpinggirkan, sebagaimana dijelaskan dalam perumpamaan Matius 20:1-16. Kerajaan Allah, yang lebih dari sekadar konsep surga, berakar pada pemerintahan Allah yang melibatkan keadilan sosial dan kasih karunia bagi semua umat manusia, termasuk yang terpinggirkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana ajaran Yesus tentang Kerajaan Allah dapat menginspirasi pemahaman tentang keadilan sosial, khususnya bagi kelompok marginal, dan bagaimana ajaran tersebut dapat diterapkan dalam konteks Revolusi Industri dan kehidupan sosial modern. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi pustaka, menganalisis referensi-referensi teologis dan teks-teks Alkitab, terutama Matius 20:1-16, serta membandingkannya dengan kondisi sosial dan ekonomi pada masa Yesus dan Revolusi Industri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kerajaan Allah, seperti yang diajarkan Yesus, tidak hanya berbicara tentang keselamatan pribadi, tetapi juga keadilan sosial yang mengutamakan kasih karunia dan kesetaraan. Yesus menantang norma sosial pada masanya dengan mengajarkan bahwa dalam Kerajaan Allah, semua orang, terlepas dari status atau pekerjaan mereka, diperlakukan dengan adil dan penuh kasih.   Kontribusi: Artikel ini berkontribusi dalam memperkenalkan hubungan antara ajaran Yesus mengenai Kerajaan Allah dengan konsep keadilan sosial yang relevan pada masa Revolusi Industri dan kehidupan modern. Melalui analisis Matius 20:1-16, artikel ini menyoroti bagaimana prinsip-prinsip Kerajaan Allah, seperti kesetaraan dan belas kasih, dapat diterapkan dalam mengatasi ketidakadilan sosial. Konsep ini memberikan wawasan baru bagi pemahaman tentang bagaimana ajaran Kristen dapat menghadapi masalah sosial, khususnya marginalisasi kelompok tertentu.
Persekutuan Dan Pelayanan Yang Berdampak: Mengulik Makna Teologis Persekutuan Dan Pelayanan Berdasarkan Kisah Para Rasul 2:41-47 Serta Implikasinya Bagi GKPS Masa Kini Sinaga, Andri Vincent; Togatorop, Andri Rifai
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 5 (2023): Innovative: Journal of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Persekutuan dan pelayanan adalah dua hal yang menjadi garda terdepan dalam pertumbuhan gereja baik secara kuantitas dan kualitas di dalam jemaat. Persekutuan dan pelayanan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan dari dalam tubuh gereja, sebab di dalam gereja termaktub persekutuan dan pelayanan. Sehingga, baik itu persekutuan maupun pelayanan adalah suatu tugas yang mestinya berjalan bersama-sama/beriringan, guna pertumbuhan dan perkembangan gereja Tuhan (jemaat). GKPS menyepakati tema per lima tahun sejak 2021-2025 yaitu “Persekutuan dan Pelayanan Berdampak.” Penulis akan mengkaji secara teologis dengan berkaca dari Kisah Para Rasul 2:41-47 secara historis-teologis. Metodologi yang penulis gunakan adalah kualitatif, dengan pendekatan kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik itu persekutuan dan pelayanan semestinya dilakukan sungguh-sungguh oleh gereja, dalam rangka menghadirkan Kerajaan Allah di dunia, dalam hal ini GKPS. Yang menjadi mediator dalam persekutuan dan pelayanan ini bukan saja pekerja gereja (full timer), melainkan seluruh jemaat.