Purba Kencana, Julio
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS PUTUSAN TINDAK PIDANA LINGKUNGAN HIDUP DIKAITKAN DENGAN PRINSIP EKOLOGI INTERGRAL DALAM DOKUMEN LAUDATO SI : STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR 162/PID.B/2013/PN.MAB Siddarta, Reginald; Purba Kencana, Julio; Pan, Alpinus; Deva Hexanno, Sirilus Anantha
Gloria Justitia Vol 3 No 2 (2023): Gloria Justitia 3(2)
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/gloriajustitia.v3i2.4971

Abstract

Fokus utama dalam penulisan ini adalah agar dapat memahami putusan hakim pengadilan negeri Muara Bungo tentang tindak pidana lingkungan hidup berdasarkan ketentuan hukum positif Indonesia dan prinsip ekologi integral dalam dokumen Laudato Si. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode yuridis normative yaitu studi kepustakaan mengenai perundang-undangan dan dokumen laudato Si. Putusan Tindak Pidana Lingkungan Hidup di Muara Bungo No 162/PID.B /2013/PN.Mab ini mengkaji mengenai beberapa pelaku yang melakukan penambangan emas tanpa ijin. Penambangan yang dilakukan tanpa ijin dapat mempengaruhi aspek ekologi integral yaitu rusaknya lingkungan dan berkurangnya hasil tambang di masa yang akan datang. Penambangan tanpa ijin melanggar hukum yang berlaku di Indonesia dan dapat dikenakan sanksi pidana dan perdata. Selain itu Laudato Si sebagai pedoman dalam Gereja Katolik juga mengajarkan tentang pentingnya menerapkan prinsip lingkungan hidup.
Kesupant sebagai Etika Manusia Dayak Keninjal Desa Laman Bukit Kalimantan Barat Menurut Perspektif Etika Aristoteles Purba Kencana, Julio; Pasi, Gregorius
Borneo Review Vol. 2 No. 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Katolik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.913 KB) | DOI: 10.52075/br.v2i1.103

Abstract

This study discusses decency as an ethic of the Dayak Keninjal human in the village of Laman Bukit. Each tribe in its relationship with others in society must have a rule as social ethics. The social ethics then become a rule or law in common life. The Dayak Keninjal tribe of Laman Bukit village also has a concept of social ethics and rules of living together which is called Kesupant. They or the Dayak Keninjal people in the village of Laman Hill view decency as a liberating law in the ethics of daily interaction. Meanwhile, according to Aristotle, ethics is a moral obligation in living together in order to achieve the bonum commune or the common good. The method used in this study is the method of literature study and interviews with the traditional leader of the Dayak Keninjal tribe. Meanwhile, the methodology used in this study is a reflection of philosophy in Aristotelian ethics as the main scalpel that the author uses. This study found that the Dayak Keninjal people long before they knew civilization already had the concept of daily social ethics known as kesupan. By knowing concepts like these, we can look for local cultural riches that have other philosophical values.
Konsep Etika Medis Sebagai Larangan Membunuh Dalam Kasus Eutanasia purba kencana, Julio
Borneo Review Vol. 3 No. 2 (2024): Desember 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Katolik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Eutanasia, tindakan mengakhiri hidup seseorang secara sengaja untuk mengakhiri penderitaan, telah menjadi isu kontroversial dalam bidang kesehatan dan etika medis. Artikel ini mengeksplorasi konsep etika medis sebagai landasan larangan membunuh dalam konteks eutanasia. Konsep etika medis melibatkan prinsip-prinsip dasar seperti otonomi pasien, keadilan, dan kemanusiaan, yang berkolaborasi untuk membentuk kerangka kerja etis dalam praktik medis. Artikel ini membahas perdebatan seputar eutanasia, menggali dampaknya terhadap pasien, keluarga, dan tenaga medis. Analisis melibatkan tinjauan terhadap prinsip etika, serta perspektif moral yang berkembang dalam masyarakat. Selain itu, dampak legal eutanasia di berbagai yurisdiksi turut dipertimbangkan. Penekanan diberikan pada konflik antara hak individu untuk mengakhiri penderitaan dan tanggung jawab etis tenaga medis untuk mempromosikan dan melindungi kehidupan. Penelitian ini menyoroti pentingnya memahami dan menghormati nilai-nilai kultural, agama, dan sosial yang dapat mempengaruhi pandangan terhadap eutanasia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsep etika medis, dengan landasan pada prinsip-prinsip fundamental, dapat memberikan panduan yang kuat dalam menilai dan memahami kontroversi seputar eutanasia. Implikasi etis dari praktik ini memerlukan perhatian serius terhadap perbandingan nilai dan norma dalam masyarakat yang semakin multikultural dan pluralistik. Penelitian ini mendorong untuk mempertimbangkan pendekatan holistik dan berbasis nilai dalam menangani kasus eutanasia, untuk mencapai keseimbangan antara otonomi pasien, keadilan, dan kewajiban etis tenaga medis.
Identitas Sebagai Bundel Persepsi: Relevansi Filosofi David Hume dalam Pemahaman Kontemporer Tentang Diri dan Kesadaran purba kencana, Julio
Borneo Review Vol. 4 No. 1 (2025): Juni 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Katolik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52075/50dq0111

Abstract

Artikel ini membahas konsep “bundel persepsi” yang diajukan oleh David Hume, yang menyatakan bahwa identitas pribadi bukanlah entitas tetap, melainkan kumpulan pengalaman dan persepsi yang terus berubah seiring waktu. Menurut Hume, “diri” bukanlah substansi abadi atau inti yang tidak berubah, melainkan rangkaian kesan dan ide yang muncul serta menghilang dalam kesadaran. Identitas bukanlah entitas tunggal, tetapi konstruksi dinamis yang terbentuk dari ingatan dan pengalaman yang terpisah-pisah. Persepsi menjadi unit dasar dari pengalaman manusia, menegaskan bahwa kesadaran kita tidak permanen. Artikel ini juga mengeksplorasi pengaruh teori Hume dalam pemahaman identitas dalam psikologi dan neurosains modern, serta bagaimana konsep diri berkembang dalam konteks tersebut. Selain itu, artikel ini mengkaji kritik terhadap teori Hume, terutama dari filsuf kontemporer yang berpendapat bahwa teori ini kurang memberikan ruang bagi kontinuitas dalam pengalaman manusia. Meskipun demikian, banyak teori berusaha menggabungkan pandangan Hume dengan gagasan kontinuitas kesadaran. Analisis ini menunjukkan pentingnya integrasi antara perubahan dan kontinuitas dalam memahami identitas manusia yang terus berkembang.