Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERBANDINGAN LEBAR PENAMPANG UNTUK ALAT UKUR KEKERINGAN GABAH MENGGUNAKAN JEMBATAN WHEATSTONE BERBASIS ARDUINO UNO Bobi Khoerun; Apriyanto, Haris; Suryapringga, Zulmi Harsoni; Rohman, Naufal Fadhlu; Karsid, Karsid; Fatwasauri, Icha
JEECAE (Journal of Electrical, Electronics, Control, and Automotive Engineering) Vol. 8 No. 2 (2023): JOURNAL OF ELECTRICAL, ELECTRONICS, CONTROL, AND AUTOMOTIVE ENGINEERING (JEECAE
Publisher : Pengelolaan Penerbitan Publikasi Ilmiah (P3I) Politeknik Negeri Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32486/jeecae.v8i2.633

Abstract

Gabah yang terlambat dikeringkan akan berdampak buruk terhadap kualitas beras. Hal ini disebabkan gabah yang dipanen dengan kadar udara tinggi dan kondisi lembab mengalami respirasi yang cepat. Akibatnya gabah membusuk, berjamur, berkecambah atau mengalami reaksi pencoklatan enzimatis sehingga nasi berwarna kuning/kuning kecoklatan. Kandungan udara maksimum yang dimiliki oleh gabah kering adalah antara 12-14%. Oleh karena itu, dibutuhkan alat ukur kadar air gabah sehingga kekeringan gabah dapat dipantau.  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan lebar penampang pada alat ukur tingkat kekeringan gabah menggunakan jembatan wheatstone berbasis Arduino Uno. Penelitian ini melibatkan perbandingan lebar penampang yang berbeda pada alat ukur yang sama, dengan menganalisis pengaruhnya terhadap akurasi pengukuran tingkat kekeringan gabah. Hasil analisis ini diharapkan dapat memberikan wawasan lebih lanjut tentang bagaimana lebar penampang mempengaruhi akurasi pengukuran dan membantu dalam pengembangan alat ukur yang lebih presisi untuk menilai tingkat kekeringan gabah. Lebar penampang yang diteliti yaitu ukuran 1,5cm, 2,5cm, 3cm, dan 4cm. Berdasarkan hasil perhitungan dan percobaan, penampang dengan lebar 4cm menunjukkan keakuratan yang sesuai. Penampang ini menghasilkan nilai error kadar air sebesar 0,3% hingga 0,6% dan rata-rata error tegangan antara 0,052 VAC hingga 0,694 VAC menggunakan resistor 2,2MΩ. Hasil ini menunjukkan bahwa alat ukur dengan penampang 4cm mampu memberikan hasil yang mendekati nilai yang sebenarnya. Oleh karena itu, penampang dengan lebar 4 cm dapat dianggap sebagai pilihan yang baik untuk pengembangan alat ukur tingkat kekeringan gabah menggunakan jembatan wheatstone berbasis arduino uno.
Sistem Internet of Things pada Alat Ukur Kualitas Air PDAM Bobi Khoerun; Fitriyanto, Indra; Icha
JEECAE (Journal of Electrical, Electronics, Control, and Automotive Engineering) Vol. 9 No. 2 (2024)
Publisher : Pengelolaan Penerbitan Publikasi Ilmiah (P3I) Politeknik Negeri Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32486/jeecae.v9i2.837

Abstract

Air merupakan kebutuhan primer manusia, sehingga kualitas air yang digunakan harus diperhatikan. Khususnya pada pengolahan air PDAM, setiap proses harus diukur kualitas airnya. Saat ini proses pengukuran kualitas air masih masih dicatat dan diolah secara manual. Oleh karena itu, diperlukan sistem internet of things untuk menampilkan hasil pengukuran kualitas air PDAM dalam satu tempat untuk pengukuran suhu, pH, TDS, kadar garam, dan kekeruhan air. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat sistem internet of things untuk pengukuran kualitas air dari beberapa parameter, sehingga data hasil pengukuran dapat secara otomatis dikirimkan ke penerima melalui internet. Sistem kerja alat ini adalah hasil pengukuran kualitas air menggunakan sensor akan dikirim ke mikrokontroller dan ditampilkan lewat website. Mikrokontroller tersebut menggunakan ESP32. Sistem dibuat berbasis IoT, sehingga pengecekan data dapat dilihat dimana saja. Oleh karena itu, dengan penelitian ini diharapkan sistem pengukuran kualitas air PDAM dapat lebih cepat dan terukur.
Sistem Internet of Things pada Alat Ukur Kualitas Air PDAM Bobi Khoerun; Fitriyanto, Indra; Icha
JEECAE (Journal of Electrical, Electronics, Control, and Automotive Engineering) Vol. 9 No. 2 (2024): JOURNAL OF ELECTRICAL, ELECTRONICS, CONTROL, AND AUTOMOTIVE ENGINEERING (JEECAE
Publisher : Pengelolaan Penerbitan Publikasi Ilmiah (P3I) Politeknik Negeri Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32486/jeecae.v9i2.837

Abstract

Air merupakan kebutuhan primer manusia, sehingga kualitas air yang digunakan harus diperhatikan. Khususnya pada pengolahan air PDAM, setiap proses harus diukur kualitas airnya. Saat ini proses pengukuran kualitas air masih masih dicatat dan diolah secara manual. Oleh karena itu, diperlukan sistem internet of things untuk menampilkan hasil pengukuran kualitas air PDAM dalam satu tempat untuk pengukuran suhu, pH, TDS, kadar garam, dan kekeruhan air. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat sistem internet of things untuk pengukuran kualitas air dari beberapa parameter, sehingga data hasil pengukuran dapat secara otomatis dikirimkan ke penerima melalui internet. Sistem kerja alat ini adalah hasil pengukuran kualitas air menggunakan sensor akan dikirim ke mikrokontroller dan ditampilkan lewat website. Mikrokontroller tersebut menggunakan ESP32. Sistem dibuat berbasis IoT, sehingga pengecekan data dapat dilihat dimana saja. Oleh karena itu, dengan penelitian ini diharapkan sistem pengukuran kualitas air PDAM dapat lebih cepat dan terukur.
PERBANDINGAN LEBAR PENAMPANG UNTUK ALAT UKUR KEKERINGAN GABAH MENGGUNAKAN JEMBATAN WHEATSTONE BERBASIS ARDUINO UNO Bobi Khoerun; Apriyanto, Haris; Suryapringga, Zulmi Harsoni; Rohman, Naufal Fadhlu; Karsid, Karsid; Fatwasauri, Icha
JEECAE (Journal of Electrical, Electronics, Control, and Automotive Engineering) Vol. 8 No. 2 (2023): JOURNAL OF ELECTRICAL, ELECTRONICS, CONTROL, AND AUTOMOTIVE ENGINEERING (JEECAE
Publisher : Pengelolaan Penerbitan Publikasi Ilmiah (P3I) Politeknik Negeri Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32486/jeecae.v8i2.633

Abstract

Gabah yang terlambat dikeringkan akan berdampak buruk terhadap kualitas beras. Hal ini disebabkan gabah yang dipanen dengan kadar udara tinggi dan kondisi lembab mengalami respirasi yang cepat. Akibatnya gabah membusuk, berjamur, berkecambah atau mengalami reaksi pencoklatan enzimatis sehingga nasi berwarna kuning/kuning kecoklatan. Kandungan udara maksimum yang dimiliki oleh gabah kering adalah antara 12-14%. Oleh karena itu, dibutuhkan alat ukur kadar air gabah sehingga kekeringan gabah dapat dipantau.  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan lebar penampang pada alat ukur tingkat kekeringan gabah menggunakan jembatan wheatstone berbasis Arduino Uno. Penelitian ini melibatkan perbandingan lebar penampang yang berbeda pada alat ukur yang sama, dengan menganalisis pengaruhnya terhadap akurasi pengukuran tingkat kekeringan gabah. Hasil analisis ini diharapkan dapat memberikan wawasan lebih lanjut tentang bagaimana lebar penampang mempengaruhi akurasi pengukuran dan membantu dalam pengembangan alat ukur yang lebih presisi untuk menilai tingkat kekeringan gabah. Lebar penampang yang diteliti yaitu ukuran 1,5cm, 2,5cm, 3cm, dan 4cm. Berdasarkan hasil perhitungan dan percobaan, penampang dengan lebar 4cm menunjukkan keakuratan yang sesuai. Penampang ini menghasilkan nilai error kadar air sebesar 0,3% hingga 0,6% dan rata-rata error tegangan antara 0,052 VAC hingga 0,694 VAC menggunakan resistor 2,2MΩ. Hasil ini menunjukkan bahwa alat ukur dengan penampang 4cm mampu memberikan hasil yang mendekati nilai yang sebenarnya. Oleh karena itu, penampang dengan lebar 4 cm dapat dianggap sebagai pilihan yang baik untuk pengembangan alat ukur tingkat kekeringan gabah menggunakan jembatan wheatstone berbasis arduino uno.