Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERAN KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM MENINGKATKAN MINAT MAHASISWA UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA PADA DUNIA PERKULIAHAN Olivia Sri Natalie Br Singarimbun; Qoni’ah Nur Wijayanti, S.Ikom., M.Ikom
Jurnal Media Akademik (JMA) Vol. 2 No. 1 (2024): JURNAL MEDIA AKADEMIK Edisi Januari
Publisher : PT. Media Akademik Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62281/v2i1.97

Abstract

Komunikasi memiliki peran kunci dalam mengatur perilaku anggota dalam sebuah organisasi. Dalam konteks hierarki dan aturan formal, beberapa karyawan bisa mempengaruhi rekan-rekan mereka secara informal dengan giatnya bekerja, mengendalikan perilaku mereka. Selain itu, komunikasi juga berfungsi untuk memberikan panduan kepada anggota, mengenai apa yang diharapkan dari mereka, cara meningkatkan kinerja, dan mencapai standar organisasi. Manusia secara alami bergantung pada interaksi sosial dalam kehidupannya, dan hal ini membentuk sebagian besar aspek kepribadian mereka melalui integrasi dalam kelompok dan masyarakat. Kepemimpinan dalam kelompok atau organisasi penting untuk kelangsungan hidupnya, dan komunikasi yang baik menjadi kunci untuk memastikan kinerja organisasi yang efisien. Tanpa komunikasi yang efektif, tujuan organisasi sulit tercapai, sehingga keberlangsungan organisasi sangat bergantung pada komunikasi yang baik. Oleh karena itu, studi komunikasi organisasi menjadi penting, karena komunikasi adalah alat yang esensial untuk menyampaikan dan menerima informasi dan pesan di dalam konteks organisasi.
REPRESENTASI FEMINISME DALAM LAGU KPOP ’I DON’T NEED A MAN’ MISS A Olivia Sri Natalie Br Singarimbun
Jurnal Media Akademik (JMA) Vol. 2 No. 12 (2024): JURNAL MEDIA AKADEMIK Edisi Desember
Publisher : PT. Media Akademik Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62281/v2i12.1371

Abstract

Penelitian ini menganalisis penggambaran feminisme dalam lagu K-Pop "I Don’t Need A Man" oleh Miss A menggunakan pendekatan semiotika Roland Barthes. Lagu ini menonjolkan kemandirian perempuan, menantang stereotip patriarki, dan menekankan kemampuan perempuan untuk hidup mandiri secara mental, emosional, dan finansial tanpa ketergantungan pada laki-laki. Melalui analisis denotasi dan konotasi, studi ini mengungkap bagaimana lirik dan musik lagu tersebut secara aktif membongkar mitos tradisional tentang peran perempuan. Lagu ini menggantikan narasi lama dengan pesan pemberdayaan yang sesuai dengan nilai-nilai generasi modern, serta mencerminkan transformasi budaya tentang kesetaraan gender dalam masyarakat Korea Selatan. Sebagai bagian dari budaya populer global, lagu ini menunjukkan potensi besar musik untuk menjadi media yang efektif dalam menyebarkan kesadaran tentang kesetaraan gender, memberdayakan perempuan, dan meningkatkan harga diri mereka. Penelitian ini menyoroti peran penting budaya populer dalam membentuk wacana sosial, khususnya dalam mendukung feminisme dan transformasi nilai-nilai sosial di industri hiburan global.