Tren media sosial di kalangan generasi muda Indonesia menunjukkan dinamika menarik melalui tagar #KaburAjaDulu, yang viral sejak 2023 dan kembali mencuat pada awal 2025. Tagar ini mencerminkan kekecewaan terhadap kondisi sosial-ekonomi, terbatasnya akses pekerjaan, mahalnya pendidikan, dan minimnya pengembangan karier di dalam negeri. Penelitian ini bertujuan memahami makna di balik tren tersebut serta kaitannya dengan meningkatnya keinginan migrasi generasi muda ke luar negeri. Menggunakan pendekatan kualitatif dan metode studi dokumentasi, data diperoleh dari analisis unggahan media sosial, laporan institusi, dan kajian literatur. Penelitian ini berlandaskan Teori Push and Pull dari Everett S. Lee (1991), yang mengkaji faktor pendorong, penarik, dan hambatan migrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keinginan migrasi dipicu oleh: (1) faktor individu seperti rasa kecewa dan hilangnya harapan; (2) faktor dari daerah asal seperti lapangan kerja terbatas, gaji rendah, dan minimnya pengembangan karier; dan (3) faktor dari daerah tujuan seperti upah yang lebih tinggi, peluang kerja lebih luas, dan sistem hukum yang lebih adil. Serta (4) Rintangan antara daerah asal dengan daerah tujuan seperti biaya, jarak, dan prosedur administrasi yang kompleks, tren ini tetap menjadi representasi kuat atas transformasi pola pikir generasi muda terhadap masa depan mereka. Dengan demikian, #KaburAjaDulu bukan sekadar tren digital, melainkan refleksi sosial yang signifikan atas realitas migrasi modern. Dengan demikian, #KaburAjaDulu bukan sekadar tren digital, tetapi refleksi sosial atas realitas migrasi modern.