Trisnaningsih, Asyifa Rahma
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Tuberculosis Risk Mapping in Yogyakarta, Indonesia : An Ecological Study Ningrum, Dina Nur Anggraini; Trisnaningsih, Asyifa Rahma
Unnes Journal of Public Health Vol 12 No 2 (2023): Unnes Journal of Public Health
Publisher : Universitas Negeri Semarang (UNNES) in cooperation with Association of Indonesian Public Health Experts (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI))

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ujph.v12i2.65193

Abstract

Abstract Environmental, demographics, geography, to health system-related aspects can influence the incidence of tuberculosis. The objectives of this study are to know the correlation between environmental, health services and population-related variables with tuberculosis incidence rate and map the tuberculosis risk distribution in 78 sub-districts in Daerah Istimewa Yogyakarta. This study is a cross-sectional study with an ecological approach and using a mapping approach. Variables in this study include population density, altitude, tuberculosis treatment success rate, health facilities, health personnel, education, and population growth rate. Data in this study were analyzed using univariate and bivariate (Rank Spearman) tests, then depicted in a map. There are correlations between population density, education, population growth rate, altitude, and health facilities with tuberculosis incidence rate (r = 0.663, 0.654, -0.495, -0.274, and -0.267). Tuberculosis treatment success rate and health personnel show no correlation with tuberculosis incidence rate (r = -0.020; -0.002). Strengthening of TB programs and cross-sectoral measures are needed to control TB, especially in high-risk areas. Research on other ecological-related factors and further spatial analysis can also be carried out to provide input for TB control. Abstrak Aspek lingkungan, demografi, geografi, hingga aspek terkait sistem kesehatan dapat mempengaruhi kejadian tuberkulosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara variabel terkait lingkungan, pelayanan kesehatan, dan populasi dengan kejadian tuberkulosis serta memetakan distribusi risiko tuberkulosis di 78 kecamatan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dengan pendekatan ekologi dan pemetaan. Variabel dalam penelitian ini yaitu kepadatan penduduk, ketinggian wilayah, keberhasilan pengobatan tuberkulosis, fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan, pendidikan, dan laju pertumbuhan penduduk. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan uji univariat dan bivariat (Rank Spearman), kemudian digambarkan dalam peta. Hasil uji statistik menunjukkan adanya korelasi antara kepadatan penduduk, pendidikan, laju pertumbuhan penduduk, ketinggian wilayah, dan fasilitas kesehatan dengan incidence rate (IR) tuberkulosis (TB) (r = 0.663, 0.654, -0.495 -0.274, and -0.267). Tidak ada korelasi antara angka keberhasilan pengobatan tuberkulosis dan tenaga kesehatan dengan IR TB (r = -0.020; -0.002). Penguatan pelaksanaan program TB serta upaya lintas sektor diperlukan untuk pengendalian TB terutama di wilayah dengan risiko yang tinggi. Penelitian mengenai faktor lain terkait ekologi dan analisis spasial lebih lanjut juga dapat dilakukan guna memberikan input untuk pengendalian TB.
Seminar Edukasi sebagai Sarana Meningkatkan Kesadaran Masyarakat dan Keterjangkauan Akses Hemodialisis Alwi, Luqman; Trisnaningsih, Asyifa Rahma; Rahayu, Sri Ratna; Ramadiani, Fania Rizky; Andar, Nadiya Arawinda; Almas, A Made Dea Rona; Permatasari, Diah Rahmah; Rahmat, Sultan Aulia; Tyas, Lintang Wening Ing
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 8 No 2 (2024): April 2024
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan pasien hemodialisis tidak diimbangi dengan ketersediaan layanan akses hemodialisis. Hal itu membuat pasien tidak nyaman dan menurunkan kepatuhan serta dapat meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas pasien. Di Kabupaten Kudus, pasien hemodialisis selama ini dirujuk ke Semarang. Namun, saat ini RSU Kumala Siwi Kudus menyediakan layanan akses hemodialisis. Meskipun demikian, masih banyak yang belum mengetahui hal tersebut. Oleh karena itu, diperlukan edukasi untuk memastikan pasien di Kudus dan sekitarnya mendapatkan layanan hemodialisis yang baik dan terjangkau. Dalam pengabdian ini, dilakukan kegiatan seminar edukasi bertemakan kesehatan ginjal dengan fokus pada akses hemodialisis dengan target utama tenaga kesehatan. Materi yang dibawakan berupa pengenalan tentang penyakit ginjal, fungsi ginjal dan proses hemodialisis, akses hemodialisis, nutrisi dan pola makan yang sehat, pengelolaan dan pencegahan komplikasi, dan hak-hak pasien hemodialisis. Dalam kegiatan ini juga terdapat kuesioner pre-test dan post-test serta peninjauan rujukan dan tindakan terkait hemodialisis sebelum dan sesudah pelaksanaan kegiatan sebagai bentuk evaluasi. Terdapat peningkatan pemahaman peserta dan juga jumlah rujukan dan tindakan akses hemodialisis setelah dilaksanakan kegiatan ini. The increase in hemodialysis patients is not accompanied by the availability of hemodialysis access services. This makes patients uncomfortable and reduces compliance, and can increase morbidity and mortality rates. In Kudus Regency, hemodialysis patients have been referred to Semarang. However, Kumala Siwi Kudus General Hospital is now providing hemodialysis access service, yet there are still many who don't know about this. Therefore, a socialization is needed to ensure the availability and affordability of hemodialysis access services there. Educational seminar focuses on kidney health, specifically on hemodialysis access, to health workers was carried out. The topics include introduction to kidney disease, kidney function and the hemodialysis process, access to hemodialysis, nutrition and healthy eating patterns, management and prevention of complications, and the rights of hemodialysis patients. There were pre-test and post-test questionnaires as well as a review in references and procedures related to hemodialysis before and after the educational seminar. There was an increase in participants' understanding and the number of referrals and procedures for hemodialysis access after the educational seminar.