Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Opini Siswa Kelas X SMA 4 Tangerang Selatan Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Ismi Nur Aliya; Hilwa Tsamarah; Deva Azzahra Aditiya; Muhammad Daffa Alghifari; Mahmudah Fitriyah ZA
DIAJAR: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 2 No. 3 (2023): Juli 2023
Publisher : Yayasan Pendidikan Penelitian Pengabdian Algero

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54259/diajar.v2i3.1729

Abstract

The purpose of this study was to determine the ability to write opinion texts of SMA 4 Tangerang Selatan students on learning Indonesian at school. The researcher created a questionnaire containing questions regarding the implementation of Indonesian language learning at SMA 4 Tangerang Selatan. This research was sourced from class X SMA 4 South Tangerang as many as 32 students as respondents. The research data used is the opinion of class X students of SMA 4 South Tangerang. The source of the research data is the opinion of the questionnaire. Data collection techniques using observation, note taking, documentation, and questionnaire techniques. Research analysis techniques use qualitative content analysis techniques, namely data analysis techniques or methods to study and analyze communication systematically, objectively and qualitatively. The skills of writing opinions of class X SMA Tangerang Selatan students on learning Indonesian at school provide many facts and can also be used as material for evaluating learning in class in the future. The number of students who liked Indonesian was more than the number of students who did not like it, namely 72%. The students' opinion about teacher teaching that they feel is that there are teachers who teach but are less varied, namely only focusing on theory but not often practicing so that students quickly get bored. Learning material that students find difficult is figurative material. Fun learning for students is learning that includes games
Faktor Kebahasaan dan Nonkebahasaan sebagai Penunjang Berbicara dalam Pidato Mendikbudristek Nadiem Makarim Soal Pendidikan RI Hira, Hanna Hanifa; Hilwa Tsamarah; Dina Inayah; Hindun
Kopula: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pendidikan Vol. 7 No. 1 (2025): Maret
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/kopula.v7i1.6216

Abstract

Pidato merupakan salah satu bentuk komunikasi yang efektif untuk menyampaikan pemikiran dan gagasan tentang pendidikan. Namun untuk menyampaikan pidato yang baik diperlukan berbagai faktor pendukung baik linguistik maupun nonlinguistik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang mendukung dalam berpidato tentang pendidikan di Indonesia khususnya Nadiem Makarim, Bapak Pendidikan Republik Indonesia tahun 2024. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan teknik catat, mengambilnya dari video YouTube dan menganalisisnya. Sumber data hasil video channel YouTube bernama SINDOnews dengan judul ‘‘Pidato Mendikbud Nadiem Makarim Soal Pendidikan RI’’, dimuat pada 2 Mei 2024 berdurasi empat menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor kebahasaan seperti keakuratan tuturan (sistem bunyi), penempatan tekanan, nada, sambungan, dan durasi, pilihan kata (diksi), serta kalimat efektif berperan penting dalam menunjang tuturan keberhasilan tujuan pidato. Selain itu, terdapat pula faktor nonlinguistik seperti sikap yang wajar, tenang, dan tidak kaku, kontak mata atau tatapan mata wajib ditujukan terhadap lawan, kemauan menghargai pendapat orang lain, gerakan dan ekspresi wajah yang tepat, kenyaringan bunyi, kehalusan, relevansi/penalaran. Penguasaan topik atau materi pembicara serta berperan dalam meningkatkan kualitas tuturan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Pidato Nadim Makarim terdapat penunjang berpidato dari faktor Kebahasaan dan Nonkebahasaan. Dalam pidato yang disampaikan 99% keberhasilan pidato yang disampaikan melalui faktor kebahasan karena semakin baik pemilihan kata dapat mempengaruhui pendengar untuk selalu semangat menempuh Pendidikan. Keduanya saling berkaitan untuk satu komponen utuh penunjang keterampilan berbicara.
Faktor Kebahasaan dan Nonkebahasaan sebagai Penunjang Berbicara dalam Pidato Mendikbudristek Nadiem Makarim Soal Pendidikan RI Hira, Hanna Hanifa; Hilwa Tsamarah; Dina Inayah; Hindun
Kopula: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pendidikan Vol. 7 No. 1 (2025): Maret
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/kopula.v7i1.6216

Abstract

Pidato merupakan salah satu bentuk komunikasi yang efektif untuk menyampaikan pemikiran dan gagasan tentang pendidikan. Namun untuk menyampaikan pidato yang baik diperlukan berbagai faktor pendukung baik linguistik maupun nonlinguistik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang mendukung dalam berpidato tentang pendidikan di Indonesia khususnya Nadiem Makarim, Bapak Pendidikan Republik Indonesia tahun 2024. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan teknik catat, mengambilnya dari video YouTube dan menganalisisnya. Sumber data hasil video channel YouTube bernama SINDOnews dengan judul ‘‘Pidato Mendikbud Nadiem Makarim Soal Pendidikan RI’’, dimuat pada 2 Mei 2024 berdurasi empat menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor kebahasaan seperti keakuratan tuturan (sistem bunyi), penempatan tekanan, nada, sambungan, dan durasi, pilihan kata (diksi), serta kalimat efektif berperan penting dalam menunjang tuturan keberhasilan tujuan pidato. Selain itu, terdapat pula faktor nonlinguistik seperti sikap yang wajar, tenang, dan tidak kaku, kontak mata atau tatapan mata wajib ditujukan terhadap lawan, kemauan menghargai pendapat orang lain, gerakan dan ekspresi wajah yang tepat, kenyaringan bunyi, kehalusan, relevansi/penalaran. Penguasaan topik atau materi pembicara serta berperan dalam meningkatkan kualitas tuturan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Pidato Nadim Makarim terdapat penunjang berpidato dari faktor Kebahasaan dan Nonkebahasaan. Dalam pidato yang disampaikan 99% keberhasilan pidato yang disampaikan melalui faktor kebahasan karena semakin baik pemilihan kata dapat mempengaruhui pendengar untuk selalu semangat menempuh Pendidikan. Keduanya saling berkaitan untuk satu komponen utuh penunjang keterampilan berbicara.