Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pemanfaatan Media YouTube untuk Meningkatkan Keterampilan Monolog dalam Konten Helo Bagas Dina Inayah; Nisrina Najla Rifa; Nur Syamsiyah
Pengertian: Jurnal Pendidikan Indonesia (PJPI) Vol. 1 No. 3 (2023): Pengertian: Jurnal Pendidikan Indonesia (PJPI)
Publisher : Penerbit dan Percetakan CV. Picmotiv

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61930/pjpi.v1i3.460

Abstract

Deskriptif kualitati merupakan metodologi yang digunakan oleh peneliti dalam mengkaji penelitian ini. Tujuan dari metode penelitian deskriptif kualitatif adalah untuk meningkatkan keterampilan monolog yang terdapat pada konten video helo bagas dengan judul “Capek ya jadi dewasa - Cerita Sebelum Tidur Eps. 120” dan “Kesepian dan butuh teman- Cerita Sebelum tidur Eps. 121”. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebar koesioner “Pemanfaatan Media Youtube Untuk Meningkatkan Keterampilan Monolog Dalam Konten helo bagas”, koesioner dibagikan secara umum dengan responden yang berjumlah 30 yang memiliki beberapa indikator pertanyaan mengenai keterampilan monolog dan pemanfaatan media Youtube untuk meningkatkan keterampilan monolog, yang dijawab dengan skala penilaian ya, tidak, dan jawaban singkat. Mayoritas responden umumnya memberikan tanggapan positif terhadap latihan monolog dan penggunaan YouTube sebagai sumber belajar, berdasarkan hasil analisis dari beberapa pertanyaan menurut mayoritas responden, berbicara kepada diri sendiri memungkinkan mereka mengekspresikan ide dan perasaan, melepaskan beban, dan memberikan dampak positif yang sangat besar pada kesehatan emosional dan mental mereka. Mayoritas responden juga sangat mendukung penggunaan media YouTube pada konten "Helo Bagas" untuk mengajarkan keterampilan monolog, dan menyebut platform tersebut sebagai alat pengajaran yang membantu dalam mengembangkan keterampilan monolog. Monolog juga dianggap sebagai kebiasaan yang sehat untuk kesehatan emosional dan mental. Temuan analisis ini sebagian besar mendukung keunggulan media YouTube untuk meningkatkan keterampilan monolog dalam konten “Helo Bagas” sebagai alat ekspresi diri dan pertumbuhan kemampuan monolog, terlepas dari beragamnya pengalaman responden. Keterampilan membaca dan menyimak juga menjadi pengaruh dalam melakukan kegiatan monolog.
Faktor Kebahasaan dan Nonkebahasaan sebagai Penunjang Berbicara dalam Pidato Mendikbudristek Nadiem Makarim Soal Pendidikan RI Hira, Hanna Hanifa; Hilwa Tsamarah; Dina Inayah; Hindun
Kopula: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pendidikan Vol. 7 No. 1 (2025): Maret
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/kopula.v7i1.6216

Abstract

Pidato merupakan salah satu bentuk komunikasi yang efektif untuk menyampaikan pemikiran dan gagasan tentang pendidikan. Namun untuk menyampaikan pidato yang baik diperlukan berbagai faktor pendukung baik linguistik maupun nonlinguistik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang mendukung dalam berpidato tentang pendidikan di Indonesia khususnya Nadiem Makarim, Bapak Pendidikan Republik Indonesia tahun 2024. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan teknik catat, mengambilnya dari video YouTube dan menganalisisnya. Sumber data hasil video channel YouTube bernama SINDOnews dengan judul ‘‘Pidato Mendikbud Nadiem Makarim Soal Pendidikan RI’’, dimuat pada 2 Mei 2024 berdurasi empat menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor kebahasaan seperti keakuratan tuturan (sistem bunyi), penempatan tekanan, nada, sambungan, dan durasi, pilihan kata (diksi), serta kalimat efektif berperan penting dalam menunjang tuturan keberhasilan tujuan pidato. Selain itu, terdapat pula faktor nonlinguistik seperti sikap yang wajar, tenang, dan tidak kaku, kontak mata atau tatapan mata wajib ditujukan terhadap lawan, kemauan menghargai pendapat orang lain, gerakan dan ekspresi wajah yang tepat, kenyaringan bunyi, kehalusan, relevansi/penalaran. Penguasaan topik atau materi pembicara serta berperan dalam meningkatkan kualitas tuturan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Pidato Nadim Makarim terdapat penunjang berpidato dari faktor Kebahasaan dan Nonkebahasaan. Dalam pidato yang disampaikan 99% keberhasilan pidato yang disampaikan melalui faktor kebahasan karena semakin baik pemilihan kata dapat mempengaruhui pendengar untuk selalu semangat menempuh Pendidikan. Keduanya saling berkaitan untuk satu komponen utuh penunjang keterampilan berbicara.
Faktor Kebahasaan dan Nonkebahasaan sebagai Penunjang Berbicara dalam Pidato Mendikbudristek Nadiem Makarim Soal Pendidikan RI Hira, Hanna Hanifa; Hilwa Tsamarah; Dina Inayah; Hindun
Kopula: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pendidikan Vol. 7 No. 1 (2025): Maret
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/kopula.v7i1.6216

Abstract

Pidato merupakan salah satu bentuk komunikasi yang efektif untuk menyampaikan pemikiran dan gagasan tentang pendidikan. Namun untuk menyampaikan pidato yang baik diperlukan berbagai faktor pendukung baik linguistik maupun nonlinguistik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang mendukung dalam berpidato tentang pendidikan di Indonesia khususnya Nadiem Makarim, Bapak Pendidikan Republik Indonesia tahun 2024. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan teknik catat, mengambilnya dari video YouTube dan menganalisisnya. Sumber data hasil video channel YouTube bernama SINDOnews dengan judul ‘‘Pidato Mendikbud Nadiem Makarim Soal Pendidikan RI’’, dimuat pada 2 Mei 2024 berdurasi empat menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor kebahasaan seperti keakuratan tuturan (sistem bunyi), penempatan tekanan, nada, sambungan, dan durasi, pilihan kata (diksi), serta kalimat efektif berperan penting dalam menunjang tuturan keberhasilan tujuan pidato. Selain itu, terdapat pula faktor nonlinguistik seperti sikap yang wajar, tenang, dan tidak kaku, kontak mata atau tatapan mata wajib ditujukan terhadap lawan, kemauan menghargai pendapat orang lain, gerakan dan ekspresi wajah yang tepat, kenyaringan bunyi, kehalusan, relevansi/penalaran. Penguasaan topik atau materi pembicara serta berperan dalam meningkatkan kualitas tuturan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Pidato Nadim Makarim terdapat penunjang berpidato dari faktor Kebahasaan dan Nonkebahasaan. Dalam pidato yang disampaikan 99% keberhasilan pidato yang disampaikan melalui faktor kebahasan karena semakin baik pemilihan kata dapat mempengaruhui pendengar untuk selalu semangat menempuh Pendidikan. Keduanya saling berkaitan untuk satu komponen utuh penunjang keterampilan berbicara.