Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Reduksi Zat Pewarna Kongo Merah via Koagulasi-Flokulasi dengan Kitosan dari Cangkang Kepiting Bakau (Scylla serrata) Ramadani, Tarikh Azis; Fajrin, Roihana; Mayangsari, Novi Eka; Astuti, Ulvi Pri
Jurnal Pengendalian Pencemaran Lingkungan (JPPL) Vol. 6 No. 2 (2024): JPPL, September 2024
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (P3M)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35970/jppl.v6i2.2410

Abstract

Kepiting bakau (Scylla serrata) merupakan salah satu biota yang ada di perairan Indonesia. Kepiting bakau dimanfaatkan sebagai sumber makanan, sehingga menyisakan limbah cangkang. Limbah cangkang mengandung kitin, yang dapat disintesis menjadi kitosan. Manfaat dari kitosan adalah peranannya sebagai koagulan untuk mereduksi zat warna kongo merah. Pada penelitian ini, kami mengevaluasi potensi dari kitosan berbasis cangkang kepiting bakau dan kinerjanya dalam proses koagulasi dan flokulasi menggunakan metode jar test. Kitosan yang berasal dari cangkang kepiting bakau memiliki nilai derajat deasetilasi (DD) sebesar 74%. Dosis koagulan (25-150 mg/L) dan konsentrasi kongo merah (100-250 mg/L) menjadi parameter operasi dalam proses koagulasi dan flokulasi. Hasil dari penelitian ini yaitu peningkatan dosis koagulan meningkatkan kinerja pengolahan hingga kejenuhan aglomerasi tercapai, di mana kinerja mulai menurun atau stabil. Sedangkan peningkatan konsentrasi awal kongo merah, juga mempengaruhi efektivitas koagulasi yang semakin tinggi. Penyisihan zat warna kongo merah dengan pengaruh dosis koagulan dan konsentrasi awal kongo merah menghasilkan persen penyisihan hingga 99,9% pada konsentrasi koagulan 150 mg/L dan konsentrasi kongo merah sebesar 250 mg/L.
Reduksi Zat Pewarna Kongo Merah via Koagulasi-Flokulasi dengan Kitosan dari Cangkang Kepiting Bakau (Scylla serrata) Ramadani, Tarikh Azis; Fajrin, Roihana; Mayangsari, Novi Eka; Astuti, Ulvi Pri
Jurnal Pengendalian Pencemaran Lingkungan (JPPL) Vol. 6 No. 2 (2024): JPPL, September 2024
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (P3M), Politeknik Negeri Cilacap

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35970/jppl.v6i2.2410

Abstract

The mangrove crab (Scylla serrata) represents a notable component of the Indonesian marine biota. The utilization of mangrove crabs as a food source results in the deposition of shell waste. The shells of these crustaceans contain chitin, which can be synthesised into chitosan. One of the advantages of chitosan is that it can be utilized as a coagulant to reduce congo red dye. This study aimed to evaluate the potential of mangrove crab shell-based chitosan and its performance in the coagulation and flocculation process using the jar test method. The chitosan derived from mud crab shells exhibited a degree of deacetylation (DD) value of 74%. The operating parameters for the coagulation and flocculation process were a coagulant dosage of 25-150 mg/L and a congo red concentration of 100-250 mg/L. The results of the study demonstrate that an increase in coagulant dose results in enhanced treatment performance, reaching a point of saturation where performance declines or stabilizes. Similarly, elevated initial Congo red concentrations also influence the effectiveness of higher coagulation. The removal of congo red dye with the effect of coagulant dose and initial concentration of congo red resulted in a percent removal of up to 99.9% at a coagulant concentration of 150 mg/L and a congo red concentration of 250 mg/L