Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

PEMANFAATAN LIMBAH DAUN NANAS (ANANAS COSMOSUS) SEBAGI ADSORBEN LOGAM BERAT CU Mayangsari, Novi Eka; Apriani, Mirna; Veptiyan, Egata Dwi
Journal of Research and Technology Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pineapple leaf waste (Ananas cosmosus) contains a constituent component in the form of cellulose and lignin. Cellulose, hemicellulose and lignin bind to each other to form lignocellulose. The high cellulose content can be used as an adsorbent through the process of delignification or removal of lignin. This study aims to determine the characteristics and ability of pineapple leaf cellulose to remover heavy Cu metals. Pineapple leaves to be used are equalized to 60 mesh then delignified for 70 and 90 minutes by mixing pineapple powder using 9% NaOH with a ratio of 1:30 (w/v). Pineapple leaves are characterized by chesson, SEM, and XRD analysis. The results of chesson showed that pineapple leaf cellulose had a cellulose content of 25.33% and the delignification time of 70 minutes resulted in the highest cellulose content of 59.12%. The XRD diffractogram showed pineapple leaf cellulose including type I cellulose. The highest degree of crystallinity was obtained by pineapple leaf cellulose with a delignification time of 90 minutes which was equal to 65.98%. The adsorption process is observed with variations in contact time 30; 60; 90; 120 minutes. The highest Cu metal adsorption is pineapple leaves with a delignification process of 70 minutes with a contact time of 90 minutes.
Penyisihan Fluoride dan COD Air Limbah Industri Asam Fosfat Menggunakan Kombinasi Presipitasi dan Elektrokoagulasi Setiawan, Adhi; Arianingtyas, Nadya Ayu; Mayangsari, Novi Eka; Dewi, Tanti Utami
METANA Vol 16, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/metana.v16i2.32775

Abstract

Proses produksi asam fosfat menghasilkan air limbah dengan kandungan fluoride dan Chemical Oxygen Demand (COD) yang berpotensi mencemari lingkungan jika tidak diolah secara tepat. Kandungan ion fluoride di dalam air dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan manusia karena menyebabkan kerusakan pada gigi dan tulang. Kombinasi presipitasi dan elektrokoagulasi merupakan salah satu alternatif yang efektif untuk menurunkan kandungan fluoride dan COD. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pH presipitasi, tegangan, dan waktu kontak terhadap penyisihan fluoride dan COD pada limbah industri fosfat menggunakan metode presipitasi dan elektrokoagulasi. Proses presipitasi dan elektrokoagulasi dilakukan secara batch. Presipitan menggunakan bahan berupa Ca(OH)2 sedangkan proses elektrokoagulasi menggunakan elektroda aluminium yang tersusun secara monopolar. Pengaturan pH presipitasi menggunakan pH 5, 7, dan 9. Elektrokoagulasi menggunakan variasi waktu kontak 40, 50, dan 60 menit. Variasi tegangan listrik 17, 22, dan 27 V. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan pH meningkatkan efisiensi penyisihan pada proses presipitasi. Peningkatan nilai tegangan listrik dan waktu kontak menyebabkan peningkatan efisiensi penyisihan fluoride dan COD. Efisiensi tertinggi pada proses penyisihan fluoride dan COD diperoleh pada kondisi pH 9, waktu kontak 60 menit dan tegangan 27 volt dengan nilai efisiensi penyisihan fluoride sebesar 99,84% dan efisiensi penyisihan COD sebesar 56,35%. The production process of phosphoric acid produces wastewater containing fluoride and COD which has the potential to pollute the environment if not treated properly. The content of fluoride ions in water can be a serious threat to human health because it causes damage to teeth and bones. The combination of precipitation and electrocoagulation is an effective alternative to reduce fluoride and COD content. This study aims to analyze the effect of pH of precipitation, voltage, and contact time on fluoride and COD removal in industrial phosphate waste using precipitation and electrocoagulation methods. The precipitation and electrocoagulation processes are carried out in batches. Precipitant uses a material in the form of Ca (OH) 2, while the electrocoagulation process uses aluminum electrodes that are arranged monopolarly. Setting the pH of the precipitation using pH 5, 7, and 9. Electrocoagulation using a variation of contact time 40, 50, and 60 minutes. Electric voltage variations 17, 22, and 27 V. The results showed that increasing pH increased the removal efficiency in the precipitation process. Increasing the value of the power supply voltage and contact time led to an increase in the efficiency of fluoride and COD removal. The highest efficiency in fluoride and COD removal process was obtained at conditions of pH 9, contact time of 60 minutes and a voltage of 27 volts with a fluoride removal efficiency value of 99.84% and COD removal efficiency of 56.35%.
MODEL KINETIKA ADSORPSI LOGAM BERAT Cu MENGGUNAKAN SELULOSA DAUN NANAS NOVI EKA MAYANGSARI; ULVI PRI ASTUTI
Jurnal Chemurgy Vol 5, No 1 (2021): Jurnal Chemurgy-Juni 2021
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/cmg.v5i1.5477

Abstract

Limbah industri tekstil yang cukup berbahaya jika langsung dibuang ke lingkungan adalah logam berat Cu. Salah satu cara pengolahan logam berat Cu mengunakan metode adsorpsi. Pemilihan adsorben yang tepat pada proses adsorpsi mampu memberikan efisiensi pengolahan yang tinggi. Adsorben yang digunakan dalam penelitian ini adalah selulosa daun nanas. Alasan pemilihan adsorben ini karena limbah daun nanas ketersediaannya melimpah di Indonesia sehingga cukup mudah didapatkan, selain itu daun nanas memiliki kandungan selulosa yang tinggi yaitu sekitar (69,5-71,5)%. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan model kinetika proses adsorpsi logam berat Cu menggunakan adsorben selulosa daun nanas. Proses adsorbsi logam Cu menggunakan pengadukan dengan kecepatan 90 rpm selama 30, 60, 90, 120, dan 150 menit. Hasil penelitian menunjukkan semakin lama waktu kontak proses adsorpsi maka persen removalnya semakin tinggi. Proses adsorpsi pada penelitian ini berlangsung optimum pada waktu kontak 90 menit. Setelah itu proses adsorpsi dievaluasi menggunakan Isoterm Freundlich dan Langmuir. Hasil penelitian menunjukkan proses adsorpsi logam berat Cu mengikuti model isotherm Freundlich dengan nilai N dan Kf masing-masing sebesar -0,81826 dan 13,614. Model isoterm Freundlich digunakan untuk menentukan kinetika adsorpsi logam Cu dengan membandingkan persamaan orde nol, orde satu, orde dua, dan orde tiga. Kinetika adsorpsi penelitian ini mengikuti kinetika orde tiga dengan nilai k3 sebesar 0,00004.
Adsorpsi Cu(II) Menggunakan Zeolit Sintesis Kombinasi Abu Terbang dan Abu Dasar dengan Variasi Waktu Aging Adhi Setiawan; Aisyah Nur Rahmadania; Novi Eka Mayangsari
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.15 No.1 Juni 2021
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26578/jrti.v15i1.6889

Abstract

Kandungan Si dan Al pada abu terbang dan abu dasar dapat dimanfaatkan sebagai adsorben zeolit yang dapat menyerap Cu(II) di dalam air limbah. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis dan karakterisasi zeolite dari campuran abu terbang dan abu dasar serta mengaplikasikannya sebagai adsorben logam Cu(II). Sintesis zeolit menggunakan proses hidrotermal di dalam larutan NaOH pada suhu 100oC selama 5 jam. Waktu aging dilakukan selama 8 jam dan 24 jam. Proses adsorpsi Cu(II) dilakukan secara batch pada suhu 35oC dan 45oC dengan dosis adsorben 10 g/L. Konsentrasi Cu(II) yang digunakan pada adsorbsi sebesar 12,5; 25; dan 50 mg/L. Karakteristik zeolit dianalisis menggunakan SEM-EDX, XRD, FTIR, dan analisis konsentrasi Cu(II) menggunakan atomic absorption spectrophotometry (AAS). Hasil SEM menunjukkan bahwa partikel zeolit berbentuk bola teraglomerasi serta permukaan yang kasar. Peningkatan waktu aging menyebabkan peningkatan ukuran partikel dan kristalinitas zeolit. Waktu aging selama 24 jam menghasilkan partikel dengan ukuran 3,441 µm dan kristalinitas sebesar 95,98%. Semua sampel zeolite mampu menghasilkan efisiensi penyisihan Cu(II) di atas 99%. Nilai maksimum efisiensi penyisihan Cu(II) diperoleh pada kondisi konsentrasi awal 12,5 mg/L, waktu aging 8 jam, serta suhu 35oC yaitu sebesar 99,95%. Adsorpsi isotermal Cu(II) oleh zeolit sesuai dengan Model Freundlich yang dikontrol melalui pembentukan multilayer pada permukaan adsorben. Keywords: abu dasar, abu terbang, adsorpsi, hidrotermal, waktu aging, zeolit. 
Penggunaan Ferri Klorida dan Kitosan Cangkang Kepiting sebagai Alternatif Koagulan pada Pengolahan Air Limbah Laundry Adhi Setiawan; Citra Eripramita Yunus; Tarikh Azis Ramadani; Novi Eka Mayangsari
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol.13 No.2 Desember 2019
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.465 KB) | DOI: 10.26578/jrti.v13i2.5581

Abstract

Pembuangan air Limbah laundry secara langsung di aliran sungai menjadi penyebab tingginya pencemaran sungai. Air limbah laundry mengakibatkan peningkatan perameter COD, BOD5, serta MBAS sehingga berdampak negatif pada kehidupan ekosistem. Proses koagulasi menggunakan bahan kimia FeCl3 dapat menurunkan parameter COD, BOD5 dan MBAS dalam air limbah namun menimbulkan efek negatif pada kesehatan. Kitosan dari cangkang crustacea dapat digunakan sebagai alternatif koagulan yang ramah lingkungan. Kombinasi koagulan kitosan dan FeCl3 diharapkan mampu menurunkan parameter COD, BOD5 dan MBAS air limbah laundry serta dapat mengurangi dosis penggunaan koagulan kimia.Penelitian ini bertujuan mensintesa biokoagulan kitosan dari cangkang kepiting serta menguji efektivitas kitosan cangkang kepiting, ferri klorida, dan kombinasi kedua koagulan dalam pengolahan air limbah laundry. Proses deasetilasi cangkang kepiting menjadi kitosan menggunakan larutan NaOH 60% pada suhu 125oC selama 6 jam. Koagulasi dilakukan terhadap air limbah menggunakan tiga jenis koagulan yaitu ferrri klorida, kitosan, dan ferri klorida-kitosan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis optimum penggunaan koagulan kombinasi terjadi pada dosis 40 mg/L kitosan dan 100 mgl/L ferri klorida dengan menghasilkan efisiensi penyisihan COD, BOD5, dan MBAS masing-masing sebesar 71,67%, 81,14%, dan 66,24%. Penggunaan kombinasi koagulan pada dosis optimum dapat menghemat pemakaian ferri klorida sebesar 84%.
Pengolahan Total Coliform Menggunakan Kombinasi Metode Wetland dan Sinar UV Tanti Utami Dewi; Ulvi Pri Astuti; Ahmad Erlan Afiuddin; Bhagaskara Cipta Linuwih; Novi Eka Mayangsari
Jurnal Pengendalian Pencemaran Lingkungan (JPPL) Vol. 4 No. 2 (2022): JPPL, September 2022
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (P3M)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35970/jppl.v4i2.1493

Abstract

Total coliform level contained in the effluent of the shipbuilding industry WWTP in East Java has exceeded the threshold value, respectively 6000-15.400 cfu/100 mL. Threshold value of Domestic Wastewater published by Minister of Environment and Forestry Regulation Number 68 in 2016 mentioned that total coliform allowed to discharge to water column is 3000 CFU/100mL. The number of total coliforms in river can cause health problems in humans and animals so that further processing is needed. In this study, a combination of Wetland and UV light disinfection methods was used to reduce total coliform levels. In the wetland method using a Cattail plants (Typha angustifolia) to reduce the total coliform. This study varied the length of contact time (4, 8, and 12 days) in wetlands and irradiation time (10, 20, and 30 minutes) in UV disinfection in order to obtain the best variation in treating total coliforms found in WWTP effluent. The results showed that all variations of the combination of wetland treatment and UV light were able to remove the total coliform concentration below the quality standard. The best combination variation based on the results of the Two Way Anova Analysis obtained a combination method of 4 days of contact time and 10 minutes of irradiation with a P-value of 0.020.
Sintesis dan Karakterisasi Biodiesel Dari Limbah Scum Susu Menggunakan Katalis Heterogen Cao Dari Cangkang Telur Adhi Setiawan; Rizki Noviana Damayanti; Novi Eka Mayangsari; Muhamad Ari
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol 33, No 1 (2022): JURNAL DINAMIKA PENELITIAN INDUSTRI
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28959/jdpi.v33i1.7288

Abstract

Limbah scum susu dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam produksi biodiesel karena mengandung trigliserida. Penelitian ini bertujuan untuk sintesis dan karakterisasi biodiesel dari limbah scum menggunakan katalis CaO dari cangkang telur, menganalisis pengaruh konsentrasi katalis serta rasio molar metanol dengan limbah scum terhadap karakteristik biodiesel. Pembuatan katalis CaO dilakukan dengan kalsinasi cangkang telur pada suhu 900oC selama 4 jam. Karakterisasi katalis CaO menggunakan SEM-EDX, XRD, FTIR, dan BET. Biodiesel diproduksi dengan proses transesterifikasi menggunakan katalis CaO pada suhu 63°C selama 1,5 jam. Produksi biodiesel menggunakan variasi perbandingan rasio molar metanol dengan limbah (6:1 dan 9:1) dan variasi konsentrasi katalis CaO (1,5% dan 2% ) pada suhu 63°C selama 1,5 jam. Hasil karakterisasi katalis menunjukkan bahwa morfologi cangkang telur setelah proses kalsinasi mengalami aglomerasi. Luas permukaan spesifik katalis yang dihasilkan sebesar 127 m2/g dengan ukuran pori sebesar 1,78 nm. Produk biodiesel tertinggi dihasilkan pada sampel dengan perbandingan konsentrasi metanol dengan limbah scum 9:1 dan katalis CaO sebanyak 2% dengan yield sebesar 83,15%. Yield biodiesel meningkat seiring dengan meningkatnya peningkatan rasio molar metanol dengan limbah dan konsentrasi katalis CaO. Karakteristik biodiesel yang dihasilkan dari variasi rasio molar metanol terhadap limbah serta variasi konsentrasi katalis telah memenuhi standar pada parameter massa jenis, titik nyala, dan angka asam.
DAUR ULANG LIMBAH KEMASAN MULTILAYER SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN TAWAS UNTUK MENURUNKAN PARAMETER PENCEMAR INDUSTRI TAHU Novi Eka Mayangsari; Tarikh Azis Ramadani; Nella Maulidiyatul Jannah; Dika Rahayu Widiana
Jurnal Teknologi Vol 15, No 1 (2023): Jurnal Teknologi
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jurtek.15.1.97-103

Abstract

An increase in population will have a major impact on the environment, such as an increase in the volume of waste. The second largest composition of waste after food waste is plastic waste, which is a type of waste that is difficult to decompose. One of them is coffee packaging plastic waste. Recycling is a way that can be done to reduce coffee packaging plastic waste, namely by separating the plastic layer and the aluminum layer. The aluminum layer can be processed into alum. The purpose of this study is to separate the plastic layer and aluminum layer using the green solvent method using methanoic acid, the effect of variations in the concentration of KOH with a concentration of H2SO4 6M, and determining the optimum dose in reducing COD and BOD levels in wastewater tofu industry. The results showed that with the variation of the higher concentration of KOH, the yield of alum produced was also higher. Alum research results were compared with commercial alum. Comparison of these two types of alum shows that alum produced in this study resulted in higher COD and BOD removal efficiency than commercial alum, but with different coagulant doses.
SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT TiO2/ZEOLIT SEBAGAI FOTOKATALIS PADA DEGRADASI AMONIA DI DALAM AIR LIMBAH Adhi Setiawan; Chelvin Sugiarto; Novi Eka Mayangsari; Muhamad Ari; Indri Santiasih
Jurnal Teknologi Vol 15, No 1 (2023): Jurnal Teknologi
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jurtek.15.1.87-96

Abstract

Ammonia is a wastewater pollutant that can cause oxygen depletion and eutrophication if not treated properly. The Photocatalyst using zeolite-TiO2 was effective method for degrading ammonia compounds in wastewater. This study aimed to analyze the characteristics of the zeolite-TiO2 composite and determine the effect of using the composite in reducing ammonia levels in wastewater. The research were conducted experimentally with a batch process on variations in pH and irradiation time. Data on the decrease in ammonia concentration with time was used to analyze the kinetics of the ammonia degradation reaction. The process of synthesizing zeolite from fly ash using the hydrothermal method. The synthesis of zeolite-TiO2 composites was carried out with a composition ratio of 1:2. Characterization of TiO2/zeolite composites was carried out using SEM-EDX and XRD methods. The results showed that fly ash-TiO2 zeolite composite has a granular morphology, and has an average diameter of 0.257 μm. X-ray diffraction pattern detected peaks in the form of zeolite X and TiO2. The highest ammonia removal efficiency was obtained at pH 11 with an irradiation time of 120 minutes, which was 91.60%. The process of removing ammonia by UV irradiation followed a second-order kinetic model with a k value of 0.1215 (mol.min)-1. The removal of ammonia in dark conditions followed a zero-order kinetic model with a k value of 0.0031 mol.min-1..
Efektivitas Ukuran Blok Campuran Tanah dan Hydraulic Loading Rate Pada Multi Soil Layering Guna Menurunkan Parameter Fosfat dan Surfaktan Anionik di Usaha Binatu Tarikh Azis Ramadani; Novi Eka Mayangsari; Mitha Amelia Anjani
Jurnal Pengendalian Pencemaran Lingkungan (JPPL) Vol. 5 No. 1 (2023): JPPL, Maret 2023
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (P3M)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35970/jppl.v5i1.1776

Abstract

The laundry business is one of the business that produces phosphate and anionic surfactant parameters that cause eutrophication and environmental pollution. Parameters of phosphate and anionic surfactants can be reduced using multi soil layering with two stages. This study aims to analyze the effect of soil mixed block size and hydraulic loading rate on reducing pollutant concentration. The materials used in this study are andosol soil, rice husk charcoal and iron powder. The permeable layer uses gravel and pearlite media. The reactor is made of acrylic with a length of 50 cm, a width of 15 cm and a height of 50 cm. Multi soil layering systems successfully reduce concentrations to 98,603% for phosphate parameters and 99.99% for anionic surfactant parameters. The decrease in phosphate parameters and anionic surfactants is caused by physical and chemical adsorption processes by soil components and rice husk charcoal. The decrease in the parameters of anionic surfactants is also helped by the process of biodegradation of microbes in the soil.