Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kesiapan Masyarakat dalam Pengelolaan Sumbu Filosofi Yogyakarta berbasis Cultural Heritage Management Ashoka, Y.B. Revolvere Kelana; Aminuddin, Nur Adzim; Fibriolawati, Shintia Putri; Bachri, Hana Syahmina; Modjo, Rehuella Sarlotha; Prihantoro, Fahmi
JANUS Vol 2 No 1 (2024): Edition 1
Publisher : Department of Archaeology, Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/janus.12699

Abstract

The Philosophical Axis of Yogyakarta has been designated as a world heritage by UNESCO. The nomination process has been criticized for neglecting community engagement. There is an assumption that the community will not be ready to play an active role in preserving the significant values of the Philosophical Axis. In fact, the community participation is the key to the conservation success. This paper presents the results of a study on the perception and level of readiness of the community around the Philosophical Axis area to take active participation in managing this world heritage. The study was conducted using the Cultural Heritage Management approach. Data collection was carried out by in-depth interviews, FGDs, and observations involving a number of resource persons living within the Sumbu Filosofi area. The results demonstrate that the community tend to understand the meaning of the Philosophical Axis and efforts to preserve it, although there are still some who do not understand it well. This shows that the dissemination of the significance values of the Philosophical Axis and its management efforts has not been effective. From the level of readiness, the community in the Philosophical Axis Area has only reached the initiation level. The community knows the positive impact of the establishment of the Philosophical Axis that can improve the economy and welfare of the community. However, they are not truly ready to be involved in its preservation and management. The government must optimize the policies and management programs of the Philosophical Axis in order to create synergy between the government and the community. === Sumbu Filosofi Yogyakarta telah ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO. Proses pengajuan ini dinilai kurang memperhatikan keterlibatan masyarakat. Karena itu, ada anggapan bahwa masyarakat belum siap untuk berperan aktif dalam pelestarian nilai penting Sumbu Filosofi. Padahal, masyarakat dianggap memegang peran penting dalam pelestarian yang berkelanjutan. Tulisan ini memaparkan hasil kajian tentang persepsi dan tingkat kesiapan masyarakat di sekitar Sumbu Filosofi dalam pengelolaan warisan dunia ini. Kajian dilakukan dengan pendekatan Cultural Heritage Management. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, FGD, dan observasi terhadap sejumlah narasumber yang tinggal di kawasan Sumbu Filosofi. Hasil kajian menunjukkan pemahaman masyarakat cenderung dapat memahami makna Sumbu Filosofi dan upaya untuk melestarikannya, meskipun masih ada pula yang belum memahaminya dengan baik. Hal ini menunjukkan diseminasi mengenai nilai penting Sumbu Filosofi dan upaya pengelolaannya belum cukup efektif. Dari tingkat kesiapannya, masyarakat di Kawasan Sumbu Filosofi baru sampai pada tingkat awal atau inisiasi. Pada taraf ini masyarakat mengetahui dampak positif dari penetapan Sumbu Filosofi yang dapat meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Namun, mereka belum siap untuk benar-benar terlibat dalam pelestarian dan pengelolaannya. Karena itu, pemerintah harus mengoptimalisasikan kebijakan dan program pengelolaan Sumbu Filosofi agar tercipta sinergi antara pemerintah dan masyarakat.
Menilik Sensitivitas Sosial Masyarakat Rural dan Urban Terhadap Tradisi Punjungan Larasati, Galuh Lintang; Maulia, Upik; Astuti, Pinky Astri; Modjo, Rehuella Sarlotha; Sari, Lola Purnama; Pratiyudha, Pinurba Parama
Jurnal Dinamika Sosial Budaya Vol. 27 No. 1 (2025): Juni (2025)
Publisher : Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/jdsb.v27i1.10528

Abstract

Kekayaan tradisi dan budaya pada masyarakat jawa yang terkenal akan nilai-nilai yang mendalam, tidak dapat dipungkiri kini telah mengalami transformasi seiring dengan masuknya modernisasi yang merubah dinamika sosial mereka. Masalah ini terjadi pada tradisi punjungan di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Tradisi punjungan yang dilakukan dari generasi ke generasi dan memberikan simbol keluhuran bagi kehidupan sosial masyarakat tidak dapat dipungkiri harus hidup berdampingan pula dengan modernisasi zaman. Riset ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis pemahaman, praktik, dan sensitivitas sosial masyarakat Purworejo terhadap tradisi punjungan dengan membandingkan respon dari masyarakat rural dan urban. Metode riset yang digunakan adalah kualitatif naratif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan studi literatur, serta analisis data dilakukan secara tematik deduktif dengan membuat tema-tema utama sebagai acuan dalam proses olah data, interpretasi, hingga penarikan kesimpulan. Di akhir tulisan ini, memberikan kesimpulan berupa sensitivitas sosial masyarakat rural dan urban terhadap tradisi punjungan dalam upaya melestarikan tradisi punjungan di Kabupaten Purworejo.