Mendrofa, Feri Aman
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

MAKNA DOA ORANG BENAR MENURUT YAKOBUS 5:16 DI KOMUNITAS PENDOA GEREJA BETHEL INDONESIA TABGHA BATAM: SEBUAH PENDEKATAN READER RESPONSE Turnip, Hotmarina; Mendrofa, Feri Aman
JURNAL TABGHA Vol. 5 No. 1 (2024): APRIL 2024
Publisher : UPPM Sekolah Tinggi Teologi Tabgha Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61768/jt.v5i1.112

Abstract

Manusia sebagai makhluk ciptaan membutuhkan sarana membangun hubungan dengan penciptanya. Hal ini karena manusia adalah makhluk yang diciptakan untuk bergantung kepada Allah. Doa adalah sarana utama dalam menghubungkan manusia dengan Allah maka oleh karena itu makna doa menjadi sangat penting untuk dipahami dengan benar oleh orang-orang Kristen. Memahami makna doa menjadi sangat penting karena tidak sedikit orang-orang yang menjadi kecewa karena menganggap doanya tidak dijawab oleh Allah. Kekecewaan ini kemudian membuat orang yang tadinya bersemangat menyembah Allah kemudian beralih menjadi orang yang tidak percaya. Dalam beberapa kasus yang penulis jumpai ada jemaat yang tidak lagi beribadah di gereja karena merasa tidak layak karena Tuhan belum menjawab doanya ataupun karena merasa ditinggalkan Allah karena dosanya. Untuk menanggapi hal tersebut maka, perlu dipahami kembali makna doa dalam pandang Kristen yang dimana dalam tulisan ini penulis menggunakan Yakobus 5:16 sebagai dasar makna doa yang patut diteladani. Menggunakan pendekatan metode reader response penulis melakukan serangkaian kegiatan dalam memahami pandangan responden terhadap teks Yakobus 5:16. Melalui penelitian ini penulis dapat memahami pandangan para pembaca dalam mendeskripsikan tentang doa orang benar besar kuasanya. Setelah melakukan langkah-langkah tersebut maka penulis akhirnya menampilkan kesimpulan yang berupa makna doa yang dihasilkan dari versi pembaca. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pembanding penelitian terdahulu karena merupakan tanggapan dari para pembaca.
MAKNA DOA ORANG BENAR MENURUT YAKOBUS 5:16 DI KOMUNITAS PENDOA GEREJA BETHEL INDONESIA TABGHA BATAM: SEBUAH PENDEKATAN READER RESPONSE Turnip, Hotmarina; Mendrofa, Feri Aman
JURNAL TABGHA Vol. 5 No. 1 (2024): APRIL 2024
Publisher : UPPM Sekolah Tinggi Teologi Tabgha Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61768/jt.v5i1.112

Abstract

Manusia sebagai makhluk ciptaan membutuhkan sarana membangun hubungan dengan penciptanya. Hal ini karena manusia adalah makhluk yang diciptakan untuk bergantung kepada Allah. Doa adalah sarana utama dalam menghubungkan manusia dengan Allah maka oleh karena itu makna doa menjadi sangat penting untuk dipahami dengan benar oleh orang-orang Kristen. Memahami makna doa menjadi sangat penting karena tidak sedikit orang-orang yang menjadi kecewa karena menganggap doanya tidak dijawab oleh Allah. Kekecewaan ini kemudian membuat orang yang tadinya bersemangat menyembah Allah kemudian beralih menjadi orang yang tidak percaya. Dalam beberapa kasus yang penulis jumpai ada jemaat yang tidak lagi beribadah di gereja karena merasa tidak layak karena Tuhan belum menjawab doanya ataupun karena merasa ditinggalkan Allah karena dosanya. Untuk menanggapi hal tersebut maka, perlu dipahami kembali makna doa dalam pandang Kristen yang dimana dalam tulisan ini penulis menggunakan Yakobus 5:16 sebagai dasar makna doa yang patut diteladani. Menggunakan pendekatan metode reader response penulis melakukan serangkaian kegiatan dalam memahami pandangan responden terhadap teks Yakobus 5:16. Melalui penelitian ini penulis dapat memahami pandangan para pembaca dalam mendeskripsikan tentang doa orang benar besar kuasanya. Setelah melakukan langkah-langkah tersebut maka penulis akhirnya menampilkan kesimpulan yang berupa makna doa yang dihasilkan dari versi pembaca. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pembanding penelitian terdahulu karena merupakan tanggapan dari para pembaca.
MENINGKATKAN RASA MENGUCAP SYUKUR MELALUI PEMBINAAN PEMAHAMAN BERKAT Mendrofa, Feri Aman; Budiman, Riko; Tambunan, Riski Dermawan; Malau, Kaleb Saputra
JURNAL BEATITUDES Vol. 2 No. 2 (2024): FEBRUARI 2024
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61768/jb.v2i2.104

Abstract

Gratitude is acceptance of one's condition in any condition. This attitude is crucial for Christians to have as a form of respect for God's sovereignty. However, the importance of this attitude is often not found in Christians, especially when experiencing difficult times. One of the reasons is the belief that the blessings given by God are only material things in the form of wealth. This view then influences the gratitude of people who receive God's blessings. To anticipate the formation of this thought pattern, guidance is needed in understanding God's blessings as a whole. This coaching activity is intended to answer this problem. Using research results that have been published regarding God's blessing in Deuteronomy 28:1-14, the implementers carry out coaching using the lecture method. The coaching targets two mutual aid communities in Batam City, OMEFA and Family Batam. The participants were given coaching in four stages to provide a complete understanding of God's various blessings, which are very broad. This coaching is expected to make participants aware of God's blessings apart from material wealth.
Dekadensi Ibadah Israel di Kitab Hakim-Hakim: Refleksi pada Peribadatan Kristen di Era Digital Mendrofa, Feri Aman; Suhartono, Tony
TELEIOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 4, No 1 (2024): Teologi dan Pendidikan Kristiani
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Transformasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53674/teleios.v4i1.113

Abstract

Abstract: Various digital technologies in the digital era have made it easier for people to carry out their activities. However, despite the immense benefits of using digital technology, it is crucial to acknowledge the potential negative consequences if not used responsibly. In churches, the imprudent use of digital technology often diverts the primary focus of worshippers during worship. Worship focus is no longer centred on God but is switched to digital technology. This is a serious issue that can hinder spiritual growth. Building upon this problem, the author addresses the situation of worship decadence in Israel during the Judges and reflects on Christian worship in the digital era. Using literature studies and narrative interpretation methods, the author will delve into the life of Israel, which once lost its worship focus due to idol worship. This situation can be a reflection of the shifting worship focus due to the misplaced use of technology. This analogy is relevant because it reflects the same primary attention diversion away from God. From these research steps, the author finds that ministers must prepared to be unpopular among the congregation for daring to advise on using digital technology responsibly, Christians must educated not to disrupt the sanctity of worship, and parents must provide understanding and set an example of responsible digital technology use for their family members.Abstrak: Berbagai teknologi digital yang digunakan di era digital telah memberikan kemudahan kepada manusia melakukan aktivitasnya. Akan tetapi besarnya manfaat yang diperoleh dari penggunaan teknologi digital tidak menutup celah adanya dampak negatif apabila tidak digunakan secara bertanggung jawab. Di gereja, penggunaan teknologi digital yang tidak bijak sering mengalihkan fokus utama umat dalam beribadah. Fokus ibadah tidak lagi berpusat kepada Allah melainkan teralihkan pada teknologi digital. Hal ini merupakan masalah serius yang dapat menghambat pertumbuhan spiritual. Berangkat dari masalah tersebut penulis mengangkat situasi dekadensi ibadah Israel di masa para Hakim dan merefleksikannya pada peribadatan Kristen di era digital.  Menggunakan studi kepustakaan dan metode penafsiran naratif penulis akan menggali kehidupan Israel yang pernah mengalami kehilangan fokus beribadah akibat terjerumus pada penyembahan berhala. Situasi ini dapat menjadi refleksi pada beralihnya fokus penyembahan akibat penggunaan teknologi yang tidak pada tempatnya. Penganalogian ini relevant karena sama-sama mencerminkan pengalihan perhatian utama kepada Allah. Dari sejumlah langkah penelitian tersebut, penulis menemukan bahwa para pelayan harus siap tidak populer di kalangan umat karena berani menasehati dalam menggunakan teknologi digital secara bertanggung jawab, orang-orang Kristen harus diberikan pemahaman agar tidak merusak kesakralan peribadatan dan orang tua harus memberikan pemahaman dan keteladanan menggunakan teknologi digital yang bertanggung jawab kepada anggota keluarganya.