Kiki Reski Wulandari
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengetahuan Pengobat Tradisional Dalam Melakukan Terapi Alternatif Pengobatan  Katandu (Bekam Bambu) di Kecamatan Tongkuno Selatan Kabupaten Muna Agus Rihu; La Ode Marhini; Kiki Reski Wulandari
Journal of International Multidisciplinary Research Vol. 1 No. 2 (2023): Desember 2023
Publisher : PT. Banjarese Pacific Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62504/42yrz953

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan pengobat tradisional dalam melakukan terapi alternatif pengobatan katandu (bekam bambu) di Kecamatan Tongkuno Selatan. Informan dalam penelitian ini pengobat yang telah menjadi pelaku terapi alternatif pengobatan katandu, yang ditentukan dengan cara purposive sampling dengan teknik analisis data kualitatif. Hasil penelitian ini telah memberikan gambaran tentang pengetahuan pengobat tradisional dalam melakukan terapi alternatif pengobatan katandu (bekam bambu) yakni 1) Pengetahuan dalam memilih bambu sebagai tabung penyedot darah kotor didasarkan pada beberapa pertimbangan yaitu: a) Jenis bambu, b) Umur bambu, c) Ketebalan bambu, d) Ukuran Bambu dengan panjang 7-8 cm dan diameter kisaran 0,5 cm. 2) Pengetahuan dalam melakukan penyedotan darah kotor,  bambu yang telah disiapkan akan dipanaskan terlebih dahulu secara cukup kemudian bambu akan ditempelkan pada titik yang telah ditentukan, sehingga  udara panas terperangkap dalam ruang volume bambu tetapi posisi permukaan kulit tidak langsung tersedot oleh bambu tersebut, namun harus dibantu dengan membasahi air pada ujung bambu sehingga secara spontan permukaan kulit akan tersedot. Proses penyedotan darah selama 2-3 menit. Pada saat proses penyedotan darah, tidak diperbolehkan untuk menanggalkan bambu yang telah ditempelkan pada kulit sebab dapat menyebabkan darah yang disedot tidak keluar dengan maksimal. 3) Pengetahuan dalam menjaga kesterilan alat yakni tabung bambu dilakukan proses pemanasan pada bara yang ada pada tungku tradisional yang telah disiapkan. Pemanasan tersebut secara langsung dapat menghilangkan dan membunuh setiap bakteri dan virus yang melekat pada bambu tersebut, 4) Pengetahuan dalam menentukan titik permukaan kulit sebagai obyek pengobatan katandu merujuk pada pengetahuan yang disampaikan dari turun temurun yakni tergantung pada keluhan yang disampaikan oleh pasien. kondisi pasien dalam melakukan katandu terbagi atas pasien dalam kondisi sakit dan pasien dalam kondisi yang hanya akan melakukan terapi dan pemeliharaan kesehatan. Titik yang biasa ditempatkan untuk melakukan katandu adalah pada bagian betis, punggung kaki, betis, punggung dan dibagian samping mata kiri-kanan. Pengetahuan dalam menentukan model permukaan alat tajam yang digunakan sebagai alat katandu, 5) Pengetahuan dalam menentukan model permukaan alat tajam (pisau) yang digunakan sebagai alat katandu. Ujung pisau yang digunakan dalam terapi alternatif pengobatan katandu (bekam bambu) dibuat agak lonjong agar pada saat dilakukan penyayatan pada permukaan kulit tidak akan menimbulkan luka yang dalam. Obyek titik katandu tidak boleh dilakukan lebih dari satu sayatan bahkan tidak dapat dilakukan pengulangan sayatan pada luka yang sama sehingga penting untuk dilakukan secara hati-hati dan membutuhkan pengetahuan dan tindakan professional.
PELATIHAN PEMBUATAN KERAJINAN ANYAMAN SERAT AGEL PADA MAHASISWA JURUSAN TRADISI LISAN DI DEKRANASDA SULTRA La Ode Marhini; Rahmat Sewa Suraya; Agus Rihu; Mursin; Irawati Tapasi; Kiki Reski Wulandari
PROFICIO Vol. 5 No. 2 (2024): PROFICIO : Jurnal Abdimas FKIP UTP
Publisher : FKIP UNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN SURAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/jpf.v5i2.3794

Abstract

Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan sekaligus mewariskan pembuatan kerajinan tangan dalam bentuk anyaman berbahan agel yang dapat menciptakan peluang usaha bagi mahasiswa untuk menciptakan lapangan kerja baru. Metode pelaksanaaan kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan tiga tahapan yaitu tahapan persiapan, tahapan pelaksanaan dan tahapan evaluasi kegiatan. Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa antusias mahasiswa dalam pelaksanaan kegiatan sangat tinggi dan mampu meransang keingintahuan mahasiswa dalam membuat kerajinan anyaman berbahan agel yang dibuktikan dengan hasil praktek mahasiswa yang menghasilkan salah satu produk anyaman serat agel dalam bentuk tas. Hasil praktik mahasiswa tersebut menghasilkan produk anyaman tas yang memiliki struktur dengan kerapian yang baik berdasarkan hasil penilaian dari instruktur.