Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS SISTEM USAHA TANI LIDAH BUAYA DI KABUPATEN BOGOR Suprabowo, Rizky Lutfi; Jahroh, Siti
CREATIVE RESEARCH JOURNAL Vol 2 No 01 (2016): Creative Research Journal
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34147/crj.v2i01.15

Abstract

Sebagai daerah yang pernah dicanangkan menjadi daerah pengembangan komoditas lidah buaya, perkembangan komoditas lidah buaya di Kabupaten Bogor mengalami kemunduran sampai saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performa keterkaitan ke depan dan ke belakang pada usahatani serta nenganalisis pendapatan usahatani lidah buaya di Kabupaten Bogor. Metode kualitatif mendeskripsikan mengenai keterkaitan ke belakang dan ke depan pada usahatani. Metode kuantitatif digunakan untuk menganalisis struktur biaya, penerimaan, pendapatan, nilai rasio R/C dan uji beda Mann-Whitney U Test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa performa keterkaitan ke belakang sudah baik, sedangkan performa keterkaitan ke depan juga cukup baik karena saat ini sudah ada pasar dan pabrik pengolahan. Penyiangan gulma dalam usahatani lidah buaya ada dua metode yang digunakan petani yaitu metode herbisida dan metode manual. Nilai R/C atas biaya tunai petani metode herbisida dan manual sebesar 3,41 dan 3,39, sedangkan jika dilihat nilai R/C atas biaya tunai petani responden secara keseluruhan sebesar 3,40. Nilai R/C atas biaya total petani metode herbisida, manual serta metode secara keseluruhan yaitu sama, sebesar 2,82.
Analisis Nilai Tambah Dan Sistem Pemasaran Lidah Buaya di Kabupaten Bogor Suprabowo, Rizky Lutfi; Winandi, Ratna; Jahroh, Siti
Jurnal Jamu Indonesia Vol. 2 No. 3 (2017): Jurnal Jamu Indonesia
Publisher : Tropical Biopharmaca Research Center, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jji.v2i3.39

Abstract

Produksi komoditas lidah buaya di Kabupaten Bogor sampai saat ini mengalami penurunan, meskipun pernah dicanangkan menjadi daerah pengembangan komoditas lidah buaya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai tambah dalam usaha pengolahan produk lidah buaya, serta menganalisis sistem pemasaran lidah buaya dari petani hingga konsumen akhir. Hasil penelitian ini dijelaskan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Komoditas lidah buaya dari petani di Kabupaten Bogor telah diolah menjadi produk olahan seperti jus, koktail, rainbow cake, kerupuk dan teh kulit lidah buaya. Berdasakan perhitungan nilai tambah dengan metode hayami, produk olahan rainbow cake memiliki nilai tambah paling besar. Terdapat 6 saluran pemasaran lidah buaya di Kabupaten Bogor, yaitu 3 saluran pemasaran grade A dan 3 saluran pemasaran grade B. Petani dalam memasarkan lidah buaya masih melibatkan tengkulak. Saluran pemasaran 1, 2 dan 4 adalah saluran yang mudah diakses oleh petani. Saluran pemasaran 2 (Petani → Suplayer → Supermarket → Konsumen) merupakan saluran yang relatif efisien, karena harga yang diterima petani relatif lebih tinggi, nilai marjin saluran pemasaran yang relatif lebih kecil dan nilai farmer’s share yang relatif lebih tinggi dari saluran yang lainnya.
POTENSI PENINGKATAN LAJU ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN DALAM UNDANG-UNDANG CIPTA KERJA Ramadwika, Risman; Suprabowo, Rizky Lutfi; Khotimah, Nurul
SUPREMASI: Jurnal Pemikiran, Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum dan Pengajarannya Volume 20, Nomor 2 (Oktober 2025)
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/supremasi.v20i2.76717

Abstract

Eksistensi lahan pertanian pangan di Indonesia berperan dalam  menjamin keberlanjutan produksi pangan nasional sekaligus sebagai sumber pendapatan utama jutaan petani. Pemanfaatan lahan pertanian pangan secara optimal juga dapat dijadikan sebagai indikator keberhasilan pembangunan pertanian, karena dinilai berkontribusi dalam ketahanan dan kedaulatan pangan nasional, serta ekologi lingkungan. Perubahan regulasi terkait perlindungan lahan pertanian pangan melalui Undang-Undang Cipta Kerja (UUCK) menimbulkan potensi peningkatan laju alih fungsi lahan pertanian pangan yang signifikan. Aturan yang sebelumnya diatur secara ketat dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (UU PLP2B) dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2019 tentang Sistem Budi Daya Pertanian Berkelanjutan (UU SBDPB) mengalami pergeseran substansi melalui UUCK. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis secara mendalam perubahan aturan mengenai alih fungsi lahan pertanian pangan dalam UUCK. Penelitian ini menggunakan metode hukum normatif dengan pendekatan perundang-undangan dan konseptual. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian difokuskan pada Pasal 31 UUCK yang merevisi sejumlah pasal pada UU SBDPB dan Pasal 124 UUCK yang merevisi sejumlah pasal pada UU PLP2B. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi peningkatan alih fungsi lahan pertanian pangan dalam UUCK dapat ditinjau dari tiga aspek utama, yaitu: (1) perluasan objek pengadaan tanah untuk Proyek Strategis Nasional (PSN), (2) problematika penyediaan lahan pengganti sebagai syarat alih fungsi lahan pertanian pangan, dan (3) alih fungsi lahan pertanian pangan yang terintegrasi dengan sistem irigasi. Temuan ini mengindikasikan adanya kecenderungan inkonsistensi antara tujuan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan dengan orientasi pembangunan infrastruktur, sehingga menimbulkan tantangan serius bagi keberlanjutan ketahanan pangan nasional.