Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CPS DENGAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KEDAWUNG SRAGEN Budiyastuti, Novita Ening; Chrisnawati, Henny Ekana; Setiawan, Rubono
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI Vol 1, No 4 (2017): Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI, Volume 1, Nomor 4, Juli 2017
Publisher : F.KIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.448 KB)

Abstract

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran CPS dengan pendekatan SAVI yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Kedawung, mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa setelah diterapkan  model pembelajaran CPS dengan pendekatan SAVI, dan untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan model pembelajaran CPS dengan pendekatan SAVI dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data keterlaksanaan pembelajaran, data aktivitas belajar siswa, dan data hasil belajar siswa. Data keterlaksanaan pembelajaran dan aktivitas belajar siswa diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran. Sedangkan untuk data hasil belajar siswa diperoleh dari hasil tes akhir siklus. Hasil penelitian diperoleh bahwa, persentase rata-rata aktivitas belajar siswa pada pra siklus sebesar 43,55%, pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 18,33% menjadi 61,88% dan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 16,05% menjadi 77,93%. Sedangkan dari hasil tes, persentase siswa yang tuntas pada siklus I adalah 56,67% dan pada siklus II persentase siswa yang tuntas adalah 66,67%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran CPS dengan pendekatan SAVI dapat meningkatkan aktivitas belajardan hasil belajar siswa kelas VIII C SMP Negeri 2 Kedawung tahun pelajaran 2013/2014.
UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAME TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA SMP WIDYA WACANA 2 SURAKARTA KELAS VIII TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Pratama, Mahendra Dany; Sujatmiko, Ponco; Setiawan, Rubono
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI Vol 1, No 3 (2017): Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI, Volume 1, Nomor 3, Mei 2017
Publisher : F.KIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.95 KB)

Abstract

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk Mendeskripsikan  model pembelajaran kooperatif tipe Teams Game Tournament (TGT) yang dapat meningkatkan kemandirian belajar matematikapada siswa kelas VIII SMP Widya Wacana 2 Surakarta dan mengetahui peningkatan kemandirian belajar matematika siswa kelas VIII SMP Widya Wacana 2 Surakarta setelah mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe TGT.Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data kemandirian belajar matematika siswa. Data kemandirian belajar matematika siswa diperoleh dari hasil observasi di setiap pertemuan dan hasil angket yang diberikan ke siswa di setiap akhir siklus. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah setidaknya 75% siswa termasuk kategori tinggi dalam kemandirian belajar matematika yakni diatas 75% menurut hasil observasi dan angket.Hasil penelitian meyimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT yang dapat meningkatkan kemandirian belajar matematika siswa adalah: 1) Kegiatan awal, yaitu: a) Guru membuka pelajaran dan mengajak siswa berdoa b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. c) Guru memberi motivasi mengenai kegunaan materi ataupun soal tantangan dari materi yang dipelajari d) Guru meminta siswa mengingat materi yang mendukung pembelajaran e) Guru memberikan penjelaskan mengenai teknis pelaksanaan model TGT. 2) Kegiatan Inti: a) Guru menyampaikan materi pelajaran secara umum. b) Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang heterogen. c) Guru meminta setiap kelompok mendiskusikan lembar kerja. d) Guru memantau kegiatan diskusi terus-menerus. e) Guru meminta seluruh kelompok untuk bergiliran presentasi. f) Guru meminta kelompok lain menanggapi atau bertanya. g) Guru mempersiapkan kelengkapan game dan tournament di setiap meja tournament. h) Guru mengelompokkan siswa secara homogen dari masing-masing kelompok di meja tournament i) Guru memantau jalannya game di masing-masing meja. j) Guru meminta pergeseran meja tournament ketika 1 set game selesai. k) Guru merekap hasil tournament untuk keperluan rekognisi tim 3) Penutup: a) Guru bersama-sama dengan siswa membuat simpulan. b) Guru memberikan kesempatan siswa untuk mencatat dan bertanya. c) Guru memberikan kuis kepada siswa. d) Guru memberi umpan balik berdasar hasil kuis. e) Guru memberikan pekerjaan rumah atau tugas untuk siswa. f) Guru memberikan penghargaan kelompok sesuai hasil tournament. g) Guru memberikan informasi mengenai materi pertemuan selanjutnya. h) Guru menutup pelajaran. Berdasarkan hasil angket siklus II, jika dibandingkan dengan kemandirian belajar matematika sebelum tindakan diperoleh bahwa persentase siswa  yang termasuk kategori tinggi pada indikator Personal Atributtes meningkat sebesar 57,27% menjadi 77,27%. Untuk indikator Processes meningkat 36,36% menjadi 86,36%. Untuk indikator Learning Context meningkat 71,36% menjadi 86,36%. Sedangkan hasil observasi siklus II, jika dibandingkan dengan kemandirian belajar matematika sebelum tindakan diperoleh bahwa persentase siswa  yang termasuk kategori tinggi pada indikator Personal Atributtes meningkat sebesar 66,36% menjadi 86,36%. Untuk indikator Processes meningkat 42,27% menjadi 77,27%. Untuk indikator Learning Context 77,27%.
EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM DAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATERI ATURAN SINUS, KOSINUS, DAN LUAS SEGITIGA DI SMA NEGERI 5 SURAKARTA Rahmawati, Fitri; Fitriana, Laila; Setiawan, Rubono
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI Vol 1, No 6 (2017): Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI, Volume 1, Nomor 6, November
Publisher : F.KIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.849 KB)

Abstract

Tujuan Penelitian untuk mengetahui (1) manakah yang menghasilkan prestasi belajar lebih baik antara pembelajaran dengan model pembelajaran Kuantum dan Discovery Learning; (2) manakah yang menghasilkan prestasi belajar lebih baik antara siswa dengan motivasi belajar matematika tinggi atau sedang, tinggi atau rendah, maupun sedang atau rendah; (3) pada masing-masing model pembelajaran, manakah yang menghasilkan prestasi belajar lebih baik antara siswa dengan motivasi belajar tinggi atau sedang, tinggi atau rendah, maupun sedang atau rendah; (4) pada masing-masing tingkat motivasi belajar matematika, manakah yang menghasilkan prestasi belajar lebih baik antara model pembelajaran kuantum dan model Discovery Learning pada materi Aturan Sinus, Kosinus dan Luas Segitiga.Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental semu. Populasi penelitian adalah seluruh siswa SMA Negeri 5 Surakarta kelas X IPS semester genap tahun pelajaran 2016/2017. Sampel yang digunakan yaitu 2 kelas dengan jumlah total siswa kedua kelas tersebut adalah 60 siswa. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa (1) model pembelajaran Kuantum memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada model Discovery Learning; (2) siswa dengan motivasi belajar matematika tinggi memiliki prestasi belajar yang sama baiknya dengan siswa motivasi belajar matematika sedang maupun rendah; (3) pada masing-masing model pembelajaran, siswa dengan motivasi belajar matematika tinggi menghasilkan prestasi belajar yang sama baiknya dengan siswa dengan motivasi belajar matematika sedang maupun rendah; (4) Pada masing-masing motivasi belajar matematika, pembelajaran dengan model pembelajaran Kuantum menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan model Discovery Learning pada materi Aturan Sinus, Kosinus dan Luas Segitiga
EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GI (GROUP INVESTIGATION) DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA MATERI APLIKASI TURUNAN FUNGSI DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS XI MIA SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 Rokhim, Andrean Fajar; Triyanto, Triyanto; Setiawan, Rubono
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI Vol 1, No 5 (2017): Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI, Volume 1, Nomor 5, September
Publisher : F.KIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika dilihat dari gaya belajar siswa. Model pembelajaran yang dibandingkan adalah model GI (Group Investigation) dengan pendekatan Scientific dan model pembelajaran konvensional. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental semu. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XIMIA SMA Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Sampel yang digunakan adalah2 kelas dimana kelas eksperimen terdapat 28 siswa dan kelas kontrol terdapat 32 siswa. Pengambilan sampel dilakukan secara cluster random sampling. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah instrumen angket gaya belajar matematika siswa dan tes prestasi belajar matematika. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama, kemudian dilakukan uji lanjut pasca anava yaitu uji komparasi ganda dengan menggunakan metode Scheffe.Dari penelitian ini disimpulkan bahwa (1) siswa yang diberikan model pembelajaran Group Investigation dengan pendekatan Scientific memberikan prestasi matematika yang lebih baik daripada siswa yang diberikan model pembelajaran konvensional, (2) siswa dengan gaya belajar visual memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan gaya belajar kinestetik sedangkan siswa dengan gaya belajar auditorial memiliki prestasi belajar yang sama baiknya dengan siswa dengan gaya belajar visual maupun kinestetik, (3) pada masing-masing kategori gaya belajar, siswa yang diberikan model pembelajaran GI (Group Investigation) dengan pendekatan Scientificmenghasilkan prestasi belajar yang lebih baik jika dibandingkan siswa yang diberikan model pembelajaran konvensional pada materi aplikasi turunan fungsi. 
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATERI LOGARITMA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN METAPHORMING DENGAN STRATEGI ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESMENT, SATISFACTION (ARIAS) DI KELAS X SMA AL ISLAM 1 Handayani, Hesti; Kuswardi, Yemi; Setiawan, Rubono
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI Vol 1, No 3 (2017): Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI, Volume 1, Nomor 3, Mei 2017
Publisher : F.KIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.171 KB)

Abstract

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep matematika dan motivasi belajar siswa pada materi logaritma setelah mengikuti pembelajaran dengan penerapan model metaphorming dengan strategi Assurance, Relevance, Interest, Assesment, Satisfaction (ARIAS). Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data motivasi belajar yang diperoleh dari hasil observasi tiap siklus dan data pemahaman konsep matematika siswa yang diperoleh dari hasil tes yang dilaksanakan pada tiap akhir siklus. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah 70% siswa motivasi belajarnya berada dalam kategori tinggi dan 70% siswa telah mencapai minimal level 2 untuk setiap indikator pemahaman konsep matematika siswa.Berdasarkan hasil observasi diperoleh bahwa sebelum dilakukan tindakan persentase siswa dengan motivasi belajar berada pada kategori tinggi yaitu sebesar 15,39 %, setelah dilakukan tindakan meningkat menjadi 76,93 %.  Jika dibandingkan dengan pemahaman konsep matematika siswa sebelum dilakukan tindakan, maka berdasarkan hasil tes siklus II diperoleh bahwa persentase siswa dengan pemahaman konsep matematika minimal telah mencapai level 2 pada indikator menyatakan ulang suatu konsep meningkat menjadi 71,8 %, untuk indikator menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representatif matematis meningkat menjadi 74,36 %, untuk indikator mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep meningkat menjadi 71,79 %, untuk indikator menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu meningkat menjadi 76,92 %, sedangkan pada indikator mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah meningkat menjadi 76,92 %.Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model metaphorming  dengan strategi ARIAS dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika dan motivasi belajar siswa kelas X MIA-1 SMA Al Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2014-2015.
ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN LANGKAH-LANGKAH POLYA PADA MATERI TURUNAN FUNGSI DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS-MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 Mahardhikawati, Ema; Mardiyana, Mardiyana; Setiawan, Rubono
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI Vol 1, No 4 (2017): Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI, Volume 1, Nomor 4, Juli 2017
Publisher : F.KIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.239 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah siswa berdasarkan langkah-langkah Polya pada materi turunan fungsi ditinjau dari kecerdasan logis-matematis siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Surakarta tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ditentukan melalui snowball sampling. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah 1) metode observasi, 2) metode tes meliputi tes kecerdasan logis-matematis dan tes diagnostik, 3) metode wawancara. Validasi data dilakukan dengan triangulasi metode. Hasil penelitian ini dapat dipaparkan sebagai berikut. (1) Kemampuan pemecahan masalah siswa dengan kecerdasan logis-matematis tinggi adalah: siswa mampu menentukan apa yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat; siswa mampu membuat rencana pemecahan masalah dengan tepat; siswa mampu melakukan langkah-langkah rencana pemecahan masalah dengan tepat; siswa mampu menentukan solusi alternatif untuk memecahkan masalah; tidak semua siswa memeriksa jawabannya kembali. (2) Kemampuan pemecahan masalah siswa dengan kecerdasan logis-matematis sedang adalah: siswa mampu menentukan apa yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat; siswa mampu membuat rencana pemecahan masalah namun tidak terlalu tepat; siswa mampu melakukan langkah-langkah rencana pemecahan masalah; tidak semua siswa mampu menentukan solusi alternatif untuk memecahkan masalah dan memeriksa jawabannya kembali. (3) Kemampuan pemecahan masalah siswa dengan kecerdasan logis-matematis rendah adalah: siswa mampu menentukan apa yang diketahui dan ditanyakan dengan tepat; siswa tidak mampu membuat rencana pemecahan masalah yang tepat; siswa mampu melakukan langkah-langkah rencana pemecahan masalah; siswa tidak mampu menentukan solusi alternatif untuk memecahkan masalah dan tidak memeriksa jawabannya kembali.
EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA POKOK BAHASAN ARITMATIKA SOSIAL PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN 2016/2017 DITINJAU D Rosyada, Atina; Budiyono, Budiyono; Setiawan, Rubono
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI, Volume 2, Nomor 1, Januari 2
Publisher : F.KIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.628 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika ditinjau dari kreativitas belajar matematika. Model pembelajaran yang dibandingkan adalah model pembelajaran STAD dengan pendekatan problem posing dan model pembelajaran langsung. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksperimental semu. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 14 Surakarta tahun 2016/2017. Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling. Pengumpulan data dilaksanakan dengan metode dokumentasi untuk data awal yang berupa nilai UTS Semester I tahun 2016/2017 kelas VII, metode angket untuk data kreativitas belajar matematika, dan metode tes untuk data tes prestasi belajar matematika. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. Selanjutnya dilakukan uji komparasi ganda dengan menggunakan metode Scheffe. Hasil penelitian ini adalah (1) model pembelajaran STAD dengan pendekatan problem posing memberikan prestasi belajar lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran langsung, (2) siswa dengan kreativitas belajar matematika tinggi mempunyai prestasi belajar sama baiknya dengan siswa dengan kreativitas belajar matematika sedang. Siswa dengan kreativitas belajar matematika tinggi dan sedang mempunyai prestasi belajar lebih baik dibandingkan dengan siswa dengan kreativitas belajar matematika rendah, (3) pada tiap model pembelajaran, siswa dengan kreativitas belajar matematika tinggi mempunyai prestasi belajar sama baiknya dengan siswa dengan kreativitas belajar matematika sedang, siswa dengan kreativitas belajar matematika tinggi dan sedang mempunyai prestasi belajar lebih baik dibandingkan dengan siswa dengan kreativitas belajar matematika rendah, (4) pada tiap kategori kreativitas belajar matematika, siswa yang dikenai model STAD dengan pendekatan problem posing memberikan prestasi belajar lebih baik dibandingkan dengan siswa yang dikenai model pembelajaran langsung.
ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL IDENTITAS TRIGONOMETRI PADA SISWA KELAS X SEMESTER 2 SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2015/2016 Jingga, Annisa Astra; Mardiyana, Mardiyana; Setiawan, Rubono
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI Vol 1, No 5 (2017): Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI, Volume 1, Nomor 5, September
Publisher : F.KIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.914 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persamaan dan perbedaan letak kesalahan serta faktor-faktor penyebab kesalahan yang dilakukan oleh siswa dari kelompok tinggi, kelompok sedang, maupun kelompok rendah dalam menyelesaikan soal identitas trigonometri. Subjek penelitian terdiri dari dua siswa kelompok tinggi, empat siswa kelompok sedang, dan tiga siswa kelompok rendah. Pengambilan subjek dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode dokumentasi, metode tes, dan metode wawancara. Langkah-langkah analisis meliputi reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa kesalahan yang dilakukan semua kelompok siswa adalah kesalahan berupa memutuskan menggunakan strategi  menjabarkan masing-masing hubungan perbandingan trigonometri yang mengakibatkan perhitungan menjadi rumit, penyebabnya adalah ketidakmampuan siswa menentukan hubungan antara rumus pada identitas trigonometri; kesalahan menuliskan tanda operasi matematika dan kesalahan menuliskan tanda operasi matematika dan kesalahan dalam melakukan operasi hitung bentuk aljabar, penyebabnya adalah siswa tidak teliti saat melakukan perhitungan. Kesalahan yang dilakukan oleh siswa kelompok sedang dan kelompok rendah antara lain memilih strategi mengeliminasi kedua persamaan yang mengakibatkan perhitungan menjadi rumit, salah dalam melakukan operasi hitung bentuk aljabar, ketidakmampuan siswa menyelesaikan soal dengan benar,  kesalahan berupa mengeliminasi kedua persamaan, operasi hitung tiba-tiba mengalami perubahan yang tidak semestinya. Penyebab kesalahan kedua kelompok ini adalah siswa tidak terpikirkan ide lain, kurang memahami konsep operasi hitung bentuk aljabar, kurang terampil dalam melakukan manipulasi aljabar, ketidakmampuan siswa menentukan hubungan antara rumus pada identitas trigonometri, dan salah menafsirkan tulisannya
PENERAPAN STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X-MIA MA AL-ISLAM JAMSAREN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Setiawan, Muhammad Ridwan; Chrisnawati, Henny Ekana; Setiawan, Rubono
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI Vol 2, No 2 (2018): Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI, Volume 2, Nomor 2, Maret 201
Publisher : F.KIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.127 KB)

Abstract

Penelitian tindakan kelas ini bermaksud untuk meningkatkan kemandirian belajar matematika siswa kelas X-MIA MA Al-Islam Jamsaren Surakarta tahun pelajaran 2015/2016 dengan menerapkan strategi Everyone is a Teacher Here dalam pembelajaran matematika. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah dengan metode observasi dan tes. Metode observasi digunakan untuk memperoleh data keterlaksanaan pembelajaran dan data kemandirian belajar matematika. Sedangkan metode tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa yang merupakan salah satu indikator dari kemandirian belajar matematika siswa. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah jika setiap indikator berada dalam kategori baik, yaitu persentasenya lebih dari 60%. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi Everyone is a teacher Here dapat meningkatkan kemandirian belajar matematika siswa kelas X-MIA MA Al-Islam Jamsaren Surakarta tahun pelajaran 2015/2016. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil penelitian yang menyebutkan: 1) Indikator 1 yaitu mengikuti pelajaran dengan antusias, sudah meningkat dari 47,92% pada prasiklus menjadi 73,76% pada siklus I dan menjadi 81,43% pada siklus II. 2) Indikator 2 yaitu mengajukan pertanyaan kepada teman atau guru, sudah meningkat dari 33,33 % pada prasiklus menjadi 46,33% pada siklus I dan menjadi 66,73% pada siklus II. 3) Indikator 3 yaitu menyampaikan pendapat, sudah meningkat dari 25% pada prasiklus menjadi 29,95% pada siklus I dan menjadi 65,15% pada siklus II. 4) Indikator 4 yaitu mengerjakan soal tugas/ulangan secara mandiri, sudah meningkat dari 28,13% pada prasiklus menjadi 54,50% pada siklus I dan menjadi 82,56% pada siklus II. 5) Indikator 5 yaitu hasil belajar siswa aspek kognitif, sudah meningkat dari 15,63% pada prasiklus menjadi 15,63% pada siklus I dan menjadi 75,00% pada siklus II.
ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI MENERKA LALU MENGUJI KEMBALI DAN MELIHAT DARI SUDUT PANDANG LAIN DALAM MATEMATIKA NON RUTIN UNTUK PENYELESAIAN MENCARI NILAI X PADA SUATU PERSAMAAN Ayuningrum, Satya Mardi; Setiawan, Rubono
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI, Volume 2, Nomor 1, Januari 2
Publisher : F.KIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.621 KB)

Abstract

Terdapat berbagai strategi dalam memecahkan masalah matematika, diantaranya adalah menerka lalu menguji kembali dan melihat dari sudut pandang lain. Penelitian ini akan menjelaskan tentang bagaimana memecahkan suatu permasalahan tentang mencari nilai x pada suatu persamaan dengan menggunakan kombinasi dua strategi sekaligus yakni menerka lalu menguji kembali dan melihat dari sudut pandang lain. Permasalahan yang disajikan merupakan soal olimpiade SMA baik tingkat kabupaten, tingkat provinsi maupun tingkat nasional. Metode penelitian menggunakan metode research and development yang berbasis kajian teori. Strategi menerka lalu menguji kembali dan melihat dari sudut pandang lain lebih efektif untuk menyelesaikan permasalahan tentang mencari nilai x pada suatu persamaan karena banyak manipulasi aljabar yang bisa dilakukan sehingga soal yang dikerjakan akan lebih mudah untuk diselesaikan. Pelaksanaan pemecahan masalah ini juga harus disesuaikan dengan langkah Polya yang terdiri dari empat tahapan. Langkah Polya dipakai agar cara menjawab permasalahan yang disajikan lebih terstruktur