Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

The Profile of Students’ Thinking in Solving Mathematics Problems Based on Adversity Quotient Sari, Christina Kartika; Sutopo, Sutopo; Aryuna, Dyah Ratri
Journal of Research and Advances in Mathematics Education Vol. 1, No. 1, January 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this research was to know the thinking processes of climber, camper, and quitter high school students in solving mathematical problems. This research used a qualitative descriptive method. Subjects were determined by purposive sampling. The technique of collecting data was done by task-based interviews. Based on the results of data analysis it can be concluded that: (1) the profiles of climber’s thinking processes are: (a) assimilation and abstraction  in understanding problems, (b) assimilation, accommodation, and abstraction in planning problem solving (c) assimilation, accommodation, and abstraction in implementing the plan of problem solving, and  (d) accommodation in checking the solution; (2) the profiles of camper’s thinking processes are: (a) assimilation in understanding mathematical problems, (b) assimilation, accommodation, and abstraction in planning problem solving, (c) abstraction in implementing the plan of problem solving, and (d) assimilation in checking the solution; (3) the profiles of quitter’s thinking processes are: (a) assimilation and abstraction in understanding problems, (b) assimilation, accommodation, and abstraction in planning problem solving, (c) assimilation, accommodation, and abstraction in implementing the plan of problem solving, and (d) assimilation in checking the solution.
The Profile of Students’ Thinking in Solving Mathematics Problems Based on Adversity Quotient Sari, Christina Kartika; Sutopo, Sutopo; Aryuna, Dyah Ratri
(JRAMathEdu) Journal of Research and Advances in Mathematics Education Vol. 1, No. 1, January 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jramathedu.v1i1.1784

Abstract

The purpose of this research was to know the thinking processes of climber, camper, and quitter high school students in solving mathematical problems. This research used a qualitative descriptive method. Subjects were determined by purposive sampling. The technique of collecting data was done by task-based interviews. Based on the results of data analysis it can be concluded that: (1) the profiles of climber’s thinking processes are: (a) assimilation and abstraction  in understanding problems, (b) assimilation, accommodation, and abstraction in planning problem solving (c) assimilation, accommodation, and abstraction in implementing the plan of problem solving, and  (d) accommodation in checking the solution; (2) the profiles of camper’s thinking processes are: (a) assimilation in understanding mathematical problems, (b) assimilation, accommodation, and abstraction in planning problem solving, (c) abstraction in implementing the plan of problem solving, and (d) assimilation in checking the solution; (3) the profiles of quitter’s thinking processes are: (a) assimilation and abstraction in understanding problems, (b) assimilation, accommodation, and abstraction in planning problem solving, (c) assimilation, accommodation, and abstraction in implementing the plan of problem solving, and (d) assimilation in checking the solution.
PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 1 JATEN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Novita, Aresti; Sujadi, Imam; Aryuna, Dyah Ratri
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI Vol 1, No 6 (2017): Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI, Volume 1, Nomor 6, November
Publisher : F.KIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.426 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan kemampuan koneksi matematis siswa kelas VIIIF SMP Negeri 1 Jaten tahun pelajaran 2015/2016 melalui penerapan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada materi pokok bangun ruang sisi datar. Data keaktifan siswa diperoleh dari hasil observasi selama proses pembelajaran sedangkan data kemampuan koneksi matematis siswa diperoleh dari tes akhir siklus. Dari hasil observasi pada siklus II diperoleh rata-rata persentase keaktifan siswa mencapai 80,74% dengan persentase kegiatan visual sebesar 81,26%, kegiatan lisan 74,48%, kegiatan mendengarkan 84,38%, dan kegiatan menulis 82,82%. Sedangkan dari hasil tes pada siklus II kemampuan koneksi matematis siswa untuk indikator koneksi antartopik dan prosedur matematika pada kategori baik mencapai 46,88% dan untuk indikator koneksi dengan dunia nyata yang mencapai kategori baik mencapai 34,38%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan pembelajaran CTL dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan koneksi matematis siswa kelas VIIIF SMP Negeri 1 Jaten tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini dikarenakan dalam pendekatan pembelajaran tersebut : (1) Guru memberikan permasalahan dalam kehidupan nyata yang dapat menumbuhkan kemampuan koneksi siswa (Pemodelan); (2) Dalam mengerjakan LKS, siswa berusaha aktif menemukan konsep dari materi yang sedang dipelajari (Inkuiri); (3) Kelompok siswa aktif mengerjakan Lembar Kerja Siswa untuk membangun pengetahuannya mengenai materi yang sedang dipelajari (Kontruktivisme dan Masyarakat Belajar); (4) Presentasi kelompok memberikan kesempatan siswa untuk bertanya dan menanggapi kelompok lain (Bertanya); (5) Siswa mendapat penghargaan dan mengerjakan kuis individu (Penilaian Autentik); (6) Guru mengajak siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran yang telah dipelajari (Refleksi).
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN STRUKTURAL THINK-PAIR-SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA (PENELITIAN TINDAKAN KELAS DILAKUKAN DI KELAS VIII C SMP NEGERI 1 KARTASURA TAHUN PELAJ Fawaida, Atina; Sujadi, Imam; Aryuna, Dyah Ratri
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI Vol 1, No 3 (2017): Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI, Volume 1, Nomor 3, Mei 2017
Publisher : F.KIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.231 KB)

Abstract

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan mendeskripsikan proses pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural Think-Pair-Share (TPS) yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, mendeskripsikan peningkatan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran matematika dengan penerapan model pembelajaran kooperatif TPS dan mendeskripsikan dampak penerapan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural TPS terhadap ketuntasan belajar siswa. Sumber data penelitian berasal dari hasil observasi aktivitas belajar siswa, hasil observasi proses pembelajaran dan hasil tes akhir siklus siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi dan tes. Teknik analisis data adalah dengan teknik analisis deskriptif. Validasi data dari aktivitas belajar siswa dan proses pembelajaran menggunakan teknik triangulasi penyidik. Model pembelajaran kooperatif TPS yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa adalah pada kegiatan inti terdiri dari tiga kegiatan yaitu Think guru menunjuk siswa untuk berpendapat tentang materi yang akan dipelajari dan bertanya apabila terdapat materi yang belum paham, Pair dan Share guru menunjuk pasangan lain untuk bertanya atau menanggapi terkait dengan hasil diskusi. Berdasarkan hasil observasi banyaknya siswa yang mencapai kategori aktivitas belajar siswa tinggi pada pra siklus sebesar 34,375%, siklus 1 mengalami peningkatan sebesar 12,5% menjadi 46,875% dan siklus 2 mengalami peningkatan sebesar 31,25% menjadi 78,125%. Peningkatan aktivitas belajar siswa berdampak positif pada ketuntasan belajar siswa dimana banyaknya siswa yang tuntas pada siklus 1 65,625% dan siklus 2 adalah 81,25%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif TPS dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran matematika siswa kelas VIII C SMP Negeri 1 Kartasura Tahun Pelajaran 2015/2016.
ANALISIS TINGKAT BERPIKIR SISWA KELAS VII SEMESTER II SMP NEGERI 14 SURAKARTA DALAM MEMECAHKAN MASALAH GEOMETRI BERDASARKAN TEORI VAN HIELE PADA POKOK BAHASAN BANGUN DATAR JAJARGENJANG DAN BELAH KETUPAT Molinasari, Nitha; Sujadi, Imam; Aryuna, Dyah Ratri
Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI Vol 1, No 6 (2017): Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika SOLUSI, Volume 1, Nomor 6, November
Publisher : F.KIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.625 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan tingkat dan karakteristik berpikir yang dicapai siswa kelas VII semester II SMP Negeri 14 Surakarta dalam memecahkan masalah geometri pada materi jajargenjang dan belah ketupat berdasarkan teori van Hiele. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan subjek yaitu 10 siswa kelas VII Semester II SMP Negeri 14 Surakarta. Pengambilan subyek dilakukan dengan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan metode tes dan wawancara. Validasi data dilakukan dengan triangulasi metode yaitu membandingkan data dari metode tes dan dari metode wawancara. Analisis data dilakukan melalui langkah-langkah : pengumpulan data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.Berdasarkan hasil analisis data diperoleh (1) Ditemukan siswa kelas VII SMP Negeri 14 Surakarta berada pada tingkat 0,1,2 dan 3 berdasarkan teori van Hiele. (2) Karakteristik yang ditemukan pada masing- masing tahap adalah: (a) Tahap 0 (visualisasi) karakteristiknya antara lain belum dapat membedakan 2 bangun geometri yang bentuk fisiknya hampir sama serta belum dapat membedakan bangun yang satu dengan yang lain seperti bangun jajargenjang,belah ketupat dan persegi panjang. (b) Tahap 1 (analisis) karakteristiknya antara lain belum dapat memahami susunan bentuk bangun dengan baik, hal ini terlihat dari kesalahan subjek dalam menentukan alas dan tinggi bangun jajargenjang. (c) Tahap 2 (deduksi informal) karakteristiknya antara lain mampu menjelaskan sifat bangun jajargenjang yaitu kesejajaran sisi sebagai alasan dalam pemecahan masalah. (d) Tahap 3 (deduksi) karakteristiknya antara lain mulai dapat melakukan pembuktian secara berurutan dan menggunakan sifat yang dimiliki antar 2 bangun yaitu jajargenjang dan belah ketupat.Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka tingkat berpikir ini dapat digunakan sebagai dasar penelitian lebih lanjut yang bersifat pengembangan teori. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan untuk merancang model/ strategi pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa.
PENGEMBANGAN MEDIA GAME INTERAKTIF BILINGUAL BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS Getut Pramesti; Dyah Ratri Aryuna; Ponjo Sudjatmiko; Mardiyana Mardiyana
Jurnal Infinity Vol 3, No 1 (2014): Volume 3 Number 1, Infinity
Publisher : IKIP Siliwangi and I-MES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.418 KB) | DOI: 10.22460/infinity.v3i1.p1-17

Abstract

ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pembelajaran matematika setelah dilakukan pengembangan media game interaktif bilingual berbasis pendidikan karakter pada siswa kelas XII IPS 4 SMAN I EX RSBI Karanganyar. Pengembangan media dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan penguasaan konsep materi siswa yang ditinjau dari kemampuan kognitif dan karakter siswa. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subjek siswa kelas XII IPS 4 SMAN 1 EX RSBI Karangayar.  Dibuat skenario dalam setiap siklus dengan tiga kali pertemuan dengan terlebih dahulu dilakukan pengukuran terhadap kemampuan kognitif dan karakter pada masa pra-siklus. Tiap pertemuan pada masing-masing siklus dilakukan observasi terhadap penguasaan konsep yang diukur dari kemampuan kognitif siswa dan karakter siswa. Hasil penelitian tindakan kelas pada kelas XII IPS 4 SMAN 1 Karanganyar adalah sebagai berikut 1) Pembelajaran matematika pada siswa kelas X SMAN I EX RSBI Karanganyar setelah dilakukan pengembangan media game interaktif bilingual berbasis pendidikan karakter pada pembelajaran Matapelajaran matematika berjalan dengan baik dan lancar. Salah satu indikasi dari terjadinya peningkatan penguasaan konsep materi siswa yang diukur dari kemampuan kognitif siswa, rerata prestasi siswa pada pra-siklus sebesar 53,03, meningkat pada siklus 1 sebesar 82,09 dan kembali meningkat pada siklus 2 sebesar 82,94. 2) Karakter siswa yang diukur antara lain religius, jujur, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, bersahabat/ komunikatif, senang membaca, peduli sosial, peduli lingkungan, tanggung jawab. Terjadi peningkatan kriteria karakter siswa. Jika pada pra-siklus kriteria karakter siswa cukup baik maka pada siklus 1 dan 2 meningkat menjadi baik.Kata Kunci    : bilingual, game, interaktif, karakter  ABSTRACTThe purpose of this study to investigate the learning of mathematics after the development of interactive gaming media bilingual character education based on class XII students of SMAN I EX IPS 4 Karanganyar RSBI. Media development was conducted to determine whether there is a material increase student mastery of concepts in terms of students' cognitive abilities and also the students character. This research is action class with the subjects are students in the class XII IPS 4 of SMAN 1 EX RSBI Karangayar. Scenarios created in each cycle with three meetings with prior measurements on cognitive abilities and character in pre-cycle. Each meeting of each cycle was the observation of the measured concept of astery students' cognitive abilities and character of student. Action research results on class XII IPS 4 SMAN 1 Karanganyar are as follows 1) Learning mathematics in class X SMAN I EX RSBI Karanganyar after the development of interactive gaming media bilingual education based on learning character mathematics lesson goes well and smoothly. One indication of the increasing student mastery of the material being measured concept of cognitive abilities of students, the average achievement of students in pre-cycle was 53,03, an increase in cycle 1 at 82,09 and its increased again in cycle 2 is 82,94. 2) The character of students measured which are religious, honest, disciplined, work hard, creative, independent, democratic, curiosity, recognize excellence, friendship / communicative, happy reading, social care, care for the environment, responsibility. There are an increase in students' character criteria. If the pre-cycle criteria quite well the character of students in cycle 1 and 2 increased to well.Keywords      :  bilingual, character, games, interactive
The Profile of Students’ Thinking in Solving Mathematics Problems Based on Adversity Quotient Christina Kartika Sari; Sutopo Sutopo; Dyah Ratri Aryuna
JRAMathEdu (Journal of Research and Advances in Mathematics Education) Vol. 1, No. 1, January 2016
Publisher : Department of Mathematics Education, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jramathedu.v1i1.1784

Abstract

The purpose of this research was to know the thinking processes of climber, camper, and quitter high school students in solving mathematical problems. This research used a qualitative descriptive method. Subjects were determined by purposive sampling. The technique of collecting data was done by task-based interviews. Based on the results of data analysis it can be concluded that: (1) the profiles of climber’s thinking processes are: (a) assimilation and abstraction  in understanding problems, (b) assimilation, accommodation, and abstraction in planning problem solving (c) assimilation, accommodation, and abstraction in implementing the plan of problem solving, and  (d) accommodation in checking the solution; (2) the profiles of camper’s thinking processes are: (a) assimilation in understanding mathematical problems, (b) assimilation, accommodation, and abstraction in planning problem solving, (c) abstraction in implementing the plan of problem solving, and (d) assimilation in checking the solution; (3) the profiles of quitter’s thinking processes are: (a) assimilation and abstraction in understanding problems, (b) assimilation, accommodation, and abstraction in planning problem solving, (c) assimilation, accommodation, and abstraction in implementing the plan of problem solving, and (d) assimilation in checking the solution.
Mathematics Learning Practice Training with the "MiKIR" Approach to Improve Analysis and Algebra Reasoning Abilities in Mathematics MGMP SMP Sragen Ikrar Pramudya; Mardiyana Mardiyana; Sutrima Sutrima; Ponco Sujatmiko; Dyah Ratri Aryuna
Journal of Mathematics and Mathematics Education Vol 10, No 2 (2020): Journal of Mathematics and Mathematics Education (JMME)
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jmme.v10i2.47076

Abstract

The curriculum currently applied at the junior high school level is Curriculum 2013. This curriculum focuses on student learning activities. In a sense, knowledge must be actively built by students themselves. This paradigm has been known for a long time. At least since the introduction of the concept of active student learning in 1984 by Professor Dr. Conny R. Semiawan. However, in reality the teaching and learning process that occurs is that the teacher remains the center of attention when the teaching and learning process takes place in the classroom. In other words, those who are active in learning are still teachers and students sitting quietly listening to the teacher's explanation. The challenge is whether mathematics teachers are willing and brave to change the mindset from "teacher as a learning center" to "students as a learning center". To create a teaching and learning process with "students as the learning center", of course, it must be started from the making of the learning design to the practice of its application in the learning process in the classroom. In line with these wishes and intentions, this service activity answered by providing "Training and Assistance in Mathematics Learning Practices with the" MiKIR "Approach to Improve Analytical and Algebraic Reasoning Ability for mathematics teachers who are members of the Mathematics MGMP SMP Sragen Regency. In this case, the "MiKIR" approach is interpreted as a learning approach which, when applied in a teaching and learning process, occurs in students’ situations and conditions: experiencing, interaction, communication, and reflection both between students and students and students and teachers and that means "Students as a learning center". 
Pemahaman Mahasiswa Terhadap Objek Matematika : Kasus Pada Teori Grup Dyah Ratri Aryuna; Ponco Sujatmiko
Delta: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Vol 11, No 2 (2023): DELTA : JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN MATEMATIKA
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/delta.v11i2.3470

Abstract

The aim of this research is to describe students' understanding of the objects studied in group theory, namely objects that have meaning in a context and objects that have no meaning. Understanding objects in group theory is very important because it is an initial requirement for further study of group theory. This research is qualitative research. The subjects in this research were two students in the fourth semester of the Mathematics Education Study Program, FKIP UNS. Data was obtained from observations in lectures, lecture notes and written test results. The results of the research show that students' understanding of mathematical objects that have meaning in a context and those that do not have meaning tends to be relational understanding. Subjects can determine the outcome of a problem and can also explain the reasons for the answer. This can be seen from what students do, namely: (i). Mention one member of the set to show that the set is non-empty with an illustration, (ii). Claiming one of the members of the set is an and testing it using the definition of an identity element, (iii). Examining one by one or any member of the set and claiming the inverse element by testing it using the inverse definition
Tinjauan Adversity Quotient dalam Prestasi Belajar Matematika Siswa pada Model Kooperatif Snowball Throwing Ema Prasetyaningsih Yulianti; Dyah Ratri Aryuna; Riki Andriatna
DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik Vol 7, No 3 (2023): December 2023
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jdc.v7i3.78771

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika ditinjau dari Adversity Quotient (AQ) siswa, yaitu Climber, Camper, dan Quitter. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuasi ekperimen dengan posttest only control group design. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di salah satu SMK Negeri di Kabupaten Boyolali pada tahun 2023. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak dua kelas yaitu kelas eksperimen menggunakan model Kooperatif Snowball Throwing dan kelas kontrol menggunakan model langsung yang diambil dengan cluster sampling random. Pengumpulan data menggunakan metode tes dan angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan sel tidak sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa yang mendapatkan model kooperatif Snowball Throwing lebih baik daripada prestasi siswa yang mendapatkan model langsung, baik secara umum maupun pada masing-masing tipe AQ siswa. Selain itu, pada masing-masing tipe AQ menunjukkan adanya perbedaan prestasi belajar antara Climber, Camper, dan Quitter, baik secara umum maupun pada masing-masing model pembelajaran. Siswa dengan tipe Climber memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa dengan tipe Camper dan Quitter, serta siswa dengan tipe Camper memiliki prestasi belajar yang lebih baik daripada tipe Quitter.