Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : FIRDAUS: Jurnal Keislaman, Pemikiran Islam, dan Living Qur'an

Perbedaan Qiraat Warsy dan Hafsh pada Juz 1 (Surat Al-Baqarah Ayat 1-114) Al Masithoh, Silvinatin; Rifqy, M. Amir; Farih, Ahmad
FIRDAUS: Jurnal Keislaman, Pemikiran Islam, dan Living Qur'an Vol 1 No 01 (2022): FIRDAUS: Jurnal Keislaman, Pemikiran Islam dan Living Qur'an
Publisher : Prodi IAT STAI Al Akbar Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62589/iat.v1i01.49

Abstract

Ilmu Qiraat adalah salah satu cabang dari ulumul Qur’an, yang artinya menjadi salah satu ilmu terpenting dalam pemahaman terhadap al-Qur’an. Dalam ulumul Qur’an terjadi perbedaan pemaknaan tentang sab’atu Ahruf (tujuh huruf). salah satunya adalah Qiraat Sab’ah yang sedang berkembang seperti sekarang ini. Pada awalnya tidak tidak banyak yang mengenal tentang perbedaan bacaan ini, namun sekarang bacaan Qiraat sudah lebih berkembang bahkan menjadi Qiraah arba’ah Asyra. Pada bacaab Qiraat Sab’ah terdapat tujuh imam dengan masing-masing perawi yang berbeda. Tujuh imam ini memiliki ragam bacaan yang berbeda pada tiap-tiap huruf yang dianggap sulit dalam pengucapannya. Namun untuk kita yang orang Indonesia lebih menganut pada riwayat Imam Hafs salah satu perawi dari Imam ‘Ashim. Perbedaan bacaan ini dikarenakan setiap Rawi memiliki jalur periwayatan yang berbeda, akan teteapi tetap bertemu pada sahabat Nabi atau Tabi’in. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk lebih mengenal perbedaan bacaan yang terjadi diantara para Imam Qiraat. Hal ini ditujukan agar ilmu dalam pembacaan al-Qur’an lebih mendalam dan dapat mengharagi setiap perbedaan yang terjadi. Menggunakan metode library research, mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan pembahasan kemudian dianalisis letak perbedaan bacaan pada setiap ayat dalam surat al-Baqarah. Dengan aaadaanya penelitian ini diharapkan lebih memudahkan untuk dapat membaca surat al-Baqarah dengan riwayat lain serta mengetahui letak perbedaannya.
Nilai Moral Kisah Nabi Ayub dalam Al-Quran (Studi Tafsir Tematik Wahbah Zuhaili dalam Kitab Al-Munir) Chaliqnasyinda, Risalatul; Al Masithoh, Silvinatin
FIRDAUS: Jurnal Keislaman, Pemikiran Islam, dan Living Qur'an Vol 1 No 01 (2022): FIRDAUS: Jurnal Keislaman, Pemikiran Islam dan Living Qur'an
Publisher : Prodi IAT STAI Al Akbar Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62589/iat.v1i01.50

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab beberapa pertanyaan. Pertama, bagaimana penafsiran ayat-ayat terkait kisah Nabi Ayub dalam al-Qur’an menurut Wahbah Zuhaili. Kedua, bagaimana korelasi nilai moral kisah Nabi Ayub dengan konteks kekinian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik telaah dokumen, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif analitis dalam penelitian kualitatif, yakni menafsirkan dalil-dalil tentang kisah Nabi Ayub kemudian dikaitkan dengan kejadian di era sekarang dan diambil nilai moralnya. Dari hasil penelitian, terdapat gambaran terkait kisah Nabi Ayyub secara keseluruhan pada ayat-ayat yang dipilih untuk dikaji dalam penelitian ini kemudian, ayat tersebut ditafsirkan oleh Wahbah Zuhaili dalam kitabnya Al-Munir yang dijelaskan secara gamblang terkait segi kehidupan Nabi Ayyub, dari masa kejayaannya hingga ketika Nabi Ayyub menerima ujian. Selanjutnya diambil nilai moral dari kisah tersebut serta hikmahnya. Kesimpulannya adalah ada 7 ayat dalam al-Qur’an yang berkenaan dengan kisah Nabi Ayyub dan terpisah dalam 3 surah yang berbeda yaitu QS. Shad [38] : 41-44, QS. Al-Anbiya’ [21] : 83-84 dan QS. Al-An’am [6] : 84. Ketujuh ayat ini memiliki keterkaitan satu sama lain, pada kisah Nabi Ayyub yang kemudian diambil nilai moral.
Teknologi Besi sebagai Pertahanan Militer dalam Al-Qur'an Al Masithoh, Silvinatin; Kurniawan, Ibnu Mas'ud
FIRDAUS: Jurnal Keislaman, Pemikiran Islam, dan Living Qur'an Vol 2 No 01 (2023): FIRDAUS: Jurnal Keislaman, Pemikiran Islam dan Living Qur'an
Publisher : Prodi IAT STAI Al Akbar Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62589/iat.v2i01.208

Abstract

Manusia merupakan mahluk yang diberikan berbagai kesempurnaan oleh Sang Pencipta. Berbagai kesempurnaan tersebut hadir melalui berbagai potensi yang dimilikinya. Panca indera untuk mengenal dunia secara empiris, akal untuk berpikir, dan hati untuk mencapai spiritualitas. Kesemuanya lengkap dimiliki hanya pada diri manusia. Oleh karenannya, Allah menjadikan manusia sebagai satu-satunya mahluk yang mendapat gelar khalifatullah fil ard yang bertugas untuk memakmurkan semesta beserta isinya.
Kajian Tafsir Tematik Karakteristik Ibu dalam Al-Qur'an Rahman, Azibur; Ghoniyah, Bibi; Rahmawati, Kharolina; al Masithoh, Silvinatin
FIRDAUS: Jurnal Keislaman, Pemikiran Islam, dan Living Qur'an Vol 2 No 02 (2023): FIRDAUS: Jurnal Keislaman, Pemikiran Islam dan Living Qur'an
Publisher : Prodi IAT STAI Al Akbar Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62589/iat.v2i02.226

Abstract

Penelitian ini mengetahui tentang konsep dan penyebutan kata yang bermakna Ibu dalam al Quran dengan kajian tafsir tematik. Tafsir tematik memiliki kelebihan dalam mengungkap secara komprehensif istilah dan wacana dalam al Quran. Penelitian ini berbasis library research yang bertumpu pada isitlah Ibu dalam al Qur’an, dengan cara mengumpulkan seluruh ayat yang berkonotasi makna Ibu, yakni kata al-umm, al-walidah yang terdapat dalam penyebutan 39 kali. Pertanyaan sederhana, bagaimana mengetahui karakteristik ibu dalam perspektif kajian tafsir tematik ?. Sosok ibu selalu menjadi hal menarik untuk dikaji karena statusnya yang sangat mulia. Al Quran sebagai kitab suci juga memberikan penjelasan yang utuh tentang figur, keistimewaan seorang Ibu. Berdasarkan pembahasan yang dilakukan, faktor yang mendukung keutamaan seorang ibu muncul dari peranan ibu yang secara langsung mengadakan kontak fisik dengan anak sehingga tercipta hubungan emosional yang kuat antara ibu dan anak. Selain itu, beberapa kisah ibu di dalam al-Qur’an seperti kisah ibu Musa dan ibu Maryam juga mendukung adanya keutamaan yang muncul dari seorang ibu. Al-Qur’an menggambarkannya dengan naluri batin ibu yang khawatir dan gelisah ketika seorang anak terpisah dari ibunya dan juga adanya harapan keselamatan terhadap jiwa anak dan keturunannya melalui doa yang mustajab dari seorang ibu.