Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERAN AKTIVITAS EKSTRAKURIKULER DALAM PENGEMBANGAN KETERAMPILAN SOSIAL DAN PRESTASI AKADEMIS SISWA SEKOLAH DASAR: The Role of Extracurricular Activities in Developing Social Skills and Achievement of Elementary School Students Rizkyka, Adetya Nor; Rizkina, Amalia; Ramadhani, M. Ihsan
Anterior Jurnal Vol. 23 No. 2 (2024): Anterior Jurnal
Publisher : ​Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/anterior.v23i2.6775

Abstract

This research aims to determine (1) the implementation of extracurricular activities and (2) the role of extracurricular activities in shaping students' social skills and achievements at SDN Keliling Benteng Ulu 2. The research method used a qualitative approach. Data collection methods used interviews, observations, and questionnaires. The results show that students' social skills can be developed through Pramuka and Jumat Taqwa activities. These extracurricular activities positively influence students' social skills such as communication, teamwork, leadership, and conflict resolution. Furthermore, some students who have won school or regional competitions are those who are active in Pramuka extracurricular activities. This research emphasizes the importance of schools and teachers in providing a variety of extracurricular opportunities to meet the diverse interests and abilities of students. By actively participating in extracurricular activities, students can develop into individuals with high social competence and academic success.
Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Melalui Permainan Interaktif Rizkyka, Adetya Nor
EduCurio: Education Curiosity Vol 1 No 3 (2023): Juli-Oktober 2023
Publisher : Yayasan Pendidikan Tanggui Baimbaian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah permainan interaktif berdampak pada peningkatan keterampilan berbicara dan mendeskripsikan bagaimana permainan interaktif mempengaruhi keterampilan berbicara siswa di sekolah dasar di Banjarbaru, Indonesia. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan berdasarkan Kurt. Model L. Prosedur yang digunakan adalah perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil dari siklus pertama menunjukkan bahwa keterampilan berbicara dan keterlibatan siswa meningkat seiring dengan banyaknya praktik berbicara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan permainan interaktif meningkatkan keterampilan berbicara siswa, terutama ketepatan dan minat mereka dengan menyediakan berbagai topik, permainan, dan aktivitas. Ditemukan juga bahwa menggunakan bahasa lebih sering dapat meningkatkan kefasihan mereka. Indikator keberhasilan pelaksanaan adalah: (1) Siswa lebih termotivasi dalam belajar bahasa Inggris dan terlibat dalam kegiatan berbicara; (2) Siswa aktif menjawab pertanyaan dan memberikan komentar; (3) Siswa lebih aktif dalam kegiatan berbicara selama proses belajar mengajar, dan (4) Ada banyak jenis kegiatan di setiap pertemuan, dan juga gambar-gambar yang membuat siswa tertarik untuk melakukan kegiatan tersebut. Selain itu, temuan ini juga didukung oleh rata-rata nilai berbicara siswa yang meningkat dari 53,6 pada pre-test dan menjadi 82,9 pada post-test.
Analisis Tantangan yang Dihadapi Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Islam Kalimantan dalam Mengembangkan Kemampuan Berbicara Bahasa Inggris Rizkyka, Adetya Nor
EduCurio: Education Curiosity Vol 3 No 2 (2025): Januari-Maret 2025
Publisher : Yayasan Pendidikan Tanggui Baimbaian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71456/ecu.v3i2.1130

Abstract

Kemampuan berbicara dalam bahasa Inggris menjadi tantangan signifikan bagi mahasiswa teknik elektro. Observasi menunjukkan bahwa keterampilan bahasa mereka, terutama keterampilan spesifik, masih sangat kurang berkembang, meskipun mereka memiliki keinginan untuk meningkatkan hasil belajar. Perkembangan teknologi komunikasi diharapkan dapat mendorong mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris mereka secara efektif. Penelitian ini berfokus pada mahasiswa yang secara konsisten menghadapi hambatan unik dalam menguasai bahasa tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa teknik elektro dalam mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris. Data untuk penelitian ini diperoleh dari populasi yang terdiri dari 30 mahasiswa teknik elektro yang bersedia berpartisipasi. Penelitian ini menggunakan metode analisis data kualitatif yang didukung oleh instrumen untuk mengukur tingkat kecemasan melalui kuesioner yang diadaptasi dari Horwitz’s Foreign Language Anxiety Scale (FLAS). Kuesioner tersebut terdiri dari 15 item yang dianalisis menggunakan skala Likert dengan rentang 1 hingga 5. Untuk meningkatkan kemampuan berbicara, pendekatan komunikatif dan teknik role-playing diterapkan, memungkinkan mahasiswa untuk berlatih secara intensif melalui percakapan berbasis teks yang terdiri dari 4 hingga 10 dialog. Penelitian ini mengikuti model Classroom Action Research (CAR), yang mencakup siklus perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang dilakukan dalam dua siklus. Analisis Likert menunjukkan bahwa peserta jarang berlatih dengan cepat, mengalami kepanikan (65%), kesulitan menghafal (52%), lambat merespons (63,2%), kurang percaya diri (65,6%), takut membuat kesalahan (64%), takut dikritik (68%), takut dinilai (64,8%), merasa kurang mampu untuk berpartisipasi (67,2%), kesulitan menulis (71%), dan kesulitan memahami instruksi (61,1%).
Youth Empowerment Workshop: Building Youth Capacity to Contribute to the Improvement of the Youth Development Index in South Kalimantan Rakhmawati, Aneta; Rizkyka, Adetya Nor
Jurnal Abdimas Vol. 29 No. 1 (2025): June 2025
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/4anz5x46

Abstract

According to Undang-Undang Nomor 40 tahun 2009 pasal 16, Youth who play an active role are a moral force, social control, and agents of change in all aspects of national development. However, many youths are unsure how to begin participating and playing active roles in society. They often doubt their ability to contribute, lack of education, information access, and resources frequently become the primary obstacle. To address these challenges and improve the Youth Development Index (YDI), as well as support the youth development strategies of the Ministry of Youth and Sports of the Republic of Indonesia (Kemenpora), Purna Caraka Muda Indonesia (PCMI) South Kalimantan and Gen Z Movement organized a seminar aimed at providing adequate education, training, and support. The program aimed to boost youths' confidence and motivation to engage in social projects. The seminar was attended by 200 youths, including members of various communities and university students in Banjarmasin. The implementation methods involved presentations from two keynote speakers, followed by an interactive discussion session. Subsequently, participants were divided into 10 groups to design social project plans and deliver presentations. Evaluation results indicated that 65% of participants were very satisfied, and 35% were satisfied with the seminar. Furthermore, over 90% of participants reported that the seminar helped them understand how to design effective social projects. This activity demonstrates the potential for structured seminars to empower youth and foster their active participation in society development