Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

QIRĀ’ĀT AL-‘ASYR AN-NĀFĪʻIYYAH (STUDI TENTANG SANAD DAN KONTROVERSI PERAWI IMAM NÂFIʻ) Muhtadin, Khoirul; Pranata, Sofyan Puji; Mustofa Kamal, Muhammad Ali; Aqdi, Hifdi Salimatul; Permatasari, Oktaviani
Dar el-Ilmi : Jurnal Studi Keagamaan, Pendidikan dan Humaniora Vol 10 No 2 (2023): Oktober
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Islam Darul 'Ulum Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/darelilmi.v10i2.5067

Abstract

The popularity of qirā’āt al-'asyr an-nāfī'iyyah in Morocco or Moroccan qira'at has recently been interesting to study academically. This research on qira'at or variants of al-Qur'an reading is descriptive qualitative in nature to explain how the history, status and quality of sanad refer to the works used as references for qira'at al-asyr an-nāfī’iyyah, especially the works of ad-Dāni's work. There has not been much research on qira'at, especially conducted by Indonesian academics. This reading is very interesting, although it should not be popularized with the term qira'at or history, but more precisely with the term ṭarīq , because what is called qira'at al-'asyr an-nāfī’iyyah is actually the ten ṭarīq of Imam Nāfi’ through the path of four narrators him, namely Qolun, Warsy, Isma'il and Ishaq. The four narrators and ten tariqs were mentioned by Imam Ad-Dāni in the book at-ta'rif fi ikhtilaf ar-ruwah 'an-nafi. This book is the main reference in taking the sanad qira'at al-'asyr an-nāfī’iyyah. Apart from that, of course there are also other ad-Dāni books that are used as references, such as the al-mufradat as-sab' book. This qira'at is sanad mutawatir according to Moroccan ulama' and has only been studied by students from outside Morocco. Saudi ulama' consider syadz and prohibit using the history of Imam Nāfi’ from other than Qolun and Warsy mentioned by Imam Ad-Dāni in the book at-ta'rif. Meanwhile, some Syrian ulama’ chose tawaquf.
Konstruksi Al-Qirā’at Al-‘Āsyr Terhadap Penafsiran Ayat-Ayat Hukum Menurut Al-Jashash dan Ilkiya Al-Harashi Pranata, Sofyan Puji
Al-Fath Vol 14 No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Department of Ilmu al-Qur'an dan Tafsir, Faculty of Ushuluddin and Adab, State Islamic University of Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/alfath.v14i2.3664

Abstract

al-qira’at ialah cara membaca ayat al Qur’an yang berupa wahyu Allah, dipilih oleh salah satu imam ahli al-qira’at berbeda dengan ulama lain, berdasarkan riwayat mutawatir sanadnya dan selaras dengan kaidah-kaidah bahasa arab serta cocok dengan bacaan terhadap tulisan al-Qur’an yang terdapat dalam salah satu mushaf ‘ustmani. Dalam membentengi keabsahan al-Qur’an dan bacaannya (qira’at), para ulama memiliki standar dan syarat-syarat yang berbeda satu sama lainnya dalam menetapkan bacaan yang dapat diterima (shahih) ataupun bacaan yang ditolak. Hal ini dilakukan karena dalam perjalanannya, al-qira’at telah mengalami perusakan dan pemalsuan. Ibn Al-Jazari (w. 833 H) memberikan syarat yaituالسند صحة al-qira’at tersebut harus memiliki ketersambungan sanad yang ṣahih; العربية مطلقا موافقة al-qira’at tersebut harus sesuai dengan kaidah bahasa Arab secara mutlak; dan تقدير ولو مطابقة الرسم al-qira’at tersebut sesuai dengan rasm al - mushaf meskipun tidak harus sama.
AL-QIRĀ'ĀT AL-‘ASYR AND ITS INFLUENCE ON THE INTERPRETATION OF AHKAM VERSES: CASE STUDY OF TAFSIR AL-QURTHUBI Pranata, Sofyan Puji; Rohman, Abdul
Zawiyah: Jurnal Pemikiran Islam Vol 10 No 1 (2024): Juli 2024
Publisher : IAIN Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31332/zjpi.v10i1.8685

Abstract

Tafsir al-Qur’an pada hakikatnya akan senantiasa tetap diproduksi oleh para ulama di setiap masanya. Salah satu alat untuk menafsirkan ayat al-Qur’an tersebut adalah dengan menggunakan ilmu qirā’āt. Tujuan tulisan ini adalah untuk membahas mengenai penggunaan ilmu qirā’āt dalam tafsir dan pengaruh dari qirā’āt sepuluh terhadap penafsiran ayat-ayat hukum dalam tafsir Al-Qurthubi. Tulisan ini menggunakan metode library research yang merujuk langsung kepada referensi utama yaitu tafsir al-Qurthubi dan kitab-kitab yang berkaitan dengan ilmu qirā’āt serta merujuk pada artikel jurnal yang masih relevan dengan tema penelitian. Sedangkan penyajian penelitian menggunakan pendekatan deskriptif analisis. Hasil penelitian menunjukan bahwa ilmu qirā’āt sangat berperan dalam menafsirkan al-Qur’an, karena terbukti bisa memperjelas beberapa kata dalam suatu ayat yang masih samar maknanya; dan tafsir ayat-ayat hukum dalam tafsir al-Qurthubi sangat dipengaruhi oleh adanya qirā’āt sepuluh yang sudah dianggap shahih oleh para ulama. Masing-masing qirā’āt yang digunakan memberikan implikasi makna yang berbeda bagi setiap ayat yang ditafsirkan terutama ayat hukum.