Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Determinant Factors of Contact Dermatitis on Tofu Factory Workers in Kupang City Tanesab, Delto Loisandro; Syamruth, Yendris K.; Riwu, Yuliana Radja
Lontar : Journal of Community Health Vol 5 No 3 (2023): September 2023
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/ljch.v5i3.7745

Abstract

Contact dermatitis is a skin inflammation due to exposure to certain substances which can cause irritation or allergic reactions. An initial survey of several tofu factories in Kupang City found that workers with dermatitis contact symptoms such as peeling skin, itching, and dry and scaly skin. The prevalence of allergic skin diseases such as contact dermatitis in Kupang City in 2018 was (5,5%). This study aims to determine the associated factor with the incidence of contact dermatitis in tofu factory workers. The research used a quantitative approach method with a type of case-control study. The study started from June to July 2022 in 8 tofu factories with a license to operate for more than one year in Kupang City. Calculate the sample size using the Lemeshow formula. There are 46 workers divided into 23 case samples and 23 control samples with a ratio of 1:1. Based on the study results. It was shown that the variables that had a relationship with the incidence of contact dermatitis were personal hygiene, years of service, and frequency of contact. In contrast, the variables that had no association were the use of PPE, age, temperature, and humidity. Suggestions for tofu factory workers are that they can be expected to maintain personal hygiene and reduce the frequency of contact with chemicals to avoid susceptibility to skin diseases such as contact dermatitis.
HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN SELF CARE PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II DI PUSKESMAS OESAPA KOTA KUPANG Rusnah, Fitrian; Syamruth, Yendris K.; Wahyuni, Maria M. Dwi; Weraman, Pius
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 3 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i3.35355

Abstract

Diabetes melitus adalah gangguan metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah yang disebut hiperglikemia dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Menurut IDF tahun 2021, tercatat sebanyak 537 juta orang dewasa umur 20-79 tahun menderita diabetes di seluruh dunia. Penderita diabetes perlu melakukan self care dalam kehidupan sehari-hari untuk mengontrol glukosa darah dan mencegah terjadinya komplikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan self efficacy dan dukungan keluarga dengan self care pada penderita diabetes melitus tipe II di Puskesmas Oesapa Kota Kupang. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh penderita diabetes melitus tipe II di Puskesmas Oesapa dengan jumlah 317 orang. Teknik sampling menggunakan simple random sampling dengan sampel berjumlah 120 orang. Data dianalisis menggunakan uji Korelasi Spearman dengan signifikansi ?=0,05. Hasil penelitian menunjukan bahwa self efficacy dan dukungan keluarga berhubungan dengan self care yaitu dimensi level (p=0,001) dengan nilai r=0,310, dimensi strength (p=0,007) dengan nilai r=0,243, dimensi generality(p=0,000) dengan nilai r=0,586, dukungan emosional (p=0,013) dengan nilai r=0,225, dukungan penghargaan (p=0,001) dengan nilai r=0,302, dukungan instrumental (p=0,000) dengan nilai r=0,679, dan dukungan informasi (p=0,019) dengan nilai r=0,213. Diharapkan petugas puskesmas dapat merancang program edukasi yang efektif untuk menigkatkan pengetahuan penderita diabetes tentang pentingnya melakukan self care dalam mendukung perbaikan penyakitnya.
Penentuan Daya Dukung Lingkungan Dalam Pemanfaatan Ruang Wilayah Desa Pana, Kecamatan Kolbano, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Boimau, Gabriel Charles; Soetedjo, I.N Prijo; Syamruth, Yendris K.
Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan Vol 11, No 3 (2024)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPeraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Nomor 1 Tahun 2011 dan Perda Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) Nomor 10 Tahun 2012, menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Desa Pana sebagai kawasan pertanian pangan, perkebunan dan pertenakan kecil, serta non pertanian. Penentuan RTRW diperlukan analisis Klasifikasi Kemampuan Lahan, Tingkat Bahaya Erosi (TBE) dan Kualitas Kesehatan Tanah yang bertujuan untuk mengetahui daya dukung lingkungan. Metode yang digunakan yakni, klasifikasi kemampuan lahan merujuk pada PerMen LH Nomor 17 Tahun 2009, TBE menggunakan rumus USLE dan Kualitas Kesehatan Tanah menggunakan 12 indikator. Berdasarkan hasil analisis pemanfaatan ruang wilayah Desa Pana yakni, Satuan Lahan (SL2, SL3, SL6, SL8, SL10 dan SL13) sebagai kawasan pertanian, Satuan Lahan (SL2, SL3, SL4 SL6, SL7, SL8, SL10 dan 13) sebagai kawasan perternakan kecil dan Satuan Lahan (SL1, SL2, SL3, SL4 SL6, SL7, SL8, SL9, SL10 dan 13) sebagai kawasan non pertanian.Kata kunci : klasifikasi kemampuan lahan, kualitas kesehatan tanah, tingkat bahaya erosi ABSTRACT Regional Regulation of Nusa Tenggara Timur (NTT) Number 1 of 2011 and Regional Regulation of Timor Tengah Selatan Regency (TTS) Number 10 of 2012, stipulates the Regional Spatial Plan (RTRW) of Pana Village as an area for food agriculture, plantations and small livestock, and non-agriculture. Determination of RTRW requires analysis of Land Capability Classification, Erosion Hazard Level (TBE) and Soil Health Quality which aims to determine the environmental carrying capacity. The method used is land capability classification referring to PerMen LH Number 17 of 2009, TBE uses the USLE formula and Soil Health Quality uses 12 indicators. Based on the results of the analysis of the use of space in the Pana Village area, namely, Land Units (SL2, SL3, SL6, SL8, SL10 and SL13) as agricultural areas, Land Units (SL2, SL3, SL4 SL6, SL7, SL8, SL10 and 13) as small livestock areas and Land Units (SL1, SL2, SL3, SL4 SL6, SL7, SL8, SL9, SL10 and 13) as non-agricultural areas.Keywords : erosion hazard level, land capability classification, soil health quality
Factors Related to Rabies Prevention Measures in Nangapanda Community Health Center, Ende, East Nusa Tenggara Prihartini, Yuniarti; Syamruth, Yendris K.; Hinga, Indriati A. Tedju
Journal of Health Promotion and Behavior Vol. 8 No. 2 (2023)
Publisher : Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26911/thejhpb.2023.08.02.02

Abstract

Background: Rabies is an acute infectious disease of the central nervous system caused by the rabies virus and transmitted through the bites of Rabies Transmitting Animals (HPR), especially dogs. The bite of an unvaccinated rabies-infecting animal is the cause of most cases of rabies which can lead to death. This study aimed to determine the factors related with the prevention of rabies in the community in the working area of the Nangapanda Community Health Center, Ende, East Nusa Tenggara. Subjects and Method: This cross-sectional study was conducted in the working area of the Nangapanda Public Health Center, Ende Regency from August to September, 2022. A total of 116 families were selected for this study. The dependent variable is rabies prevention measures and the independent variable is knowledge and attitude. Data were analyzed using the chi-square test. Results: Good knowledge (OR= 19.25; 95% CI= 5.94 to 62.36; p<0.001), and positive attitude (OR= 0.11; 95% CI= 0.02 to 0.53; p= 0.001) are associated with rabies prevention measures. Conclusion: There is a significant relationship between knowledge and attitude toward rabies disease prevention measures. Keywords: rabies, action, prevention. Correspondence: Yuniarti Prihartini. Study Program in Public Health, Faculty of Public Health, Universitas Nusa Cendana. Jl. Lasiana, Klp. Lima, Kupang, East Nusa Tenggara. Email: unny12835@gmail.com. Mobile: +62 821-8780-4312.
PEMETAAN PREDIKSI KEJADIAN TUBERKULOSIS BERDASARKAN WILAYAH KECAMATAN DI KABUPATEN SIKKA TAHUN 2025-2029 Haba, Febrian Trisan; Syamruth, Yendris K.; Tira, Deviarbi Sakke; Adu, Apris A.
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i1.44040

Abstract

ABSTRAK Tuberkulosis adalah penyakit menular yang menyebabkan tingginya angka kematian. Kementerian Kesehatan RI telah menjadikan TB sebagai salah satu program prioritas nasional, namun masih banyak kasus yang tidak terdeteksi dan pasien yang terinfeksi menjadi sumber penularan baru. Insiden kasus TB di Kabupaten Sikka mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pemetaan prediksi TB dapat memberikan informasi mengenai tingkat endemisitas suatu wilayah, serta kemungkinan jumlah kasus di setiap wilayah dalam beberapa tahun ke depan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan analisis time series menggunakan metode trend line. Trend line digunakan untuk menjadikan data historis sebagai dasar dalam membuat pola atau kecenderungan. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh data kasus Tuberkulosis di Kabupaten Sikka dari tahun 2020-2024. Hasil penelitian menunjukan sebaran kasus TB pada periode 2020-2024 cenderung meningkat, meskipun terjadi penurunan pada tahun 2024. Prediksi jumlah kasus TB di masa depan terus meningkat meskipun distribusinya menunjukkan fluktuasi di tingkat kecamatan.  Penelitian ini akan memperkuat upaya pengendalian TB di tingkat masyarakat dan pemerintah sehingga dapat dilakukan intervensi yang lebih tepat dan efisien dalam mengatasi penyebaran TB.
FAKTOR RISIKO KEJADIAN KEMATIAN NEONATAL DI KOTA KUPANG Wangge, Mery Christine Weu; Lada, Christina Olly; Wahyuni, Maria M. Dwi; Roga, Anderias Umbu; Syamruth, Yendris K.
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i1.44042

Abstract

Kematian neonatal merupakan kematian yang terjadi selama 28 hari pertama kehidupan setelah bayi dilahirkan. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor risiko kejadian kematian neonatal di Kota Kupang. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional kuantitatif analitik, dengan pendekatan desain kasus kontrol di Kota Kupang dengan sampel 36 kasus dan 72 kontrol dengan perbandingan 1:2 dengan macthing jenis kelamin bayi berdasarkan tehnik total sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan univariat, bivariat dan multivariat. Analisis regresi logistik menunjukan variabel yang berpengaruh terhadap kejadian kematian neonatal adalah status perkawinan (OR = 0,256, nilai p = 0,003), umur ibu (OR = 3,816, nilai p = 0,002), status gizi ibu (OR = 4,345, nilai p = 0,041), berat badan lahir (OR = 34,794, nilai p = 0,000), asfiksia (OR = 44,200, p = 0,000), infeksi (OR = 43,591, p = 0,001), status kehamilan (OR = 21,649, p = 0,001), dan riwayat kunjungan antenatal (OR = 31, 678, nilai p = 0,001). Sedangkan variabel yang tidak berpengaruh terhadap kejadian kematian neonatal adalah kelahiran prematur (OR = 2,238, p = 0,434), riwayat penyakit neonatus (OR = 2,962, p = 0,273) dan komplikasi persalinan (OR = 0,601, p = 0,582). Variabel yang paling berisiko berpengaruh terhadap kejadian kematian neonatal adalah asfiksia dengan nilai OR = 4,526, nilai p = 0,000. Peningkatan upaya preventif dan promotif kesehatan masyarakat serta penerapan fungsi manajemen perlu keterlibatan semua unsur puskesmas dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pengorganisasian serta pengawasan pelaksanaan kegiatan dalam pencapaian standar pelayanan minimal program KIA di Kota Kupang.
The Effect of Social Isolation on the Mental Health of Families of COVID-19 Patients in Kupang City Nalle, Yabes Nindy Elicia; Syamruth, Yendris K.
Timorese Journal of Public Health Vol 7 No 1 (2025): Timorese Journal of Public Health
Publisher : Faculty of Public Health, Nusa Cendana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/tjph.v7i1.21154

Abstract

The COVID-19 pandemic has caused stress at various levels of society. Concern and fear of this virus triggers a negative stigma, especially towards infected individuals, including the families of patients who died from COVID-19. This stigma can have a significant impact on the mental health of the family left behind. This study aims to analyze the effect of social exclusion on the mental health of families of COVID-19 patients who died in Kupang City. This study used a quantitative method with a cross-sectional design and involved 95 respondents. Data were collected using questionnaires and analyzed by simple linear regression. The results of this study show that social exclusion has a significant influence on the mental health of families of COVID-19 victims in Kupang. Based on simple linear regression analysis, a determination coefficient (R²) of 0.310 was obtained, which means that social exclusion contributed 31.0% in influencing mental health. Meanwhile, the remaining 69.0% were influenced by other factors not examined in the study, such as economic factors, social support, and the individual's psychological condition before experiencing social exclusion. Thus, this study confirms that social exclusion is a factor that affects the mental health of the families of COVID-19 patients who died. Therefore, more attention is needed from various parties to support individuals who experience social exclusion in order to maintain their mental well-being.
Hubungan Kontrol Diri terhadap Perilaku Phubbing Pada Mahasiswa Psikologi Universitas Nusa Cendana Sumbi, Faridwan Rizky Chandra; Syamruth, Yendris K.; Takalapeta, Theodora; Junias, Marylin Susanti
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v9i2.30608

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kontrol diri daan perilaku phubbing pada mahasiswa. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif koresional, studi ini melibatkan 101 mahasiswa Psikologi Universitas Nusa Cendana Angkatan 2020 yang dipilih melalui teknik Proportionate Stratified Random Sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner skala kontrol diri (berdasarkan Averill, 1973) dan skala phubbing (berdasarkan Karadaǧ et al., 2015), serta dianalisis dengan uji korelasi Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan negatif yang kuat dan signifikan secara statistik antara kontrol diri dan perilaku phubbing (r = -0,746; p < 0,001).Temuan ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat kontrol diri mahasiswa, semakin rendah kencederungan mereka untuk terlibat dalam perilaku phubbing. Studi ini menyoroti pentingnya pengembangan kontrol diri sebagai strategi untuk memitagasi perilaku phubbing di lingkungan akademik.
GAMBARAN KETERSEDIAAN VAKSIN ANTI RABIES (VAR) SEBAGAI UPAYA PENGENDALIAN RABIES BERBASIS ONE HEALTH DI KABUPATEN KUPANG Ingtyas, Tesalifu; Larasati, Galuh Wiedani K. D.; Rahayu, Tanti; Syamruth, Yendris K.
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.46727

Abstract

Rabies merupakan penyakit zoonosis yang bersifat fatal, disebabkan oleh virus dari genus Lyssavirus (famili Rhabdoviridae), yang menyerang sistem saraf pusat mamalia, termasuk manusia, dan mengakibatkan sekitar 55.000 kematian setiap tahun di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Kabupaten Kupang yang merupakan salah satu wilayah endemis rabies di Provinsi Nusa Tenggara Timur mencatatkan empat kasus kematian akibat rabies selama tahun 2024. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan ketersediaan Vaksin Anti Rabies (VAR) berdasarkan enam aspek manajemen farmasi, yakni perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, penggunaan, dan pelaporan, dengan pendekatan one health. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif melalui wawancara mendalam (in-depth interview) terhadap 13 informan dari instansi terkait. Data hasil wawancara ditranskrip dan disajikan dalam bentuk narasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan dilakukan secara mandiri oleh Dinas Kesehatan dan Dinas Peternakan. VAR diperoleh Puskesmas dan Puskeswan berdasarkan formulir permintaan dan disimpan dalam lemari pendingin bersuhu 2–8°C, serta diberikan kepada korban gigitan Hewan Penular Rabies (HPR). Penggunaan vaksin dibedakan antara hewan dan manusia, dengan pengawasan dokter dan dokter hewan. Pelaporan dilakukan secara manual dan digital melalui aplikasi SMILE (manusia), serta WVS dan iSIKHNAS (hewan). Kesimpulannya, pelaksanaan ketersediaan VAR pada enam aspek, baik untuk manusia maupun hewan, telah berjalan dengan cukup optimal, akan tetapi masih terdapat beberapa kendala seperti; distribusi ke daerah terpencil yang memengaruhi kualitas vaksin, keterbatasan akses internet yang menghambat pelaporan melalui WVS dan iSIKHNAS, rendahnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya rabies, serta sulitnya pengendalian populasi anjing liar meskipun telah diterbitkan surat edaran pemerintah.
HUBUNGAN TINGKAT STRES DAN STATUS GIZI DENGAN GANGGUAN SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI FKM UNDANA Febiola, Febiola; Syamruth, Yendris K.; Tira, Deviarbi Sakke; Weraman, Pius
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.47343

Abstract

Gangguan siklus menstruasi merupakan salah satu masalah reproduksi yang umum terjadi pada wanita usisa pinggiran kota, termasuk mahasisiwi. Siklus menstruasi normalnya adalah 21-35 hari. Siklus menstruasi <21 hari disebut polimenorea, >35 hari disebut oligomenorea, dan tidak mengalami menstruasi selama tiga bulan atau lebih disebut amenorea. Ketidakteraturan siklus menstruasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor termasuk tingkat stres dan status gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres dan status gizi dengan gangguan siklus menstruasi pada mahasisiwi FKM Undana. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain cross-sectional . Sampel penelitian berjumlah 76 orang dengan pemilihan sampel menggunakan metode stratified random sampling . Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji statistik chi-square. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara tingkat stres (p=0,020 < 0,05) dan status gizi (p=0,038 < 0,05) dengan gangguan siklus menstruasi pada mahasiwi FKM Undana. Nilai koefisien kontingensi tingkat stres (C=0,364) dan status gizi (C=0,28), artinya keduanya memiliki keeratan hubungan lemah dengan gangguan siklus menstruasi. Mengelola stres dengan manajemen waktu yang baik serta menjaga status gizi dengan pola makan seimbang dan asupan nutrisi yang cukup merupakan rekomendasi penting untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kata kunci: Gangguan Siklus Menstruasi, Mahasiswi,Status Gizi, Tingkat Stres