Diniaty, Rossa
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penghalang Oksidatif Akar Padi terhadap Keracunan Besi Sujinah, Sujinah; Diniaty, Rossa
Seminar Nasional Lahan Suboptimal Vol 10, No 1 (2022): Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal ke-10 “Revitalisasi Sumber Pangan N
Publisher : Pusat Unggulan Riset Pengembangan Lahan Suboptimal (PUR-PLSO) Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sujinah, Diniaty R. 2022. Oxydative barrier of rice roots against iron toxicity. In: Herlinda S et al. (Eds.), Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal ke-10 Tahun 2022, Palembang 27 Oktober 2022. pp. 495-503. Palembang: Penerbit & Percetakan Universitas Sriwijaya (UNSRI).Most of the mineral soils in swamps contain iron and under anaerobic and low pH, Fe3+ is reduced to Fe2+ which is easily soluble and absorbed by roots. Excessive of Fe2+ cause toxicity plants which will interference various plant metabolism. Iron is absorbed by roots into the root tissue, then transported through the xylem to the shoots. Precipitation of Fe2+ in plant tissues causes excessive production of reactive oxygen species (ROS), especially hydroxyl radical (OH-) through Fenton reacion, thereby damaging cell structures, membranes, DNA, and protein in plants. This paper will discuss how plant can avoid excess iron in the root area. The root tip is the first part that will get iron toxicity. At the tip of the root (root cap) produces cells called root border cells (RBCs) which play a role in protecting the roots from abiotic stress. In flooded conditions, there is a release of oxygen into the rhizosphere by aerenchyma, or called radial oxygen loss (ROL) which will induce the formation of iron plaque. The formation of iron plaque will the interfere with the absorption of root nutritions. One of the tolerance mechanisms that occur at the root level is the exclusion evasion through the ROL barrier and the entry of iron by forming lignin in the root cell wall.
Identifikasi Jenis Tanaman Pewarna Alam Di Sentra Tenun Ulap Doyo Di Kabupaten Kutai Kartanegara Alaydrus, Ali Zainal Abidin; Sriwahyuni, Indah; Diniaty, Rossa; Prasetyo, Rahadian Adi
Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab Vol 8, No 1 (2025): Agroekoteknologi Tropika Lembab Volume 8 Nomor 1 Agustus 2025
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jatl.8.1.2025.17839.25-29

Abstract

Industri tenun ulap doyo di Kabupaten Kutai Kartanegara tidak hanya menjadi bagian dari sektor ekonomi lokal, tetapi juga merupakan komponen penting dalam warisan budaya Kalimantan Timur yang sarat nilai sejarah dan tradisi. Pada proses produksi tenun ulap doyo, penggunaan tanaman pewarna alami memainkan peran esensial, memberikan karakteristik unik dan autentik pada hasil akhir. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian mengenai jenis tanaman pewarna alami yang digunakan dalam industri tenun ulap doyo di wilayah tersebut. Penelitian ini menggunakan metode survei, pengumpulan data sekunder, serta identifikasi tanaman pewarna. Analisis data dilakukan secara deskriptif, dengan data diperoleh melalui wawancara, observasi lapangan, dan pengamatan langsung terhadap tanaman pewarna yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 12 spesies tanaman yang dimanfaatkan sebagai pewarna alami dalam industri tenun ulap doyo di Kelurahan Loa Ipuh, Kabupaten Kutai Kartanegara. Tanaman tersebut meliputi Bayur (Pterospermum javanicum), Mahoni (Swietenia macrophylla), Bungur (Lagerstroemia speciosa), Mangga (Mangifera indica), Ketapang (Terminalia catappa), Kesumba Keling (Bixa orellana), Indigo (Indigofera tinctoria), Durian (Durio spp.), Bengkal (Nauclea orientalis L.), Kunyit Hutan (Curcuma longa), Rambutan (Nephelium lappaceum L.), dan Secang (Biancaea sappan L.). Organ tanaman yang dimanfaatkan meliputi daun, batang, buah, dan akar, dengan variasi warna yang dihasilkan antara lain coklat, merah, ungu, hijau muda, jingga, biru, hitam, dan kuning. Studi ini berhasil mendokumentasikan keanekaragaman tanaman pewarna alami serta mengidentifikasi kontribusi potensial dari setiap bagian tanaman dalam menghasilkan spektrum warna tertentu. Hasil penelitian ini diharapkan mendukung pelestarian sumber daya hayati lokal serta kelestarian budaya.