Industri tenun ulap doyo di Kabupaten Kutai Kartanegara tidak hanya menjadi bagian dari sektor ekonomi lokal, tetapi juga merupakan komponen penting dalam warisan budaya Kalimantan Timur yang sarat nilai sejarah dan tradisi. Pada proses produksi tenun ulap doyo, penggunaan tanaman pewarna alami memainkan peran esensial, memberikan karakteristik unik dan autentik pada hasil akhir. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian mengenai jenis tanaman pewarna alami yang digunakan dalam industri tenun ulap doyo di wilayah tersebut. Penelitian ini menggunakan metode survei, pengumpulan data sekunder, serta identifikasi tanaman pewarna. Analisis data dilakukan secara deskriptif, dengan data diperoleh melalui wawancara, observasi lapangan, dan pengamatan langsung terhadap tanaman pewarna yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 12 spesies tanaman yang dimanfaatkan sebagai pewarna alami dalam industri tenun ulap doyo di Kelurahan Loa Ipuh, Kabupaten Kutai Kartanegara. Tanaman tersebut meliputi Bayur (Pterospermum javanicum), Mahoni (Swietenia macrophylla), Bungur (Lagerstroemia speciosa), Mangga (Mangifera indica), Ketapang (Terminalia catappa), Kesumba Keling (Bixa orellana), Indigo (Indigofera tinctoria), Durian (Durio spp.), Bengkal (Nauclea orientalis L.), Kunyit Hutan (Curcuma longa), Rambutan (Nephelium lappaceum L.), dan Secang (Biancaea sappan L.). Organ tanaman yang dimanfaatkan meliputi daun, batang, buah, dan akar, dengan variasi warna yang dihasilkan antara lain coklat, merah, ungu, hijau muda, jingga, biru, hitam, dan kuning. Studi ini berhasil mendokumentasikan keanekaragaman tanaman pewarna alami serta mengidentifikasi kontribusi potensial dari setiap bagian tanaman dalam menghasilkan spektrum warna tertentu. Hasil penelitian ini diharapkan mendukung pelestarian sumber daya hayati lokal serta kelestarian budaya.
Copyrights © 2025